April 28, 2011

Knowledge, Knowledge, Knowledge

(vibizmanagement - Service) - Dalam tulisan kali ini saya ingin share tentang suatu hal yang sering menjadi kelemahan bagi seorang Customer Service atau petugas layanan garis depan dalam melayani pelanggan yaitu penguasaan product knowledge. Mungkin anda akan bertanya: “Ah…masak sih….bukannya itu sudah keharusan?” Ya, memang itu suatu keharusan tetapi tidak semua petugas menguasai dengan baik. Kerap ditemui seorang customer service hanya menguasai secara garis besar atau kulit luar saja dari produk atau jasa yang dijual, sehingga pada waktu terjadi pertanyaan yang lebih detil atau terjadi komplain dari pelanggan tidak mampu menangani dengan baik. Mengapa bisa terjadi?

Dimensi service excellence
Apakah yang disebut service excellence atau pelayanan prima? Secara sederhana service excellence dapat disebutkan dengan istilah easy to do business with, yaitu suatu organisasi atau perusahaan yang mudah diajak berinteraksi atau berbisnis oleh pelanggan.

Bagaimana seorang pelanggan atau pembeli atau nasabah bisa merasakan senang dan mudah dan diuntungkan ketika berbisnis dengan Anda? Ada 4 hal yang mempengaruhi yaitu:

1. Bahwa perusahaan tersebut delivering the promise, artinya memberikan produk atau jasa dan pelayanannya sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan. Sebagai contoh apabila bisnis anda adalah resort maka ketika pelanggan memesan kamar dengan fasilitas tertentu seperti yang tertera di brosur atau website, maka anda mendapatkan sesuai dengan yang dijanjikan.

2. Bagaimanapun juga orang atau pelanggan lebih suka apabila diperlakukan secara khusus oleh petugas. Jadi perusahaan harus providing a personal touch. Salah satu cara misalnya setiap tamu berkunjung ke resort anda, maka supervisor secara khusus menyambut dan menyampaikan selamat datang bahkan sekali-sekali mengantarkan tamu sampai pada kamar atau villa yang dipesan. Atau sekali-sekali menyajikan makanan di restaurant/café sambil menanyakan tanggapannya terhadap layanan resort.

3. Berikan kepada pelanggan sesuatu yang melebihi ekspektasinya atau going the extra mile. Apabila lokasi resort anda tidak berada di pinggir jalan utama, sebagai contoh tindakan extra mile maka anda melakukan penjemputan atau menyiapkan pemandu tamu dari jalan raya menuju lokasi. Atau menyediakan bingkisan surprise di setiap kamar yang dipesan.

4. Dealing well with problems/ queries artinya anda harus menangani keluhan pelanggan dengan baik dan selesai tuntas. Kalau tamu komplain karena water heater di kamar tidak berfungsi baik, maka petugas segera datang meminta maaf dan membantu agar water heater bisa segera berfungsi kembali.

Kaitan dengan product knowledge
Secara sederhana kita kembali lagi kepada keempat dimensi service excellence di atas :

1. Perusahaan harus delivering the promise. Bagaimanapun anda dapat menjamin bahwa pelanggan mendapatkan sesuai yang mereka butuhkan kalau tidak sejak awal anda menggali kebutuhan dan memberikan penawaran terbaik sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk contoh di atas maka petugas harus menguasai kamar atau vila apa saja yang available, view-nya, fasilitas-fasilitas yang tersedia, kelebihannya dibandingkan dengan resort lainnya, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan harga, discount, paket promo dan cara pembayaran. Jadi harus memiliki knowledge yang mantap mengenai resortnya dan pesaing di sekitarnya.

2. Agar dapat memberikan personal touch maka kebutuhan standar yang diminta pelanggan harus sudah diberikan terlebih dahulu, sesuai yang dijanjikan. Untuk dapat memberikan sentuhan pelayanan yang bersifat personal diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang selera konsumen, kebiasaan atau habit mereka dan apa yang yang biasanya diberikan oleh para pesaing. Studi tentang efektifitas personal touch terhadap kepuasan pelanggan, dll., adalah bagian yang memerlukan pengetahuan atau knowledge yang harus dimiliki oleh seorang petugas pelayanan.

3. Berikan kepada pelanggan sesuatu yang melebihi ekspektasinya atau going the extra mile. Ini juga memerlukan ide-ide cemerlang yang tidak akan diperoleh kalau tidak pernah memperluas wawasan dan knowledge seputar produk, jasa dan konsumen perusahaan anda dan competitor. Diperlukan bencmarking, survey dan banyak berkomunikasi dengan pelanggan agar menemukan ide hal-hal apa yang dapat membuat pelanggan merasa surprise dan senang dengan pelayanan anda. Tentu untuk ini diperlukan knowledge.

4. Apalagi untuk dealing well with problems/ queries , sangat diperlukan penguasaan akan produk dan jasa yang dijual, baik feature, benefit maupun kelemahannya termasuk proses delivery dan banyak hal menyangkut produk dan jasa yang dijual. Seseorang tidak akan mampu memberikan solusi yang baik bagi pelanggan kalau tidak memiliki product knowledge yang kuat, karena orang tersebut tidak akan mampu memberikan alternative solusi kalau penguasaannya terbatas.

Service excellence bukan terbatas pada keramahan dan kecepatan pelayanan tapi memang harus didukung dengan knowledge yang kuat seputar produk atau jasa yang ditawarkan. Ubah sikap mental dari “sekedar petugas lini depan” yang dapat mengoper pertanyaan-pertanyaan atau keluhan kepada marketing. Service bagian tak terpisahkan dengan marketing, tanpa service yang baik usaha marketingpun tidak akan maksimal.

Saya teringat pelajaran yang diberikan oleh “guru” manajemen di VBLC yaitu Bernhard Sumbayak dalam sebuah modul pelatihan 8 Steps Selling Skills, yang memberikan tips sederhana supaya penjualan berhasil, yaitu harus menguasai 3 hal : pertama knowledge, kedua knowledge dan ketiga knowledge. Artinya pengetahuan memang sangat penting, harus selalu di asah dan di up date tiap-tiap hari.



Salam sukses,

Kepuasan Pelanggan, Faktor Apakah yang Jadi Acuan?

(vibizmanagement - Service) - Mari kita memperhatikan hal-hal yang bermanfaat bagi kita sebagai Produsen yang memiliki pelanggan,dimana kita dapat memiliki konsep dasar dalam memuaskan pelanggan, minimal beberapa hal yang mengacu pada contoh-contoh berikut :

(1) Produk atau jasa : yang ditawarkan memiliki keistimewaan yang terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang dapat memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian dapat memberikan kepuasan dalam penggunaan produk atau jasa itu.

(2) Kualitas : terdiri dari segala sesuatu yang minimal bebas dari kekurangan atau kerusakan.
Acuan dari kualitas seperti dijelaskan diatas menunjukan bahwa kualitas selalu berfokus pada kepentingan/kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality), sehingga dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Oleh karena itu, maka kualitas mengacu pada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik serta diproduksi dengan cara yang baik dan benar.

Sejalan dengan hal terdebut diatas, maka untuk memenuhi keinginan masyarakat (pelanggan), Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) dalam keputusannya Nomor : 81/1995 menegaskan bahwa pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai dengan sendi-sendi sebagai berikut :

(1) Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat dan tidak berbelit-belit serta mudah difahami dan dilaksanakan.

(2) Kejelasan dan kepastian, menyangkut :
1. Prosedur/tata cara pelayanan umum
2. Persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun administratif
3. Unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan umum
4. Rincian biaya/tarif pelayanan umum dan tata cara pembayarannya
5. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum
6. Hak dan kewajiban baik dari pemberi maupun penerima pelayanan umum berdasarkan bukti- - bukti penerimaan permohonan/ kelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemrosesan - pelayanan umum
7. Pejabat yang menerima keluhan pelanggan (masyarakat)

(3) Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.

(4) Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara, persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan difahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

(5) Efisien, meliputi :
1. Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang diberikan
2. Dicegah adanya pengulangan pemenuihan kelengkapan persyaratan, dalam hal proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.

(6) Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan :
1. Nilai barang atau jasa pelayanan umum dengan tidak menuntut biaya yang tinggi
2. Kondisi dan kemampuan pelanggan (masyarakat) untuk membayar secara umum
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

(7) Keadilan yang merata dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan umum harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil.

(8) Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Kompetensi pelayanan prima yang diberikan oleh aparatur pemerintahan kepada masyarakat, selain dapat dilihat dalam keputusan Menpan nomor 81/1993, juga dipertegas dalam instruksi Presiden nomor 1/1995 tentang peningkatan kualitas aparatur pemerintah kepada masyarakat. Oleh karena itu, kualitas pelayanan masyarakat dewasa ini tidak dapat diabaikan lagi, bahkan hendaknya sedapat mungkin disesuaikan dengan tuntutan era globalisasi.

Kehidupan berbangsa dan bermasyarakat dalam era globalisasi tidak akan terhindarkan, dimana kehidupan dalam era ini ditandai dengan ketatnya persaingan disegala bidang kehidupan, baik kehidupan berbangsa maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, maka kualitas pelayanan merupakan salah satu jawaban dalam menghadapi kehidupan tersebut.

Paradigma Pelayanan Prima :
Selama ini, umumnya masyarakat mengkonotasikan pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat cenderung kurang dan bahkan tidak berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya keluhan yang disampaikan masyarakat kepada aparatur pemerintah yang memberikan layanan kepada masyarakat.
Salah satu keluhan yang sering terdengar dari masyarakat yang berhubungan dengan aparatur pemerintah karena sesuatu urusan adalah selain berbelit-belit akibat birokrasi yang kaku, juga perilaku oknum aparatur yang memberikan layanan kepada masyarakat kadang kala kurang bersahabat sehingga tidak kurang terjadi perang mulut dan bahkan kadang kala hingga ke fisik tidak dapat terhindarkan antara oknum aparat dengan oknum masyarakat yang merasa dirugikan. Realita yang demikian ini, memerlukan kepedulian dari kalangan aparatur, sehingga dalam memberikan layanan kepada masyarakat benar-benar prima.

Keprimaan ini pada gilirannya akan mendapatkan pengakuan atas kualitas pelayanan yang datang dari masyarakat itu sendiri. Untuk itu perlu dikaji secara mendalam tentang kategori pelayanan yang memuaskan masyarakat pelanggan agar sesuai dengan perubahan masyarakat yang cenderung tak terhindarkan.

Perubahan masyarakat bisa terjadi entah secara revolusioner atau evolusioner. Pada umumnya, perubahan revolusioner adalah sesuatu yang dicapai dalam rentang waktu yang pendek, dan kerap kali politis sifatnya.

Larry Spears berpendapat bahwa perubahan evolusioner biasanya terjadi dalam jangka waktu lama dan sering melibatkan pertumbuhan dan perubahan pribadi oleh individu.

Orang dengan rasio dapat menyatakan bahwa perubahan evolusioner lebih memungkinkan untuk bertahan lama dibandingkan dengan perubahan revolusioner. Untuk itu, kepemimpinan pelayanan menurut Spears sudah mencapai dasawarsa ketiga sebagai cara pendekatan kepemimpinan dan manajemen spesifik. Hal ini dapat dilihat dari kategori perubahan evolusioner yang bersifat organik dan pribadi.

Dengan mengetahui akan hal-hal yang menjadi acuan dalam memberikan pelayanan prima, mari kita tingkatkan pelayanan kita kepada setiap pelanggan dengan tulus dan ramah, dan juga dengan memperhatikan pada point-point penting yang telah diuraikan seperti contoh-contoh diatas.

Salam sukses,

Berkomunikasi - Hal Utama yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin

(Vibizmanagement – Leadership) - Dalam kehidupan seorang pemimpin, keberhasilannya ditentukan dari cara bagaimana dia dapat berkomunikasi dengan anak buahnya atau pekerjanya. Dan keberhasilannya dalam berkomunikasi itu dapat menjadi indikator bagi keberhasilan /kemajuan perusahaan yang dipimpinnya. Lingkaran pusat kepemimpinan adalah komunikasi. Komunikasi merupakan seni atau cara untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain dapat memahami kita.

Didalam salah buku Stephen R. Covey ; The 7 Habits of Highly Effective People, mengatakan ; ”Komunikasi merupakan keterampilan paling penting dalam hidup. Kita menghabiskan sebagian besar jam bangun kita untuk berkomunikasi.”

Dalam memecahkan masalah bawahan, kita cenderung langsung untuk menyerbu masuk, dengan tujuan untuk memperbaiki segala sesuatu yang ada dalam masalah itu dengan nasihat yang baik, tetapi seringkali justru disitulah kita mengalami kegagalan. Mengapa kita mengalami kegagalan? Karena kita tidak meluangkan waktu terlebih dahulu untuk mendiagnosis masalah dan untuk benar-benar terlebih dahulu mengerti secara mendalam tentang masalah itu. Untuk itulah kita sebagai pemimpin memerlukan kecakapan untuk mencermati dan mempelajari masalah – masalah yang ada ketika kita mulai berkomunikasi untuk mencoba memahami problem/masalah yang ada. Dengan bertanya terlebih dahulu apa dan bagaimana masalah itu terjadi sama saja dengan kita mengumpulkan terlebih dahulu fakta-fakta atau keterangan-keterangan yang ada untuk kita dapat kemudian mengambil sebuah keputusan yang tepat.

Mari kita melihat sekilas contoh seorang pemimpin yang berhasil menurut pandangan dunia yaitu seorang Abraham Lincoln. Abraham Lincoln merupakan salah satu contoh pemimpin dunia yang sangat peka dan cermat dalam mempelajari masalah sebelum mengambil sebuah keputusan. Menurut Donald Phillips ( seorang penulis dan pembicara berkewarga negaran Amerika Serikat , dalam sebuah studinya mengenai kepemimpinan sosok Lincoln) menjabarkan, selama empat tahun menjabat presiden, seorang Abraham Lincoln telah menghabiskan sebagian besar waktunya di tengah-tengah prajurit dalam masa peperangan saat itu. Hampir setiap hari Presiden Amerika ini, lebih memilih untuk berjalan kaki dari Gedung Putih ke Kantor Menteri Pertahanan, Edwin M. Stanton, hanya untuk mendapatkan informasi lebih cepat dari medan peperangan. Padahal, sebagai presiden, Lincoln bisa saja duduk manis di kantornya menunggu kurir datang membawakan berita terbaru. Tapi hal tersebut bukanlah pilihan seorang Lincoln, karena ia lebih suka berada di dekat mesin telegram untuk mendapatkan informasi secepat mungkin tanpa menunggu lagi dari seorang kurir. Menurut Lincoln, dengan cara tersebut memungkinkan ia untuk mengetahui informasi terbaru yang ada dan mempelajarinya secepat mungkin untuk kemudian mengambil keputusan dengan tepat. Bagaimanapun pengalaman Lincoln berkomunikasi dalam masa berperang di tengah-tengah prajurit membuatnya sadar akan arti penting dari kecepatan dan ketepatan sebuah keputusan untuk para prajuritnya di medan perang, maupun untuk negaranya.

Abraham Lincoln telah memberikan kepada kita suatu contoh pengalaman pribadinya menjadi seorang pemimpin dalam membuat suatu keputusan yang sangat penting. Mencari dahulu keseluruhan informasi/data sampai mengetahui informasi mana saja yang relevan dengan permasalahan yang ada dan mengambil sebuah langkah penting dalam pengambilan keputusan.
Sebagian besar orang sering kali telah terpola untuk mengabaikan fakta yang ada dalam mengambil keputusan. Umumnya orang lebih cenderung untuk bergantung pada penilaian pribadinya atau penilaian orang yang dipercayainya daripada fakta yang ada, didalam dia mengambil sebuah keputusan. Sedangkan orang yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, umumnya telah terjebak dalam kebiasaan membuat penilaian-penilaian tak berdasar atau bertindak menurut informasi yang tidak akurat, sehingga membuat keputusan yang mereka ambil jauh dari yang diharapkan.

Menilai suatu hal memang bukan suatu hal yang salah, yang salah adalah jika penilaian tersebut sudah tidak lagi bersifat objektif dan didasarkan atas prasangka tertentu. Berkomunikasi dengan cara mendengarkan pendapat atau penilaian orang lain sangat diperlukan, tetapi bukan menjadikannya dasar dari keputusan yang akan diambil.

Jadi, jika tidak ingin selalu terjebak dalam pola pikir yang mengandalkan penilaian yang mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah, tidak ada salahnya mulai sekarang kita cermat dalam mempelajari setiap informasi/fakta yang ada terkait suatu masalah dengan cara berkomunikasi.

April 21, 2011

Dilema Perempuan Pengguna Bis Kota

Sore itu seperti sore-sore biasanya di akhir pekan, berada di dalam bis kuning 510 yang akan membawa saya pulang ke rumah tercinta. Ya, rutinitas yang sungguh menyebalkan dan memprihatinkan bukan? Bagaimana tidak, saya harus berdesak-desakan berada dalam kendaraan umum yang sangat tidak manusiawi.

Dengan cuaca panas, pengap di dalam bis yang penuh sesak, penuh berisi beragam orang dari beragam aktivitas. Menghadapi pak kenek bis yang seolah tak punya hati terus saja memasukkan penumpang pada bis yang nyatanya sudah overload ini. Rasanya ingin sekali teriak, ”don’t push me!!!”, lalu terpikir andaikan saya menjadi bunga mawar, pastinya akan baik sekali. Tidak akan ada yang berani mendorong saya, karena pasti akan terkena duri-duri saya yang tajam, Hehehe … khayalan tingkat tinggi nih.

Sejak awal menjadi pengguna bis umum ini, saya sudah punya trik-trik aman agar tidak harus berdesak-desakan dengan penumpang lain, laki-laki khususnya. Namun terkadang trik-trik ini pun bisa meleset, sehingga kadang tetap saja harus berpasrah dengan kondisi yang ada. Yang sangat disayangkan, tidak semua perempuan dapat memosisikan dirinya dengan aman ketika berada dalam bis yang tak berperi-kewanitaan ini. Sungguh miris rasanya jika harus melihat sesama perempuan mengalami pelecehan-pelecehan di dalam bis ini, apalagi perempuan tersebut adalah akhwat yang saya kenal. Harus bagaimanakah kami sebagai perempuan?

Ya. Perempuan. Betapa menjadi seorang perempuan itu penuh fitnah dan ujian bukan?

Teringat ketika membaca shiroh Nabawi, bahwasanya disana jelas, ketika masa jahiliah dulu dimana Nabi Muhammad belum diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak, perempuan berada pada titik terendah. Bayi-bayi perempuan yang lahir merupakan aib bagi keluarga, maka harus dibunuh, dikubur hidup-hidup. Laki-laki berhak menikah dengan berapapun banyaknya perempuan dan dengan siapapun yang dia inginkan, bahkan dengan ibunya atau saudara perempuannya sekalipun. Sungguh perempuan pada masa itu tidak ada nilainya sama sekali.

Lantas hadirlah Rasulullah. Sang rembulan penerang kegelapan. Beliau mengangkat tinggi derajat para perempuan. Maka inilah penyetaraan gender yang sesungguhnya. Dari kerendahan yang sangat, Rasulullah membawa kaum perempuan ke derajat tertinggi. Perempuan kini berhak atas hidupnya sendiri.

Perempuan pun semakin ditinggikan derajatnya dengan turunnya perintah menutup aurat atau berhijab.

"Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (QS Al.Ahzab; 59)

Betapa indah dan menyeluruhnya agama Islam ini bukan?

Kembali ke kasus yang saya hadirkan di awal, betapa saat ini perempuan seolah kembali ketitik nol nilainya. Penggunaan kendaraan umum khususnya bis kota yang menyebabkan bercampur baurnya antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim menunjukan kemerosotan nilai tersebut. Perempuan seolah tak diberi pilihan lain dalam masalah ini. Kebutuhan akan berkendara mengharuskan kami wara-wiri pulang pergi dengan kendaraan umum. Terutama bagi para perempuan yang belum bersuami, tidak ada yang siap sedia untuk selalu mengantar-jemputnya ke berbagai tempat. Maka bis kota sebagai sarana transportasi yang tergolong murah meriah selalu menjadi pilihan utama para perempuan.

Yang sangat disayangkan pula adalah kurang pedulinya kaum perempuan terhadap dirinya sendiri. Dengan tidak menjaga auratnya, menggunakan pakaian-pakaian tak layak yang tentu saja akan menggoda para lelaki hidung belang untuk melakuka pelecehan. Sungguh ironis sekali bukan?

Untuk memperbaiki itu semua adalah merupakan PR kita bersama. Masyarakat, aktivis dakwah dan tentu saja pemerintah setempat yang memiliki kewenangan atas segala kebijakan-kebijakan terkait masalah transportasi di negara kita ini.

Dengan menyeimbangan antara usaha memperbaiki akhlak atau moral masyarakat setempat serta didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah terkait hal-hal tersebut, maka sedikit demi sedikit tindak kriminal dan pelecehan seksual yang ada terhadap perempuan akan dapat dikurangi.

Berkaca dari negara-negara lain, betapa pemerintah kita sudah cukup tertinggal untuk masalah yang satu ini. Pemerintah Malaysia sejak April 2010 sudah menyediakan gerbong khusus perempuan di jalur Kuala Lumpur-Port Klang. Pemberlakuan itu untuk menghormati perempuan muslim. Itu pula yang terjadi di Mumbai, India. Pemerintah kota itu mengadakan bis dan gerbong khusus perempuan sejak tahun 2007. Bahkan di Bangkok, Thailand, pun demikian. Bis khusus perempuan tak hanya melayani rute dalam kota, tetapi juga luar kota. Sedangkan di Jepang, Nepal dan Filipina, pengadaan angkutan khusus perempuan sudah ada sejak lama.

Di Indonesia pun pada awal 2007 silam sudah diadakan launching bis khusus perempuan di Pekanbaru. Namun ini belum berdampak banyak bagi para perempuan, di kota- kota besar khususnya seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, yang angka pelecehannya agak tinggi.

So, kami kaum perempuan menanti kebijakan para pemerintah terkait permasalah transportasi ini. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan petunjukNya. Wallahu’alam.

Penulis: Rizki Adawiyah, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (ismikiki. http://punyaadawiyah.blogspot.com)

"Facebook" Kamu, "Harimau" Kamu

Curhat, curhat, share, share lalu tunggu komentar teman, begitulah aktivitas akhwat dan ummahat yang sadar IT. Yap, bagi yang banyak waktu luang, banyak masalah dan pastinya banyak uang amat rentan kecanduan share di jejaring sosial. Tapi, ada aturan main di dunia maya yang sebenarnya mirip aturan di dunia sebenarnya, kenapa saya bilang mirip?

Semua berawal dari fenomena (kegelisahan saya sebenarnya), bahwa ada yang membedakan gaya bersosialisasi di dunia maya dan dunia riil. Paling gampang adalah, ada akhwat atau ummahat yang di dunia riil sangat menjaga pergaulan dengan nonmahrom tapi sayangnya di dunia maya dia punya banyak teman laki-laki nonmahrom yang akan dengan mudahnya nimbrung komentar di tiap statusnya.

Well, kita berjuang ghadul bashor di lingkungan sekitar atau kampus tapi bebas ber “hai” ria di jejaring sosial, buat apa kita diam membisu saat bertemu tapi di jejaring social kita saling curhat, Masya Alloh. Bukankah aturan menjaga muru’ah (kehormatan diri) juga berlaku dimanapun kita berada, termasuk di dunia maya sekalipun. Jika kita bisa mengaplikasikan aturan main menjaga pergaulan dan menjaga izzah di dunia riil, mestinya kita juga bisa dan mau menerapkannya di dunia maya. Bahkan dalam mendakwahi lawan jenispun ada SOP-nya, tidak dengan dalih berdakwah lantas kita terima ikhwan-ikhwan jadi teman “maya” kita.

Saya merasa cemburu saat ada ummahat yang notabene mengerti ajaran menjaga izzah tapi teman nonmahrom di akunnya banyak banget. Tiap update status ikhwan-ikhwan juga ikutan komentar, waduh suaminya apa tidak cemburu ya?. Mengapa aturan menjaga pandangan dan menjaga izzah seolah memudar hanya karena kita tidak ketemu langsung face to face, padahal kalau dipikir, komentar di tiap status kan sama saja dengan kirim SMS, berarti sama saja kita sedang SMS-an dengan nonmahrom, curhat-curhatan dan cekakak cekikik bukan dengan suami kita?. Termasuk memajang foto tercantik kita yang dapat dilihat dengan mudahnya oleh ikhwan nonmahrom, sebaiknya dihindari, hatta dalam foto itu kita memakai cadar.

Semua itu untuk menjaga agar kita tidak menjadi fitnah (ujian dan cobaan) bagi orang lain, tidakkah terpikir oleh kita, bisa jadi foto kita tengah dikagumi oleh laki-laki bukan mahrom kita atau suami wanita lain. Ahsan, foto cantik kita digantikan simbol seperti bunga dan pemandangan untuk menjaga hati siapapun yang melihatnya. Bukankah syariat kita menjaga dan menutup celah bagi timbulnya kerusakan, sekecil apapun.

Poin penting dalam berjejaring sosial adalah kita harus merasa bahwa Alloh pasti sedang mengawasi tiap gerak-gerik kita, jadi mari kita terapkan sikap cerdas dalam memilah dan memilih teman. Jika ia bukan mahrommu, sebaiknya tidak berteman dengannya karena manusia adalah tempatnya khilaf dan kita tahu betul bahwa hati wanita mudah goyah (paling terasa saat haid, jadi gampang moody). Apalagi kembali merajut pertemananan dengan mantan atau seseorang yang pernah kita suka, ini big NO, NO deh! Hindari sekuat mungkin meng-add-nya. Insya Alloh, berteman dengan wanita saja atau mahrom kita, pasti jauh lebih menenangkan jiwa dan tentunya jika dibarengi niat untuk saling amar ma’ruf nahi munkar akan mendapat pahala, Insya Alloh.

Marilah akhwat dan ummahat yang baik nan salihah, tetap jaga kehormatan kita dimanapun dan kapanpun plus berhati-hati dalam bersikap maupun bertutur. Seperti yang pernah dilansir sebuah situs ternama bahwa penyebab tertinggi perceraian di Jawa Barat adalah akibat Facebook.

Jejaring sosial merk apapun tergantung pemakainya, jika pemakainya cerdas maka ia sukses memiliki jaringan (terutama bagi yang berjualan via OS), tapi jika memperturutkan hawa nafsu dan tak berilmu maka jejaring sosial hanya akan menjadi jurang gelap berbuah sesal dan dosa, Naudzubillahi min Dzalik. Wallahu a’lam.

(Penulis: Dian, ibu rumah tangga tinggal di Ambon)

Menjadi Pribadi Luar Biasa, Tak Perlu Sama

“Akhwat kok ngebut ?!” begitulah komentar seorang ikhwan, saat melihat seorang perempuan berkerudung lebar melintas dengan cepat, mendahului laju motornya.

Ada juga yang berkomentar, “Kok yang jadi pembicara akhwat ya? Pesertanya kan ada ikhwan juga ....” sela seorang peserta training kepemimpinan ketika mendapati situasi yang berbeda dari yang biasa dialaminya.

Sempat pula kudengar seorang adik tingkat berkata, "Mbk, si A itu kok kalem banget sih … kan jadi terlihat lemah gitu di hadapan ikhwan…" Dan komentar lainnya. Bingung mendengar komentar-komentar itu ?

Mungkin saja kita jadi bingung bila mendengar komentar-komentar seperti itu. Ya, suatu sudut pandang yang berbeda dalam menilai sesuatu. Apalagi jika bersangkutan dengan yang namanya “akhwat”. Wanita yang berusaha menjalankan aturan sesuai syariat, tak jarang mendapat komentar dari kanan-kirinya.

Bagi sebagian besar orang, yang namanya akhwat itu harus identik dengan sifat lembut, kalem, tidak bicara kasar, menjaga sopan santun, dan lain sebagainya. Kalau mengenai ikhwan … ya, seorang yang identik dengan sifat tegas, pandai orasi, berwibawa, dan lain-lain. Pantas saja kalau sebagian orang terheran-heran ketika ada seorang akhwat yang punya sifat “nyentrik", dan menjadi kaget melihat ikhwan yang punya sifat lemah lembut.

Ingatkah kita kisah teladan dari Rasulullah SAW dan para sahabat. Mereka adalah sosok yang mengagumkan. Bahkan 10 diantaranya dijamin masuk surga. Ada juga empat pemimpin kaum Hawa di Jannah-Nya kelak, mereka berasal dari negeri yang berbeda-beda, dengan adat/kebiasaan yang berbeda, dengan sifat yang berbeda pula.

Rasulullah SAW adalah seorang yang paling lembut terhadap istri dan anak-anaknya, sangat sopan terhadap para sahabat/shobiyahnya. Bahkan pada seorang kafir buta yang sudah tua. Seiap hari beliau menyuapi orang kafir yang buta ini, sampai beliau wafat. Saat Abu Bakar menggantikannya untuk menyuapi orang buta itu, ia bisa dengan mudah membedakannya. Tapi, Rasulullah SAW adalah orang pertama yang “tidak terima” saat kaum kafir memusuhi Islam. Sikapnya begitu tegas dan keras saat musuh-musuh Islam itu merajalela.

Ingatkah engkau dengan sosok Abu Bakar? Sosok ikhwan yang sangat menjaga kesopanan, lemah lembut terhadap sesamanya. Dari segi fisik, beliau adalah seorang yang bertubuh kurus, sampai celananyapun sering kedodoran. Walau beliau banyak harta, tapi tak menghalanginya untuk menjauhkan lambung dari tempat tidurnya.

Beda lagi dengan Umar bin Khatab. Secara fisik, sosoknya tinggi besar, kekar, dan besar. Sifatnya sangat tegas. Tapi tak jarang beliau ditemukan dalam keadaan menangis tersedu dalam salat, bahkan sampai pingsa. Sosok yang selalu ingin bersaing dengan Abu Bakar ini, tak jenuh menanyakan pada Rasulullah SAW tentang apa-apa yang bisa membuatnya lebih dekat dengan Allah SWT.

Ustman bin Affan, seorang ikhwan hartawan yang sangat pemalu, bahkan malaikat pun malu pada beliau. Tak enggan memberikan harta di jalan Allah, itulah karakteristiknya.

Lain lagi dengan Ali bin Abi Thalib. Beliau seorang pemuda yang sangat bersahaja. Pemuda pertama yang memeluk agama Islam. Pemuda yang sangat menjaga hati terhadap lawan jenisnya, saampai Allah ‘menghadiahkan’ sosok lembut Fatimah binti Muhammad sebagai pendamping hidupnya. Walau keduanya sudah "ada rasa" sebelumnya, tapi mereka berusaha untuk tidak mengekspresikan sebelum saatnya tiba. Subhanallah ....

Ummahatul Mukminin, para wanita yang mendapat kehormatan mendampingi Rasulullah SAW, wanita dengan karakter luar biasa. Mereka semua memiliki karakter berbeda-beda dan memiliki keunggulannya masing-masing. Semua punya keunggulan amal, punya akhlak mulia yang luar biasa.

Siti Khadijah, sosok keibuan yang tiada bandingnya di hati Rasulullah SAW. Bahkan Rasul-pun sering menyebut namanya walau beliau sudah tiada hingga Aisyah cemburu dibuatnya. Khadijah adalah sosok penuh pesona, walaupun beliau seorang janda, seorang hartawan dan bangsawan, tapi tak membuatnya bimbang untuk menyerahkannya demi ke-muntijah-an Islam.

Aisyah adalah osok wanita dengan kedalaman ilmu yang sangat luar biasa. Bahkan seorang sahabat berkata, "Kalau ilmu Aisyah ditukar dengan ilmu para wanita di dunia, niscaya tidak sebanding dengannya. Hafalan hadisnya tidak perlu diragukan, kepandaiannya dalam ilmu kedokteran dan sastra, tidak perlu disangkal.

Hafshah binti Umar adalah seorang pemelihara al-Quran. Ummu Salamah dalah istri Rasulullah SAW yang pertama masuk Madinah. Ummu Habibah adalah mukminah yang amat setia terhadap agamanya. Juwairiyah binti Al-Harist adalah wanita pembawa berkah besar bagi kaumnya.

Para shohabiyah-pun tak perlu diragukan lagi. Asma’ binti Abu Bakar ialah Sang pemilik dua ikat pinggang. Ummu Khultsum binti Ali ialah bidan muslimah pertama. Sumayyah binti Khayyath ialah Syahidah pertama dalam Islam. Ummu ‘Umarah ialah prajurit mukminah.

Dan masih banyak lagi ...

Pertanyaannya sekarang, bagaimana dengan kita ? Silakan memilih teladan yang paling dikagumi, karakter yang paling sesuai diterapkan dengan diri pribadi. Jangan sampai tidak memilih sama sekali, begitu sindiran seorang ustadz.

Kawan, sekali lagi, mencontoh bukan berarti harus sama, kita tetap bisa menjadi diri sendiri, tinggal mengoptimalkan untuk berjuang meraih ridha-Nya. Sungguh, masing-masing dari kita pasti memiliki kecenderungan yang berbeda, punya sifat yang tidak sama, punya amal unggulan yang berbeda, asalkan tidak melanggar syariat-Nya.

Malu rasanya diri ini mengingat pribadi-pribadi yang luar biasa, yang saya sebutkan di atas. Ada teman yang sangat mendahulukan salat di awal waktu dengan berjamaah, ada yang senang membangunkan teman kos untuk salat malam, mengirim SMS tausiyah berkesinambungan, puasa senin-kamis yang selalu dilaksanakan, hafalan Quran yang sungguh mengagumkan, karakter yang sangat pandai menyemangati para stafnya, sosok tak kenal lelah yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga, salat Dhuha yang tak pernah ditinggalkannya. Ada akhwat yang sangat sopan dalam berkata-kata, ada pula yang dengan semangat mengutarakan ide gagasannya. Ada ikhwan yang sangat tegas walau dalam keadaan bercanda, ada pula yang sangat sopan dan menjaga tata krama.

Semua karakter itu, semua sifat itu, adalah anugerah dari Allah untuk kita. Seorang yang pandai berorasi, sangat tepat ditempatkan di barisan terdepan saat aksi. Seorang yang pandai dalam interpreneur, sangat diperlukan dalam menyokong dana. Seorang konseptor, sangat diperlukan utk menyumbangkan ide dan gagasannya demi kegiatan yang tepat sasaran. Seorang yang ahli dalam kerja-kerja teknis, sangat diperlukan untuk merealisasikan konsep yang cemerlang. Seorang yang ‘pelit’, sangat cocok ditempatkan pada posisi bendahara. Seorang yang senang shopping dan wisata kuliner, pasti tepat ditempatkan di bagian konsumsi. Seorang yang hobi berpetualang, akan cocok untuk menentukan tempat yang tepat untuk sebuah kegiatan. Bahkan, seorang yang suka kebut-kebutan, akan sangat diperlukan untuk menjemput pembicara.

Dari sisi kelemahan, selalu ada sisi kebaikan. Maka, dalam barisan kebaikan ini, tiada yang sia-sia. Allah Swt. menciptakan semua perbedaan itu agar kita saling menguatkan. Bukankah sebuah taman akan tampak lebih indah dengan bunga-bunga dan kupu-kupu yang berbeda-beda warnanya?

Penulis: Megawati Dharma Iriani

April 20, 2011

maher zain 'awaken'

We were given so many prizes
We changed the desert into oasis
We built buildings of different lengths and sizes
And we felt so very satisfied
We bought and bought
We couldn't stop buying
We gave charity to the poor 'cause
We couldn't stand their crying
We thought we paid our dues
But in fact
To ourselves we're just lying

Oh...I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves

We were told what to buy and we'd bought
We went to London, Paris and
We made show we were seen in the most exclusive shops
Yes we felt so very satisfied

We felt our money gave us infinite power
We forgot to teach our children about history and honor
We didn't have any time to lose
When we were.. (were)
So busy feeling so satisfied

I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves

We became the visuals without a soul
despite the heat
Our homes felt so empty and cold
To fill the emptiness
We bought and bought
Maybe all the fancy cars
And blink will make us feel satisfied

My dear brother and sister
It's time to change inside
Open your eyes
Don't throw away what's right aside
Before the day comes
When there's nowhere to run and hide
Now ask yourself 'cause Allah's watching you

Is He satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?
Is Allah satisfied?

Oh..I'm walking with my head lowered in shame from my place
I'm walking with my head lowered from my race
Yes it's easy to blame everything on the west
When in fact all focus should be on ourselves

A Thousand Times


 Without your warmth, without your smile
Without you, by my side
The world was so cold, I felt so lost
Without your light, I felt so blind

A thousand miles I’d run and walk
A thousand times I’d slip and fall
But for you I’d do it again
A thousand times

Without your warmth, without your smile
Without you, by my side
The world was so cold, I felt so lost
Without your light, I felt so blind

You gave me hope, you let me dream
Made me believe I can still trust

You raised me up, you gave me wings
Just like a kite in the sky

A thousand miles I’d run and walk
A thousand times I’d slip and fall
But for you I’d do it again
A thousand times

No words are enough to convey
All the things I want to say
I won’t even try ‘Cos I know
Deep down you feel how much I care

Now I hold my head up high
I see my dreams coming true
Peace be with you my dearest friend
In my heart you will remain

A thousand miles I’d run and walk
A thousand times I’d slip and fall
But for you I’d do it again
A thousand times

Shatamuh, shatamuh



Shatamuh, shatamuh
Shatamuhu lamma jahiluh
Tabi’uhu lamma ‘arafuhu
Maa aghlaah, a’laah
(They insulted him when they didn’t know him
They became his followers when they truly knew him
How precious and how lofty is he)
Shatamuh, shatamuh
Shatamuhu lamma jahiluh
Tabi’uhu lamma ‘arafu hudah
(They insulted him when they didn’t know him
They became his followers when they knew his guidance)
Shadowless in my dreams
I search for you near and far
‘Cos your the one I want to see
Face to face with me
You make me spin and whirl
Like the tip of your curl
Only so to fall
By your side
Make me want to risk it all
Everything of my world
Only to stand tall
By your side
Looking at the moon bright
I escape into the desert night
Seeing you insight
For a while
Time becomes like a breeze
Underneath the palm tree
Hand in hand you and me
With your smile
Smile, smile, smile
Shatamuh, shatamuh
Shatamuhu lamma jahiluh
Tabi’uhu lamma ‘arafuhu maa
(They insulted him when they didn’t know him
They became his followers when they truly knew him, how)
Shatamuh, shatamuh
Shatamuhu lamma jahiluh
Tabi’uhu lamma ‘arafu hudah
(They insulted him when they didn’t know him
They became his followers when they knew his guidance)

(Turkish)
Sen benim nazli yarimsin
Sen benim gozbebegimsin
Sana gonulden baglanmisim ben
Sen en sevdigim sevdicegimsin
Ben seni bir gul gibi koklar¦m
Ask¦nla tutusur ask¦nla yanarim
Hep seni arar seni sorarim
Sana varmak icin hayal kurar¦m
(You, my delicate Beloved
You, the apple of my eye
Tied to you, at the heart
You are my deepest love, my Beloved
Inhaling your scent, just like smelling a rose
Burning inside, with the fire of your love
I always look for, and ask of you
Always dream of reaching you)


(Urdu)
Tera tasawur mera he sakoon hai
Tera nam leana mera hai janoon
Woh metee batein teree hee soonoo mein
Duniyah boora maa ne tho mein kya karoo
(The very mention of you. Becomes my tranquility
To take your name, it becomes my sanity
Those sweet conversation of yours I would listen too
If the world deems them offensive. What do I care)
I need you in my life, like the air with which I breathe
So let them say what they want to say
It’s the same game they always play
Your love means more to me than they
It makes no difference either way
Let them say what they want to say
It makes no difference either way
Your love means more to me than they
It’s a game, it’s a game, it’s a game
It’s a game they’re always going to
Play, play, play, play, play

April 19, 2011

Setia

  Secara fitrahnya manusia itu adalah makhluk sosial, punyai kehendak dan keperluan untuk berkawan, berkerjasama, saling bantu membantu atau saling mempergunakan antara satu sama lain. Tiada seorang pun di dunia ini yang mampu atau ingin hidup sendirian tanpa orang lain. Dan merupakan suatu fitrah juga bagi manusia itu menginginkan seorang yang boleh dia percayai sepenuhnya sebagai teman hidup. Itulah tempat seorang isteri atau suami. Bertapa cantiknya Allah SWT menggambarkan peranan seorang suami dan isteri dalam ayatnya yang berbunyi:

Dihalalkan bagimu pada malam Ramadan untuk bersetubuh dengan isterimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahawa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi dia menerima taubat mu dan memaafkan kamu...” (al-Baqarah:187)

Suami isteri itu diibaratkan sebagai pakaian satu sama lain. Suami adalah pakaian isteri dan isteri adalah pakaian suami. Pakaian berfungsi untuk melindungi, memberi keselesaan, mencantikkan, menggambarkan peribadi, menutup kelemahan, menampakkan kelebihan dan sebagainya.

Daripada perkara tersebut dapat kita ambil beberapa pelajaran di sini:

  1. Suami sebagai pakaian isteri

    1. Perlindungan fizikal
Suami adalah pelindung isteri daripada sebarang bahaya yang mengancam dirinya, baik dari seorang lelaki lain yang berkeinginan buruk terhadapnya mahupun dari sebarang bentuk ketidakadilan yang berlaku pada isteri. Secara mudahnya dapat kita simpulkan, suami perlu melindungi isterinya dan menyayangi isterinya sebagaimana dia melindungi dan menjaga dirinya sendiri daripada sebarang bahaya dan malapetaka.

    1. Perlindungan mental
Suami juga turut berperanan mendidik dan memberi tunjuk ajar kepada isterinya. Isteri adalah orang yang paling banyak berinteraksi dan mendidik anak, lantas kebahagiaan dan kebijaksanaan anak itu tergantung banyak kepada kebijaksanaan isteri. Pendapat yang mengatakan islam cuma menyuruh isteri tidak perlu berpendidikan tinggi adalah silap. Di dalam islam terlalu banyak contoh-contoh isteri yang menjadi ulama’ dan tempat rujukan masyarakat terutama kepada wanita juga. Bahkan Rasulullah SAW telah menumpukan sebahagian masa beliau yang sangat berharga itu untuk mendidik ummahatul mukminin (gelaran bagi isteri-isteri nabi) dan seluruh kaum wanita .

Pendidikan bagi para isteri merupakan tanggungjawab seorang suami. Suami tidak boleh melepaskan tangan terus daripada tanggungjawab ini. Isteri perlu diajarkan semua pelajaran yang diperlukan olehnya dalam menunaikan tanggungjawabnya sebagai ibu dan isteri. Selain itu yang lebih utama isteri perlu diajarkan tentang pendidikan agama agar suami isteri nanti sama-sama mendapat keredhoan daripada Allah yang bermakna ganjarannya syurga.

    1. Perlindungan iman
Isteri juga perlu dibimbing dengan keimanan dan ketakwaan. Suami akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah nanti seandainya isterinya tidak dapat bersama-samanya memasuki syurga. Allah berfirman, “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu....” (at-Tahrim:6)

Mengapa masih ada keraguan lagi bagi seorang wanita untuk bergelar isteri? Anda akan mendapat kasih-sayang, perlindungan, ilmu, pelajaran, bimbingan, dan perhatian penuh dari seorang yang bernama suami. Malah di dalam sebuah hadis nabi, “Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Ketika seseorang masuk syurga, ia menanyakan orang tua, isteri dan anak-anaknya. Lalu dikatakan kepadanya, “Mereka tidak mencapai darjat amalan mu.” Dia berkata, “Ya tuhanku, aku beramal bagiku dan bagi mereka.” Lalu Allah memerintahkan untuk memasukkan keluarganya ke syurga menyusulinya.” Setelah itu Ibnu Abbas membacakan, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”(at-Thuur:21)

    1. Perlindungan naluri
Suami bertanggungjawab memuaskan nafsu isteri selagi mampu. Sesetengah ulama' mewajibkan suami menyetubuhi isterinya minimal setiap kali dia suci dari haidh bermakna sebulan sekali. Sesetengah yang lain mewajibkan tidur bersama isteri minimal sehari dalam empat hari.

    1. Perlindungan dari melakukan kesilapan

Seseorang itu sukar sekali mendapat teguran yang jujur dari orang yang tidak mengasihinya. Hanya orang yang benar-benar kasih kepada kita akan berani menanggung risiko di marahi untuk menegur kesalahan dan kesilapan diri kita. Lantas suami lah orang yang akan sentiasa memerhati perbuatan kita sehari-hari dan akan menjadi orang yang pertama menegur setiap kesilapan diri kita.

    1. Perlindungan-perlindungan yang lain
Suami juga perlu berlemah lembut dengan isterinya. Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya dan paling lemah lembut terhadap isterinya.”1

  1. Isteri sebagai pakaian suami

Begitu juga seorang suami, pernikahan bagi anda mewajibkan seorang wanita untuk patuh terhadap segala suruhan anda selagi tidak bertentangan dengan suruhan Yang Esa. Pernikahan menjadikan seorang isteri hanya akan menumpukan seluruh hidupnya untuk menemani segala perjalanan yang anda pilih untuk melaluinya.

    1. Perlindungan maruah dan kehormatan

Isteri adalah penjaga maruah suami. Isteri perlu menjaga dirinya tatkala suami keluar dari rumah. Isteri lah yang menguruskan rumah tangga suaminya sehingga seorang suami dapat memberikan yang terbaik dalam bidang yang diceburinya. Berapa ramai isteri-isteri orang-orang besar yang tidak dikenali. Mereka telah berjaya menguruskan rumah tangga mereka dengan baik sehingga suami-suami mereka berjaya menjadi seorang yang terhormat di mata masyarakat.

Peranan yang cukup besar ini diakui oleh barat sendiri, mereka meletakkan peraturan harta sepencarian yang memberikan isteri separuh dari harta suami seandainya mereka bercerai.

    1. Perlindungan naluri

Isteri wajib menerima ajakan suami ke tempat tidur seandainya tiada alasan yang syar'i seperti sakit dan sebagainya. Ini jelas dinyatakan di dalam hadis, “Dari Abu Hurairah ra, Nabi s.a.w telah bersabda, “Apabila seorang isteri tidur dengan keadaan lari dari katil suaminya iaitu tidak mahu disetubuhi, para Malaikat melaknat nya sehingga dia bangkit dari tidurnya di waktu pagi”
(Hadis riwayat Muslim)

    1. Perlindungan iman

Isteri juga bertanggung jawab menjaga iman suaminya atas dalil yang sama, “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu....” (at-Tahrim:6)

    1. Perlindungan dari melakukan kesilapan

Seorang sukar sekali mendapat teguran yang jujur dari orang yang tidak mengasihinya. Hanya orang yang benar-benar kasih kepada kita akan berani menanggung risiko di marahi untuk menegur kesalahan dan kesilapan diri kita. Lantas Isteri lah orang yang akan sentiasa memerhati perbuatan kita sehari-hari dan menegur setiap kesilapan diri kita.

    1. Perlindungan dari membukakan keaiban

Seorang isteri akan menjaga keaiban diri suaminya dari mata masyarakat kerana suaminya adalah sebahagian dari dirinya sendiri.

Begitulah keindahan mendapat pakaian suami atau isteri. Pernikahan yang sebenarnya memberikan kita seorang pembantu setia yang kebanyakkan masa dalam kehidupannya akan dihabiskan kepada kita. Segalanya akan dikongsi bersama, susah dan senang, sakit dan gembira, semuanya dihadapi berdua.
1Diriwayatkan oleh Tirmidzi, lafaz ini sahih baginya. Al-Hakim berkata, “para perawinya terpercaya berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim”

Tentang Pernikahan

TULISAN : Ida Nur Laili (Isteri Cahyadi Takriawan : Aktivis PKS)
Sumber : Dijalan Dakwah Aku Menikah
Menikah sepertinya indah dan penuh bunga2 harapan.Memulai hidup dengan seseorang yang akan kita cintai sepenuh hati.Membingkai ibadah dalam kehidupan dgn sebuah rumah tangga,betapa keindahan itu tidak bisa di ungkap dengan kata2.Siapapun yg membayangkan keindahan itu pasti akan berpikir tentang pernikahan dan rumah tangga.
Tetapi menikah juga akan menyiratkan segurat kekhawatiran,mungkinkah ada seseorang yang tepat bagi saya? Bukan sahaja tetap pada pandangan fisik duniawi tapi tepat dalam semangat dan cita-cita untuk sentiasa produktif berkarya buat ummah.Meski samar dan tersembunyi,dalam lubuk hati tetaplah ada kegelisahan.
Perasaan sedemikian pasti akan menghinggapi setiap gadis,sebelum akhirnya ia terpaksa menganggukkan kepala atas ‘proposal’ pembentukan organisasi kecil bernama rumah tangga.Meningat separuh agama akan dipertaruh dalam ikatan itu,menikah dengan demikian benar2 keputusan besar yang akan mengubah hidup seseorang.Jika anda seorang muslimah,anda harus rela membuka ruang ‘intervensi’ yang mengganggu ”kemerdekaan” anda selama ini.Tiba2 ada seseorang yang punya hak untuk menanyakan kemana anda pergi,bukan sahaja bertanya tapi menyuruh atau melarang.Tiba2 sahaja ada seseorang yang berhak tahu segala tentang diri anda luar dan dalam,hingga ke emosi dan perasaan anda..sepertinya agak seram ya…
Oleh kerana itu saya serius menimbang-nimbang setelah merasa siap menikah,siapakah calon suami saya kelak? Dari kalangan manakah saya akan memberikan hak dan kepercayaan itu?Dunia macam apa yang telah,sedang dan akan dilalui oleh calaon suami saya?
Sunguh hati saya membisikkan,saya menginginkan bertemu calaon