Mei 06, 2010

Tentang MahaR

Tentang mahar
(Ketika ku mendengar obrolan dua orang yang bersiap mendekati masa perninakahan)
Mahar (shidaq) yang berarti kebenaran. Mahar menunjukkan kebenaran dan kesungguhan cinta kasih laki-laki yang meminangnya. Mahar merupakan bukti kebenaran ucapan laki-laki atas keinginannya untuk menjadi suami bagi orang yang dicintainya. Mahar bukanlah harga atas diri seorang wanita. Tetapi ia membuktikan kebenaran kesungguhan cinta dan kasih sayang laki-laki yang bermaksud kepadanya.
Jadi makna mahar dalam sebuah pernikahan lebih dekat kepada syariat agama dalam rangka menjaga kemulian peristiwa suci. Kelak mahar merupakan aspek penting yang banyak memberi pengaruh apakah sebuah pernikahan akan barakah atau tidak.
Abu Thalhah & Ummu Sulaim
Ada kenangan indah dalam sejarah mengenai pernikahan, Tsabit berkata, “ Belum pernah aku mendengar mahar yang lebih mulia dari pada mahar Ummu Sulaim. Ia hidup rukun bersamanya dan melahirkan anak.”
Apakah mahar Ummu sulaim? Dalam Sunan an Nasa’I disebutkan, Abu Thalhah melamar Ummu Sulaim lalu berkata, “ Demi Allah Wahai Abu Thalhah, orang seperti anda tidak akan ditolak (bila melamar wanita) akan tetapi anda seorang kafir, sedangkan saya seorang muslimah, tidak halal bagiku kawin dengan anda.”
Kemudian Ummu Sulaim melanjutkan, “ Namun jika anda masuk islam, maka yang demikian itu dapat menjadi maharku. Saya tidak minta selain itu.”
Ada yang bisa kita catat dari kisah agung pernikahan Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah bahwa mahar dapat menjadi dakwah. Mahar menjadi pengikat kasih sayang sekaligus untuk syiar islam. Selanjutnya ada yang perlu kita waspadai mahar juga dapat menjadi sarana untuk mendapatkan penilaian social. Yang pertama, kita mengarahkan masyarakat kepada suatu kesan yang baik terhadap agama dan mudah-mudahan hati mereka tergerak. Yang kedua, penilaian masyarakat mengarahkan kita untuk menentukan mahar yang disebut layak, pantas, baik.
Berbeda sekali antara dua hal tersebut diatas, baik dalam makna, maupun dalam akibatnya. Terkait mahar Ummu Sulaim dan tujuan dakwahnya, sekedar menunjukan bahwa mahar tidak harus selalu berbentuk harta. Musa diminta mahar berupa pekerjaan menggembala kambing beberapa tahun. Dan Ummu Sulaim meminta mahar berupa kesediaan masuk islam demi meninggikan kemuliaan islam.
*_*
Ali Bin Abi Thalib & Fatimah Az Zahra
Untuk pernikahannya Ali menjual baju besi untuk membayar maharnya. Konon baju besi itu dibeli oleh Utsman Bin Affan seharga 400 dirham yang kemudian menghadiahkan kembali kepada Ali. Kemudian Ali menyerahkan uang itu kepada Rasulullah SAW.
Nabi kemudian memberikan sebagian uang itu kepada ‘Asma untuk membelikan wewangian, sebagian kepada Ummu Salamah untuk makanan, sebagian kepada tiga orang sahabat yaitu ‘Ammar, Abu bakar dan Bilal. Ketiga sahabat itu membelanjakan uang untuk perabot rumah tangga Fatimah Azzahra. Perabot rumah tangga yng sederhana. Padahal kita tahu ayah Fatimah adalah seorang tokoh besar, seorang pemimpin yang disegani dan dihormati. Andaikan Rasulullah mau yang jauh lebih mewah beliu dapat melakukannya. Tetapi Rasulullah tidak melakukannya.
Dari pernikahan ini lahir keturunan yang penuh barakah sampai hari ini. Dari rahimnya lahir anak-anak yang penuh kemuliaan. Dua putranya Hasan dan Husain ra sudah kita kenal kemuliaaanya. Zainab putri Fatimah adalah wanita yang tegar dan penuh kehormatan berani mempertahankan diri dihadapan penguasa yang telah menghina dan memenggal leher saudaranya, Husain.
Seberapa Ukuran Mahar
Suatu ketika datang seorang wanita kepada rasulullah. Wanita itu menjumpai rasulullah SAW dan mengatakan, “ Ya Rasulullah, sesungguhnya aku telah merelakan diri untuk Engkau nikahi.”
Wanita itu berdiri lama. Kemudian seorang lelaki berdiri dan mengatakan, “ Ya, rasulullah Nikahkanlah ia denganku, jika engkau tidak berkenan menikahinya.”
Kemudian Rasulullah bersabda, “ Apakah kamu mempunyai sesuatu untuk memberinya mahar?’
Lelaki itupun menjawab, “ Aku tidak memiliki apa-apa selain kainku ini.”
Rasulullah kemudian bersabda lagi, ” Jika engkau berikan kainmu itu, engkau tidak mempunyai kain lagi. Carilah sesuatu untuk diberikan kepadanya.”
Lelaki itu menjawab, “Aku tidak dapat menemukan apapun.”
Akhirnya Rasulullah bersabda, “ Carilah sesuatu meskipun hanya sebuah cincin dari besi.”
Rasulullah juga bersabda, ” Mahar yang paling baik adalah mahar yang paling sederhana”
“Sesungguhnya termasuk keberuntungan perempuan adalah mudah lamarannya, ringan maharnya dan subur rahimnya ( HR. Ahmad)
Mahar ku apa ya….hoho… akan tiba pada masanya, sementara biarlah menjadi rahasia Allah…sang pembuat scenario kehidupan yang terbaik…
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
(*_^)
Taken from Kupinah Engkau dengan Hamdallah by Ustad Fauzil adhim



Tidak ada komentar: