Tampilkan postingan dengan label Muslimah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Muslimah. Tampilkan semua postingan

Juni 10, 2016

Bahagia Membersamai Dua Gadis Kecil

Sungguh sebuah nikmat yang tidak terkira setelah penantian yang cukup panjang akhirnya lahir seorang putri. Kami memberinya nama Aisyah, terbangun doa semoga ia tumbuh sesuai dengan nama yg ia sandang. Aisyah sebuah nama yang agung dialah ummulmukminin yang paling muda putri dari seorang assiddiq, Abu Bakar. Dari diriwayatkan ribuan hadis dan Rasulullah teramat sayang padanya, !meninggal di pangkuannya. Semoga engkau kelak dapat meneladani Aisyah ya mba Aish. Amiin.
Saat mba Aish menginjak 23 bulan lahir adik kecil yang selalu dibayang-bayangi oleh sang kakak, kami beri nama Fatimah. Doa yang sama untuk dik, semoga engkau dapat meneladani putri Rasullulah yang amat mulia ini. Istri dari Ali bin Abu Thalib, ibu dari Hasan dan Husain. Fatimah yang amat berani membela ayah mana kalau orang-orang kafir kurais menyakiti, mencaci dan bahkan melempari kotoran unta saat tengah beribadah disekitar Ka'bah.
 Allohumma hablana milladunka dzurriyatan thoyyiba. Ya Alloh karuniakanlah dari sisimu keturunan yang mulia, amiin.

Maret 12, 2014

Kedudukan Shalat Dalam Islam

Oleh
Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, almanhaj.or.id


Shalat wajib ada lima: Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, ‘Isya', dan Shubuh.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Pada malam Isra' (ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dinaikkan ke langit) diwajibkan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam shalat lima puluh waktu. Lalu dikurangi hingga menjadi lima waktu. Kemudian beliau diseru, 'Hai Muhammad, sesungguhnya keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah. Dan sesungguhnya bagimu (pahala) lima ini seperti (pahala) lima puluh'.”[1]

Dari Thalhah bin 'Ubaidillah Radhiyallahu anhu, ia menceritakan bahwa pernah seorang Arab Badui berambut acak-acakan mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku shalat apa yang diwajibkan Allah atasku." Beliau menjawab:

اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ إِلاَّ أَنْ تَطَوَّعَ شَيْئًا.

"Shalat lima waktu, kecuali jika engkau ingin menambah sesuatu (dari shalat sunnah)." [2]

Kedudukan Shalat Dalam Islam
Dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

بُنِيَ اْلإِسْـلاَمُ عَلَى خَمْسٍ، شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ.

"Islam dibangun atas lima (perkara): kesaksian bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, haji ke baitullah, dan puasa Ramadhan." [3]

A. Hukum Orang Yang Meninggalkan Shalat
Seluruh ummat Islam sepakat bahwa orang yang mengingkari wajibnya shalat, maka dia kafir dan keluar dari Islam. Tetapi mereka berselisih tentang orang yang meninggalkan shalat dengan tetap meyakini kewajiban hukumnya. Sebab perselisihan mereka adalah adanya sejumlah hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang menamakan orang yang meninggalkan shalat sebagai orang kafir, tanpa membedakan antara orang yang mengingkari dan yang bermalas-malasan mengerjakannya.

Dari Jabir Radhiyallahu anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ.

“Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” [4]

Dari Buraidah, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اَلْعَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَتُ، فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ.

‘Perjanjian antara kita dan mereka adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya, maka ia telah kafir.’” [5]

Namun yang rajih dari pendapat-pendapat para ulama', bahwa yang dimaksud dengan kufur di sini adalah kufur kecil yang tidak mengeluarkan dari agama. Ini adalah hasil kompromi antara hadits-hadits tersebut dengan beberapa hadits lain, di antaranya:

Dari ‘Ubadah bin ash-Shamit Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى الْعِبَـادِ، مَنْ أَتَى بِهِنَّ لَمْ يُضِيْعَ مِنْهُنَّ شَيْئًا اِسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ كَـانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ.
‘Lima shalat diwajibkan Allah atas para hamba. Barangsiapa mengerjakannya dan tidak menyia-nyiakannya sedikit pun karena menganggap enteng, maka dia memiliki perjanjian de-ngan Allah untuk memasukkannya ke Surga. Dan barangsiapa tidak mengerjakannya, maka dia tidak memiliki perjanjian dengan Allah. Jika Dia berkehendak, maka Dia mengadzabnya. Atau jika Dia berkehendak, maka Dia mengampuninya.’”[6]

Kita menyimpulkan bahwa hukum meninggalkan shalat masih di bawah derajat kekufuran dan kesyirikan. Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyerahkan perkara orang yang tidak mengerjakannya kepada kehendak Allah.

Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An-Nisaa’: 48]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari seorang hamba yang muslim pada hari Kiamat adalah shalat wajib. Jika dia mengerjakannya dengan sempurna (maka ia selamat). Jika tidak, maka dikatakan: Lihatlah, apakah dia memiliki shalat sunnah? Jika dia memiliki shalat sunnah maka shalat wajibnya disempurnakan oleh shalat sunnah tadi. Kemudian seluruh amalan wajibnya dihisab seperti halnya shalat tadi.’” [7]

Dari Hudzaifah bin al-Yaman, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Islam akan lenyap sebagaimana lenyapnya warna pada baju yang luntur. Hingga tidak lagi diketahui apa itu puasa, shalat, qurban, dan shadaqah. Kitabullah akan diangkat dalam satu malam, hingga tidak tersisalah satu ayat pun di bumi. Tinggallah segolongan manusia yang terdiri dari orang tua dan renta. Mereka berkata, 'Kami dapati bapak-bapak kami mengucapkan kalimat: Laa ilaaha illallaah dan kami pun mengucapkannya.’” Shilah berkata kepadanya, “Bukankah kalimat laa ilaaha illallaah tidak bermanfaat untuk mereka, jika mereka tidak tahu apa itu shalat, puasa, qurban, dan shadaqah?”

Lalu Hudzaifah berpaling darinya. Shilah mengulangi pertanyaannya tiga kali. Setiap kali itu pula Hudzaifah berpaling darinya. Pada kali yang ketiga, Hudzaifah menoleh dan berkata, “Wahai Shilah, kalimat itulah yang akan menyelamatkan mereka dari Neraka. Dia mengulanginya tiga kali.” [8]

B. Kepada Siapa Diwajibkan?
Shalat itu diwajibkan kepada setiap muslim yang telah baligh dan berakal
Dari ‘Ali Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda:

رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ: عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ، وَعَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يَعْقِلَ.

“Pena (pencatat amal) diangkat dari tiga orang: dari orang yang tidur hingga terbangun, dari anak-anak hingga baligh, dan dari orang gila hingga kembali sadar.” [9]

Wajib atas orang tua untuk menyuruh anaknya mengerjakan shalat meskipun shalat tadi belum diwajibkan atasnya, agar ia terbiasa untuk mengerjakan shalat.

Dari 'Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مُرُوْا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَـاءُ سَبْعَ سِنِيْنَ، وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرَ سِنِيْنَ، وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ.

“Perintahkan anak-anak kalian untuk shalat pada usia tujuh tahun. Dan pukullah mereka karena meninggalkannya pada usia sepuluh tahun. Serta pisahkanlah ranjang mereka.” [10]

[Disalin dari kitab Al-Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil Aziiz, Penulis Syaikh Abdul Azhim bin Badawai al-Khalafi, Edisi Indonesia Panduan Fiqih Lengkap, Penerjemah Team Tashfiyah LIPIA - Jakarta, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir, Cetakan Pertama Ramadhan 1428 - September 2007M]
_______
Footnote
[1]. Muttafaq 'alaihi: [Sunan at-Tirmidzi (I/137 no. 213)], secara ringkas. Dan diriwayatkan secara panjang dalam Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (VII/201 no. 3887), Shahiih Muslim (I/145 no. 259), serta Sunan an-Nasa-i (I/217).
[2]. Muttafaq 'alaihi: [Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (I/106 no. 46)], Shahiih Muslim (I/40 no. 11), Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (II/53 no. 387), dan Sunan an-Nasa-i (IV/121).
[3]. Muttafaq 'alaihi: [Shahiih Muslim (I/45 no. 16 (20))], ini adalah lafazh darinya, Shahiih al-Bukhari (Fat-hul Baari) (I/49 no. 8), Sunan at-Tirmidzi (IV/119 no. 2736), Sunan an-Nasa-i (VIII/107).
[4]. Shahiih: [Shahiih al-Jaami’ush Shaghiir (no. 2848)], Shahiih Muslim (I/88 no. 82), ini adalah lafazhnya, Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (XII/436 no. 4653), dan Sunan at-Tirmidzi (IV/125 no. 2751), dan Sunan Ibni Majah (I/342 no. 1078).
[5]. Shahih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 884)], Sunan Ibni Majah (I/342 no. 1079), Sunan an-Nasa-i (I/231), dan Sunan at-Tirmidzi (IV/125 no. 2756).
[6]. Shahiih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1150)], Muwaththa’ al-Imam Malik (hal. 90 no. 266), Ahmad (II/234 no. 82), Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (II/ 93 no. 421), Sunan Ibni Majah (I/449 no. 1401), dan Sunan an-Nasa-i (I/230).
[7]. Shahiih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 1172)], Sunan Ibni Majah (I/458 no. 1425), ini adalah lafazhnya, Sunan at-Tirmidzi (I/258 no. 411), dan Sunan an-Nasa-i (I/232).
[8]. Shahiih: [Shahiih Sunan Ibni Majah (no. 3273)], dan Sunan Ibni Majah (II/1344 no. 4049).
[9]. Shahiih: [Shahiih al-Jaami’ush Shaghiir (no. 3513), dan Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (XII/78 no. 4380).
[10]. Hasan: [Shahiih al-Jaami’ush Shaghiir (no. 5868)], Sunan Abi Dawud (‘Aunul Ma’buud) (II/162 no. 491), ini adalah lafazhnya, Ahmad (al-Fat-hur Rabbaani) (II/237 no. 84), dan Mustadrak al-Hakim (I/197).

Maret 05, 2013

Nutrisi Penting Untuk Ibu Hamil

 Kondisi ibu saat hamil sangatlah riskan. Sang ibu harus pandai-pandai dalam memilih makanan yang akan dimakan, dan jika salah bisa berakibat buruk pada janin. Ibu hamil dianjurkan untuk sering mengkonsumsi nutrisi yang cukup bagi ibu maupun janin. Setiap harinya ibu hamil membutuhkan 300 kalori ekstra dibanding dengan ibu yang sedang tidak hamil. Untuk itu disarankan tidak terlalu mengutamakan kuantitas makanan, melainkan mengutamakan kandungan nutrisi dari makanan tersebut.

Selain itu penting untuk melakukan diet sehat selama masa kehamilan. Ini karena sumber nutrisi utama yang dikonsumsi janin 100% berasal dari makanan yang dimakan ibunya. Asupan nutrisi yang harus dipenuhi antara lain makanan yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang berpengaruh besar pada pertumbuhan bayi. Berikut ini adalah 6 nutrisi penting untuk ibu hamil.

1. Vitamin C

Vitamin C yang cukup bermanfaat mendapatkan berat ideal saat kelahiran dan menurunkan resiko bayi lahir prematur. Vitamin C harus selalu dikonsumsi setiap hari dan vitamin ini tidak bisa disimpan. Vitamin C banyak terkandung di sebagian besar besar buah-buahan dan sayuran segar.

2. Asam folat dan zat besi

Ibu hamil perlu menambah asupan asam folat dan zat besi. Disarankan mengkonsumsi 400 mg asam folat setiap hari selama minimal sebulan sebelum hamil dan 3 bulan selama masa kehamilan untuk membantu untuk mencegah kecacatan tabung syaraf. Kecacatan tabung syaraf dapat berakibat buruk pada tulang belakang dan tengkoraknya janin. Asam folat banyak terkandung dalam sayuran hijau dan kacang-kacangan. Sedangkan zat besi banyak terkandung di daging sapi dan bayam. Zat besi ini bermanfaat menghasilkan cadangan darah.

3. Kalsium

Asupan kalsium disarankan untuk ibu hamil karena cukup berpengaruh bagi pertumbuhan gigi janin dan juga pertumbuhan gigi sang ibu. Asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi resiko pre eklamsia, yaitu penyakit yang menyebabkan komplikasi serius saat masa kehamilan. Selain itu kalsium juga dibutuhkan untuk mempertahankan kepadatan tulang serta mencegah osteoporosis.

Ibu hamil membutuhkan minimal 1500 mg kalsium setiap harinya. Makanan yang kaya akan kalsium seperti tahu, sayuran berdaun hijau dan salmon kalengan dapat menjadi solusi untuk mencukupi kebutuhan kalsium setiap hari. Selain itu baik juga untuk mengkonsumsi produk olahan susu dan kacang almond.

4. Vitamin E

Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin E sebanyak 15 mg setiap hari untuk membantu tubuh membentuk dan menggunakan sel darah merah dan juga otot. Vitamin E banyak terdapat di gandum, kacang-kacangan, minyak sayur, bayam dan juga sereal.

5. Vitamin B1

Ibu hamil memerlukan asupan vitamin B1 setidaknya 1,4 mg setiap hari. Ini penting untuk meningkatkan energi dan juga mengatur sistem saraf. Vitamin ini banyak terdapat di gandum utuh, telur, nasi, dan sereal.

6. Vitamin B2

Minimal 1,4 mg vitamin B2 diperlukan ibu hamil perhari untuk menjaga energinya, menjaga kesehatan kulit dan mata. Untuk memperoleh asupan vitamin B2 bisa didapatkan di daging-dagingan, produk olahan susu, telur dan ikan.

Selain itu masih banyak asupan penting bagi ibu hamil seperti vitamin A, vit B3, dan vit B6.

Manfaat Asam Folat untuk Ibu Hamil

 Asam folat (acid folid) adalah vitamin yang larut dalam air. Asam folat dibutuhkan oleh anak-anak maupun dewasa untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Ibu dalam masa kehamilan juga sangat disarankan untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat. Hal ini untuk mencegah bayi lahir prematur atau cacat, termasuk cacat sistem saraf (otak) atau cacat tabung saraf (Neural Tube Deffect).

Bagi yang berencana hamil disarankan mengkonsumsi asam folat yang cukup, minimal 4 bulan sebelum kehamilan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa asupan asam folat atau Vitamin B-9 pada ibu hamil dapat mengurangi risiko melahirkan anak dengan gangguan pertumbuhan, termasuk autisme dan sindroma Asperger. Asam folat juga bermanfaat merangsang lahirnya anak kembar. Sebuah studi yang dilakukan oleh tim Australia menunjukkan bahwa, ibu yang banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat memiliki kemungkinan lebih besar 40 persen untuk melahirkan anak kembar dibandingkan dengan yang jarang mengkonsumsi asam folat.

Manfaat asam folat yang lainnya yaitu mencerahkan kulit, menjaga kesehatan mata, mencegah kerusakan syaraf, meningkatkan kadar testosteron, mencegah penyumbatan arteri, meningkatkan mood bahagia, sampai mencegah alzheimer dan manfaat besar lainnya.


Makanan yang Mengandung Asam Folat


Cukup mudah untuk menemukan makanan yang mengandung asam folat. Sebagian besar makanan tersebut sudah biasa kita konsumsi sehari-hari. Makanan tersebut diantaranya yaitu

1. Sayur-sayuran
Sayuran yang mengandung asam folat antara lain bayam, kangkung, brokoli, daun bawang dan kentang.

2. Buah-buahan
Buah yang mengandung asam folat yaitu pisang, jeruk, tomat, buah bit, dll.

3. Kacang-kacangan
Hampir semua jenis kacang-kacangan mengandung asam folat. Kedelai, kacang panjang, kacang polong, kacang tanah, dan kacang lainnya memiliki kandungan asam folat yang cukup banyak.

Selain itu nutrisi asam folat juga banyak ditemukan pada makanan lain seperti sereal dan roti. Makanan yang telah disebutkan memiliki kandungan asam folat yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh.

Jangan lupa bahwa asam folat adalah vitamin yang sangat sensitif terhadap cahaya, oksigen dan suhu tinggi. Untuk itu disarankan mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat dalam kondisi mentah seperti salad. Dan jika butuh dimasak, jangan memasak terlalu lama untuk mencegah berkurangnya kandungan asam folat.

Sumber;tipsehat4u.blogspot.com

Maret 02, 2013

Produktivitas Kolektif, Ust. Anis Matta

Enteng benar Ummu Salamah menjawab pertanyaan Anas bin Malik. Khadam Rasulullah SAW ini diam-diam mengamati sebuah kebiasaan Sang Rasul yang rada berbeda ketika beliau menemui  Ummu Salamah dan ketika beliau menemui Aisyah.

Rasulullah SAW selalu secara langsung dan refleks mencium Aisyah setiap kali menemuinya,
termasuk di bulan Ramadhan. Tapi, tidak begitu kebiasaan beliau saat bertemu Ummu Salamah. Nah, kebiasaan itulah yang ditanyakan Anas bin Malik kepada Ummu Salamah, yang kemudian dijawab begini: “Rasulullah SAW tidak dapat menahan diri ketika melihat Aisyah.”

Jawabannya Cuma begitu.
Penjelasannya sesederhana itu.
Datar. Yah, datar saja.

Seperti hendak menyatakan sebuah fakta tanpa pretensi. Sebuah fakta yang diterima sebagai suatu kewajaran tanpa syarat. Tanpa penjelasan.
Sudah begitu keadaannya, kenapa tidak?
Atau apa yang salah dengan fakta itu?
Apa yang harus dicomplain dari kebiasaan itu?
Itu sama sekali tidak berhubungan dengan harga diri yang harus membuat ia marah. Atau menjadi keberatan yang melahirkan cemburu. Mati rasakah ia? Hah? Tapi siapa berani bilang begitu?
 
Terlalu banyak masalah kecil yang menyedot energi kita. Termasuk banyak pertengkaran dalam keluarga. Sebab kita tidak punya agenda-agenda besar dalam hidup. Atau punya tapi fokus kita tidak ke situ. Jadi kaidahnya sederhana: kalau energi kita tidak digunakan untuk kerja-kerja besar, maka perhatian kita segera tercurah kepada masalah-masalah kecil.
 
Karena mereka punya agenda besar dalam hidup, maka mereka tidak membiarkan energi mereka terkuras oleh pertengkaran-pertengkaran kecil, kecuali untuk semacam “pelepasan emosi” yang wajar dan berguna untuk kesehatan mental.
Kehidupan mereka berpusat pada penuntasan misi kenabian di mana mereka menjadi bagian dari tim kehidupan Sang Nabi. Jadi masalah kecil begini lewat begitu saja. Tanpa punya bekas yang mengganggu mereka. Fokus mereka pada misi besar itu telah memberi mereka toleransi yang teramat luas untuk membiarkan masalah-masalah kecil berlalu dengan santai.
 
Fokus pada misi besar itu dimungkinkan oleh karena sejak awal akad kebersamaan mereka adalah janji amal. Sebuah komitmen kerja. Bukan sebuah romansa kosong dan rapuh. Mereka selalu mengukur keberhasilan mereka pada kinerja dan pertumbuhan kolektif mereka yang
berkesinambungan sebagai sebuah tim. Persoalan-persoalan mereka tidak terletak di dalam, tapi di luar. Mereka bergerak bersama dari dalam ke luar. 

Seperti sebuah sungai yang mengalir menuju muara besar: masyarakat. Mereka adalah sekumpulan riak yang menyatu membentuk gelombang, lalu misi kenabian datang bagai
angin yang meniup gelombang itu: maka jadilah mereka badai kebajikan dalam sejarah
kemanusiaan.
 
Cinta memenuhi rongga dada mereka. Dan semua kesederhanaan, bahkan kadang  
kepapaan, dalam hidup mereka tidak pernah sanggup mengganggu laju aliran sungai mereka menuju muara masyarakat. Mereka bergerak. Terus bergerak. Dan terus bergerak.
Dan romansa cinta mereka tumbuh kembang di sepanjang jalan perjuangan itu.

Sumber; ebook serial cinta by PKS Banyumas

Februari 01, 2013

Mencegah Pikiran Negatif

Untuk sebagian besar dari kita, berpikir negatif mungkin sudah menjadi bagian dari diri. Ketika hal-hal tidak sesuai rencana, kita dengan mudah merasa depresi dan tidak bisa melihat sisi baik dari kejadian tersebut.

Berpikiran negatif tidak membawa kemana-mana, kecuali membuat perasaan tambah buruk, yang lalu akan berakibat performa kita mengecewakan. Hal ini bisa menjadi lingkaran yang tidak berujung.

Jessica Padykula menyarankan sembilan teknik untuk mencegah dan mengatasi pikiran negatif yang adalah sebagai berikut:
1. Hidup di saat ini.
Memikirkan masa lalu atau masa depan adalah hal yang sering membuat kita cemas. Jarang sekali kita panik karena kejadian masa sekarang. Jika Anda menemukan pikiran anda terkukung dalam apa yang telah terjadi atau apa yang belum terjadi, ingatlah bahwa hanya masa kini yang dapat kita kontrol.
2. Katakan hal positif pada diri sendiri
Katakan pada diri Anda bahwa Anda kuat, Anda mampu. Ucapkan hal tersebut terus-menerus, kapanpun. Terutama, mulailah hari dengan mengatakan hal positif tentang diri sendiri dan hari itu, tidak peduli jika hari itu Anda harus mengambil keputusan sulit ataupun Anda tidak mempercayai apa yang telah Anda katakan pada diri sendiri.
3. Percaya pada kekuatan pikiran positif
Jika Anda berpikir positif, hal-hal positif akan datang dan kesulitan-kesulitan akan terasa lebih ringan. Sebaliknya, jika Anda berpikiran negatif, hal-hal negatif akan menimpa Anda. Hal ini adalah hukum universal, seperti layaknya hukum gravitasi atau pertukaran energi. Tidak akan mudah untuk mengubah pola pikir Anda, namun usahanya sebanding dengan hasil yang bisa Anda petik.
4. Jangan berdiam diri.
Telusuri apa yang membuat Anda berpikiran negatif, perbaiki, dan kembali maju. Jika hal tersebut tidak bisa diperbaiki lagi, berhenti mengeluh dan menyesal karena hal itu hanya akan menghabiskan waktu dan energi Anda, juga membuat Anda merasa tambah buruk. Terimalah apa yang telah terjadi, petik hikmah/pelajaran dari hal tersebut, dan kembali maju.
5. Fokus pada hal-hal positif.
Ketika kita sedang sedang berpikiran negatif, seringkali kita lupa akan apa yang kita miliki dan lebih berfokus pada apa yang tidak kita miliki. Buatlah sebuah jurnal rasa syukur. Tidak masalah waktunya, tiap hari tulislah lima enam hal positif yang terjadi pada hari tersebut. Hal positif itu bisa berupa hal-hal besar ataupun sekadar hal-hal kecil seperti 'hari ini cerah' atau 'makan sore hari ini menakjubkan'. Selama Anda tetap konsisten melakukan kegiatan ini, hal ini mampu mengubah pemikiran negatif Anda menjadi suatu pemikiran positif. Dan ketika Anda mulai merasa berpikiran negatif, baca kembali jurnal tersebut.
6. Bergeraklah
Berolahraga melepaskan endorphin yang mampu membuat perasaaan Anda menjadi lebih baik. Apakah itu sekadar berjalan mengelelingi blok ataupun berlari sepuluh kilometer, aktifitas fisik akan membuat diri kita merasa lebih baik. Ketika Anda merasa down, aktifitas olahraga lima belas menit dapat membuat Anda merasa lebih baik.
7. Hadapi rasa takutmu
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut Anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri Anda. Jika Anda takut akan sesuatu, lakukan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan kita.
8. Coba hal-hal baru
Mencoba hal-hal baru juga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Dengan mengatakan ya pada kehidupan Anda membuka lebih banyak kesempatan untuk bertumbuh. Jauhi pikiran 'ya, tapi...'. Pengalaman baru, kecil atau besar, membuat hidup terasa lebih menyenangkan dan berguna.
9. Ubah cara pandang
Ketika sesuatu tidak berjalan dengan baik, cari cara untuk melihat hal tersebut dari sudut pandang yang lebih positif. Dalam setiap tantangan terdapat keuntungan, dalam setiap keuntungan terdapat tantangan.
Dari milis sebelah

Perkalian Bukan Sembarang

1 x 8 + 1 = 9
12 x 8 + 2 = 98
123 x 8 + 3 = 987
1234 x 8 + 4 = 9876
12345 x 8 + 5 = 98765
123456 x 8 + 6 = 987654
1234567 x 8 + 7 = 9876543
12345678 x 8 + 8 = 98765432
123456789 x 8 + 9 = 987654321

1 x 9 + 2 = 11
12 x 9 + 3 = 111
123 x 9 + 4 = 1111
1234 x 9 + 5 = 11111
12345 x 9 + 6 = 111111
123456 x 9 + 7 = 1111111
1234567 x 9 + 8 = 11111111
12345678 x 9 + 9 = 111111111
123456789 x 9 +10= 1111111111

9 x 9 + 7 = 88
98 x 9 + 6 = 888
987 x 9 + 5 = 8888
9876 x 9 + 4 = 88888
98765 x 9 + 3 = 888888
987654 x 9 + 2 = 8888888
9876543 x 9 + 1 = 88888888
98765432 x 9 + 0 = 888888888

Brilliant, isn't it?

And look at this symmetry:

1 x 1 = 1
11 x 11 = 121
111 x 111 = 12321
1111 x 1111 = 1234321
11111 x 11111 = 123454321
111111 x 111111 = 12345654321
1111111 x 1111111 = 1234567654321
11111111 x 11111111 = 123456787654321
111111111 x 111111111=12345678987654321

Now, take a look at
this...

101%

From a strictly mathematical
viewpoint:

What Equals 100%?
What does it mean to give MORE
than 100%?

Ever wonder about those people who say they are giving more
than 100%?

We have all been in situations where someone wants you to
GIVE OVER 100%.

How about ACHIEVING 101%?

What equals 100% in
life?

Here's a little mathematical formula that might help
answer
these questions:

If:

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W
X Y Z

Is represented as:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26.

If:

H-A-R-D-W-O- R-
K

8+1+18+4+23+
15+18+11 = 98%

And:

K-N-O-W-L-E- D-G-E

11+14+15+23+ 12+5+4+7+ 5 = 96%

But:

A-T-T-I-T-U-
D-E

1+20+20+9+20+ 21+4+5 = 100%

THEN, look how far the
love of God will take you:

L-O-V-E-O-F-
G-O-D

12+15+22+5+15+
6+7+15+4 = 101%

Therefore, one can conclude with mathematical certainty
that:

While Hard Work and Knowledge will get you close, and Attitude will
get you there, It's the Love of God that will put you over the
top!


It's up to you if you share this with your friends & loved ones
just
the way I did.

Have a nice day & God bless !!
Source; soni_izzis. blogspot.com

Agustus 01, 2012

Etika Menyenangkan Hati Suami


"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.." (Ar-Ruum: 21).

Di dalam ayat di atas, terkandung isyarat bahwa wanita harus menjadi pelabuhan ketentraman, kedamaian dan rasa aman bagi kaum laki-laki. Ini merupakan tugas fitrah bagi wanita dalam kehidupan yang dipenuhi oleh berbagai kesulitan.

Ummul Mukminin, Khadijah ra. adalah teladan nomor satu dalam masalah ini. Pada saat Rasulullah saw. mengalami ketegangan, ia meringankan beban perasaan beliau. Dia menyejukkan hati dan menghibur beliau seraya berkata, "Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinamu, karena sungguh engkau telah menyambung silaturrahmi, menanggung orang yang kesulitan, menutup keperluan orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan menolong setiap upaya menegakkan kebenaran."
 
Ali ra. pun turut menyumbangkan nasehat kepada pasangan suami istri, 
"Hiburlah hati dari waktu ke waktu yang lain, sebab jika hati itu dibuat menjadi benci, maka ia akan menjadi buta."

Sesungguhnya inilah yang diinginkan oleh suami mana pun; yaitu mendapatkan ketenangan dan penghibur hati dari istrinya, sehingga mendapatkan dalam keluarganya 'rumahku surgaku'.
 
Syaikh Abdul Halim Hamid mengatakan, bahwa sesungguhnya Allah menjadikan istri sebagai tempat berteduh, agar suami tenang dan tenteram di haribaannya. Cinta yang ditunjukkan kepada suami dengan hati nan lembut penuh kasih sayang akan segera melenyapkan segala perasaan kusut, penat dan letih, setelah bergulat dengan gelombang kehidupan yang keras. Setiap orang memang ingin mempunyai teman yang bersedia mendengar dan berbagi rasa dengannya. Terma-suk suami kita. Wajarlah jika suami menghendaki keluarga adalah tempat untuk menghibur hatinya, melegakan hatinya. Demikian itu akan didapat jika seorang wanita shalihah memahami hal tersebut.
"Sebaliknya, adalah sangat dicela istri-istri yang tidak pandai menghibur suami. Rasulullah saw. bersabda, "Siapapun wanita yang cemberut di hadapan suaminya, maka ia akan dimurkai Allah sampai ia dapat menimbulkan senyuman suaminya dan meminta ridhanya." Dalam riwayat lain disebutkan, "Siapapun wanita yang durhaka di hadapan suaminya, melainkan ia akan bangkit dari kuburnya dengan mukanya yang berubah menjadi hitam."

Contoh Kisah Istri dalam Menghibur Suami 

Ketika putra Abu Thalhah ra. wafat, maka berkata Ummu Sulaim rah.a kepada keluarganya: "Jangan kalian memberitahu Abu Thalhah tentang anaknya, hingga aku sendiri yang menceritakannya." Datanglah Abu Thalhah pada saat berbuka puasa. Lalu ia berbuka. Kemudian Ummu Sulaim berdandan dengan sangat cantik, yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Tertariklah Abu Thalhah dan terjadilah hubungan suami istri pada malam itu. Ketika istrinya merasa bahwa Abu Thalhah telah puas, ia berkata, "Wahai Abu Thalhah, apa pendapatmu jika ada suatu kaum meminjamkan barang kepada kaum yang lain, ketika kaum tersebut ingin meminta barangnya kembali, adakah yang dipinjami berhak menghalangi?" Jawab Abu Thalhah ra., 'Tidak." Ummu Sulaim ra. berkata, "Maka mohonlah pahala dari Allah untuk anakmu." Maka marahlah Abu Thalhah seraya berkata, "Apakah engkau membiarkanku, sehingga aku sudah kotor (junub) baru engkau kabarkan tentang anakku?" Abu Thalhah segera menghadap Nabi saw. memberitahukan apa yang telah terjadi. Nabi saw. bersabda, "Semoga Allah memberkati malam kalian berdua." Maka hamillah Ummu Sulaim. Kemudian ia melahirkan bayinya. Ketika pagi tiba, bayi itu dibawa oleh Ummu Sulaim kepada Nabi saw. dan Abu Thalhah menitipinya beberapa buah kurma. Lalu Nabi saw. mengambil kurma itu dan mengunyahnya, setelah itu kunyahan kurma dari mulut beliau dimasukkan ke dalam mulut bayi dengan dioleskan ke seluruh rongganya lantas memberinya nama Abdullah." (Muttafaqun Alaih)

Fatimah binti Abdul Malik, istri khalifah Umar bin Abdul Aziz. Pada suatu saat ia masuk ke dalam kamarnya dan mendapati suaminya sedang duduk di atas tikar shalatnya sambil menangis. Ia bertanya kepada suaminya, "Mengapa engkau menangis seperti ini?" Jawabnya, "Oh malangnya wahai Fatimah, aku diberi tugas mengurus umat seperti ini. Yang senantiasa menjadi pikiranku adalah nasib si miskin yang kelaparan, orang yang merintih kesakitan, orang yang terasing di negeri ini, orang tawanan, orang tua renta, janda yang sendirian, orang yang mempunyai tanggungan keluarga yang besar dengan penghasilan yang kecil dan orang yang senasib dengan mereka di seluruh pelosok negeri ini, baik di Timur maupun di Barat, Utara maupun Selatan. Aku tahu bahwa Allah akan meminta pertanggung-jawaban dariku pada hari Kiamat, sedangkan pembela.mereka yang menjadi lawanku kelak adalah Rasulullah saw.. Aku betul-betul merasa takut tidak dapat mengemukakan jawaban di hadapannya, itulah sebabnya aku menangis....." Pada saat itulah Fatimah .menghibur suaminya dengan penuh kasih sayang, walaupun sang suami banyak menghabiskan waktunya untuk menunaikan kepentingan agama dan umat dibandingkan untuk mengurus dirinya sendiri.

Etika mengingatkan suami

Rasulullah saw. bersabda,
"Rahmat Allah ke atas wanita yang bangun malam dan shalat, lalu membangunkan suaminya dan ikut shalat. Apabila suaminya enggan, maka ia percikkan air di mukanya." (Ahmad, Abu Dawud) .

Allah berfirman, 
"Dan orang-orang beriman, lelaki dan wanita, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah serta Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. " (At-Taubah : 71) .

Urusan saling mengingatkan adalah tugas seluruh muslimin dan muslimat, siapapun mereka, lebih-lebih pasangan suami istri. Syaikh Abdul Halim Hamid menulis bahwa salah satu kerja sama yang sangat penting yang dianjurkan oleh Islam kepada suami-istri muslim adalah kerja sama dalam jihad fi sabilillah, dakwah dan tabligh. Seorang istri juga ikut memberikan masukan agama kepada suaminya. Sebagaimana Hafsah rha. yang memberikan masukan kepada ayahnya, Amirul Mukminin Umar ra. tentang beberapa lama batas kesabaran seorang wanita ketika ditinggal oleh suaminya untuk berjihad di jalan Allah. Kita sudah mengetahui ceritanya. Juga salah satu bentuk kerja sama yang indah adalah bila seorang istri dapat mengingatkan kembali bahwa pertolongan dan dukungan Allah selalu bersamanya.

Juga sebagaimana dalam perjanjian Hudaibiyah, Ummu Salamah ra. ikut memberikan pendapatnya kepada suaminya yaitu Rasulullah saw. demi kemaslahatan kaum muslimin. Sebaliknya, jangan menjadi seperti istri Abu Lahab la'natullah alaiha yang ikut memberikan usulan-usulan kepada suaminya dalam memusuhi Islam. Semoga Allah swt. merahmati pasangan yang senantiasa bekerja sama saling mengingatkan dalam urusan agama.

Jika usul istrinya baik dan diamalkan oleh suami, maka pahala kebaikan tersebut akan mengalir kepadanya. Sebaliknya, jika usul tersebut buruk untuk agama dan diamalkan oleh suami, maka dosanya pun akan ditanggung berdua.

Beliau juga mensifati istri para sahabat ra., yaitu dengan ungkapan: Mereka selalu mendorong suaminya untuk keluar di jalan Allah menyambut seruan jihad. Sang istri melepaskannya sambil memohon kepada Allah swt. agar suaminya diberi anugerah salah satu dari dua kebaikan; kemenangan atau mati syahid, sekalipun pada waktu malam pengantin, malam milik mereka berdua, yang paling indah, sebagaimana kisah Hanzhalah bin Abi Amir ra., sang syuhada yang dimandikan oleh para malaikat, karena ia berangkat ke medan pertempuran dalam keadaan junub.

Mereka, para istri sahabat, selalu mengangkat moral suami dan menyirnakan kekhawatiran dirinya dan anak-anaknya dengan menyebut sebuah ayat: "Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman." "Allah adalah Pelindungku, Pelindungmu, dan Pelindung anak-anak kita dan kita tidak memiliki kekuasaan atas urusan kita. Allah telah menjaga saat-saat kepergianmu lebih ketat daripada saat-saat engkau ada. Maka bertawakallah kepada Allah. Jangan sibukkan benakmu memikirkan rezeki. Aku melihatmu sebagai tukang makan dan bukan sebagai Pemberi rezeki. 
Maka bila si tukang makan tiada, sang Pemberi rezeki akan tetap hidup." 

Jika suami keluar dari rumahnya, maka istrinya atau anak perempuannya berkata kepadanya, "Hati-hatilah terhadap usaha yang haram. Sesungguhnya kami sabar terhadap lapar dan kesulitan dan kami tidak sabar terhadap neraka."

Suami istri adalah da'i Allah swt., keduanya bertanggung jawab atas kehidupan agama dalam sebuah rumah tangga khususnya dan umumnya di seluruh alam ini. Wanita shalihah senantiasa siap memperingatkan suami apabila ia lalai menafkahi istri dan keluarganya dengan nafkah agama, karena memberi nafkah agama kepada keluarga pun adalah kewajiban seorang kepala keluarga. Jika istri membiarkan kejelekan berkeliaran dalam rumah tangganya, maka berarti telah membiarkan penyakit menular dan berbahaya bertebaran di dalam rumah tangganya.

Suatu ketika Nabi saw. bertanya kepada Ali ra., "Bagaimanakah engkau mendapati pasanganmu?" Ali ra. menjawab, "Aku mendapati Fatimah sebagai pendorong yang terbaik dalam menyembah Allah." Nabi saw. pun bertanya kepada Fatimah ra. tentang Ali, ia menjawab, "Dia adalah suami yang terbaik."

Dalam kitab Shifatush Shajwah, dinukilkan bahwa Abu Ja'far As-Sa'ih berkata, "Ada berita yang sampai kepada kami, bahwa ada seorang wanita yang selalu rajin mengerjakan shalat-shalat sunnah, berkata kepada suaminya, "Celaka engkau! Bangunlah, sampai kapan engkau tidur saja? sampai kapan engkau dalam keadaan lalai? Aku akan bersumpah demi engkau. Janganlah mencari penghasilan kecuali dengan cara yang halal. Dan aku akan bersumpah demi engkau, janganlah masuk neraka hanya karena diriku. Berbuat baiklah kepada ibumu, sambunglah silaturahmi, janganlah memutuskan tali persaudaraan dengan mereka, sehingga Allah akan memutuskan dengan dirimu."

WALLAHU'ALAM
http://moonerarea.blogspot.com

Juli 28, 2012

DIENUL ISLAM , INILAH AKAR MASALAH KEHIDUPAN

Yusuf Mansur Network- Jamaah yang dirahmati Allah, ini sumber masalah mohon dibaca dengan seksama agar kita tidak celaka. Karena semua kehidupan itu berfinal di 3 pertanyaan Kubur yaitu, Siapa Robb-Mu, Apa Agama Dienmu, Dan siapakah Nabimu. Ketiga pertanyaan malaikat kubur dapat kita jawab bila kita komitmen dengan keimanan terhadap setiap pertanyaan. Dan ini bukanlah hafalan, karena iman dan amal yang bisa menjawab atas izin Allah SWT. Disana gak ada tipuan, gak ada alasan buat kita lari, karena inilah ujian sebenarnya dimana kita diuji oleh keimanan kita sendiri.

Ujian dari dahulu kala soal Agama, gigihnya bilal mempertahankan agamanya, teguhnya aisyiah walaupun direbus dikuali mendidih demi mempertahankan agamanya, dan kenapa kebanyakan pembesar dan penguasa menolak diajak masuk kepada agamanya Allah, dan apa arti sebenarnya agama, dimana agama disebut dalam bahasa Qur'an sebagai Dien.

Mulailah kita muhasabah, Kenapa bangsa indonesia yang notabene mayoritas beragama islam selalu ditimpa musibah bencana alam.?Aceh yang serambi Mekkah malah ditimpa tsunami. Padang yang bersandikan Kitabullah malah ditimpa gempa bumi? padahal Allah sudah berjanji dalam QS 7 : 96:” Jikalau sekiranya penduduk negri beriman dan bertaqwa pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”. Ada apa dengan Padang dan Aceh? Apakah itu azab atau cobaan dari Allah?

Sebagai seorang yang mengaku muslim dan mau berfikir tentunya akan mengambil pilihan terhadap pencarian informasi mengenai tujuan hidup ini kepada sumber informasi yang valid dan terpercaya tiada lain adalah Kitabullah Al Quran sebagai petunjuk yang jelas, Menurut Allah tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengabdi kepada Nya QS 51 : 56

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

( Agama Islam berbeda dengan Dienul Islam secara bahasa )

Akar masalah karena kebanyakan kita tidak memahami ayat-ayat Allah, tidak menjadikan Al Quran sebagai petunjuk. Al Quran hanya sekedar menjadi symbol-simbol agama yang secara prinsip dan nilainya jauh dari implementasi dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu perlu sekali bagi kita yang lahir dari AGAMA Islam Untuk memahami tentang DIENUL Islam agar kita tidak salah dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita.

Janganlah sampai kita salah memahami tentang Dien Islam. Padahal DIEN dalam bahasa Al Quran berbeda dengan artian Agama seperti umumnya, ada statement Allah menyatakan dalam Al Quran surat 3 : 19

“Sesungguhnya DIEN (agama) yang diridhoi Allah adalah Agama Islam” INNADIENA INDALLAAHIL ISLAM

Makna kata Dien yang dimaksud oleh Al Quran sangat berbeda dengan istilah agama yang sumbernya dari bahasa Sansekerta yaitu A: tidak dan Gama: kacau, jadi arti agama: tidak kacau. Istilah agama memiliki dua unsur yaitu credo (kepercayaan) dan Ritualism (Aktivitas Ritual). Dan istilah agama hanya berlaku pada alam manusia dan bukan alam materi,hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dien Islam menurut ajaran wahyu (Kitab-kitab Allah) tidak hanya terdiri dari credo (Kepercayaan), Ritualism (Aktifitas Ritual) tetapi juga mengandung Norm (Aturan / Hukum).Dien mengandung norma / hukum pandangan hidu[, the way of life, pedoman dikeseluruhan kehidupan, ini dapat kita lihat pada ayat-ayat Al Quran berikut ini:

QS Al Fatihah ayat 4: MALIKIYAUMID-DIEN

“Yang memliki hari tegaknya DIEN - Hukum (Hari Pembalasan)”

QS An Nuur ayat 2:

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka deralah tiap-tiap orang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan DIEN (Hukum Allah) jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”

QS Yusuf ayat 76:

“Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut DIEN undang-undang raja”

Jadi Dien menurut Al Quran adalah suatu system atau Hukum yaitu aturan hidup dan kehidupan ciptaan Allah yang harus dipatuhi oleh seluruh makhlukNya demi terciptanya suatu tatanan kehidupan yang harmonis dan setimbang, damai dan sejahtera. Bila kita mencerna lebih dalam dari kata agama akan timbul pertanyaan tepatkah kata Dien diartikan agama?

Dengan Argumentasi tersebut cukup kiranya diambil kesimpulan bahwa arti Dien tidaklah sama dengan agama. Karena berbicara Dien tidak hanya sebatas berbicara kehidupan moral dan budi pekerti yang harus ditaati oleh manusia saja. Namun berbicara Dien ternyata menyangkut kehidupan alam semesta (langit dan bumi) termasuk didalamnya manusia bagian dari alam semesta.QS Ali Imran ayat 83:

“ Maka apakah mereka mencari Dien yang lain dari Dien Allah, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri (aslama) segala apa yang dilangit dan bumi baik secara sukarela maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”

Kata Islam berdasarkan Bahasa Arab dari akar kata aslama-yuslimu-islaman, yang artinya menyerahkan diri, tunduk dan patuh. Jadi kata Islam bermakna “kepatuhan” kepada Dien atau Hukum Allah. Dengan demikian makna Dien Al Islam adalah Sistem kepatuhan kepada Hukum Allah. Maka mengertilah kita mengapa Allah menyatakan bahwa segala apa yang ada di langit dan di bumi “aslama” kepada Nya berdasarkan QS 3: 83 bahwa setiap makhluk yang ada dialam semesta ini baik makhluk materi, nabati, hewani maupun insani telah diundangkan untuk hidup menurut hukum yang di maqodirkan atasnya baik secara sukarela maupun terpaksa semua makhluk aslama (tunduk dan patuh) kepada Dien atau Hukum Allah.

Dien Al Islam sudah sempurna sejak mula pertama diajarkan kepada umat manusia, QS 30 : 30

“ Maka hadapkanlah wajah (pandangan hidupmu) dengan lurus kepada Dien Allah; yaitu fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada Dien ciptaan Allah. Itulah Dien yang benar tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”

Sebagai seorang yang mengaku muslim dan mau berfikir tentunya akan mengambil pilihan terhadap pencarian informasi mengenai tujuan hidup ini kepada sumber informasi yang valid dan terpercaya tiada lain adalah Kitabullah Al Quran sebagai petunjuk yang jelas, Menurut Allah tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengabdi kepada Nya QS 51 : 56

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Suatu pengabdian sah menurut Allah manakala pengabdian tersebut harus berdasarkan ilmu QS 17 : 36

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya.”

Suatu pengabdian tanpa ilmu maka tidak sah dimata Allah, kenapa hal tersebut perlu kita kaji, hal ini tentunya untuk mengingatkan kita bahwa banyak diantara kita yang beragama islam karena faktor keturunan yang merasa cukup dan puas dengan perilaku ibadah yang telah diduplikasi secara turun temurun dari lingkungan tempat tinggal kita dan tempat pembelajaran, pengajian, pesantren dan lain-lain. Salah satu contoh Kita beragama islam karena kebetulan kita lahir dari orang tua yang beragama islam dan dalam lingkungan islam. Jikalau kita lahir dari orang tua yang beragama nasrani kemungkinan besar saat ini kita beragama nasrani, artinya bisa saja kita menganut dien islam bukan karena kita betul-betul memahami berdasarkan ilmu bahwa islam adalah Dien yang haq dan diridhoi Allah, tetapi karena faktor nenek moyang. Padahal Al Quran sudah mengingatkan kita dalam surat Al maidah ayat 104 :

” Apabila dikatakan kepada mereka: ” Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab:” Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya”. dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?.”

Konsekuensi dari satu pola hidup yang tidak peduli terhadap pencarian tentang pola pengabdian yang haq menurut Al Quran yang menggunakan indra fital yang fitrah bagi manusia tertera didalam surat Al A’rof ayat 179

” Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari golongan jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dan mereka punya telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah, mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang yang lalai.”

Dari ayat tersebut jelas sekali bagi orang yang mau mengabdi kepada Allah tanpa ilmu, tidak menjadikan Al Quran sebagai pedoman dalam kehidupan peribadi, keluarga maupun bangsa maka pengabdiannya sia-sia dan nilainya di mata Allah seperti binatang ternak bahkan lebih sesat dari binatang ternak. Melihat dari kondisi sekarang banyak sekali kita temukan di zaman ini manusia-manusia yang bersifat binatang, Fisiknya manusia tapi tidak bersifat manusiawi, tidak peduli dengan kondisi orang lain, yang di utamakan kepentingan pribadi, keluarga, bahkan kelompok atau partainya.

Hal ini terjadi karena mereka tidak memahami ayat-ayat Allah, tidak menjadikan Al Quran sebagai petunjuk. Al Quran hanya sekedar menjadi symbol-simbol agama yang secara prinsip dan nilainya jauh dari implementasi dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu perlu sekali bagi kita yang lahir dari agama islam untuk memahami tentang Dienul Islam agar kita tidak salah dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita.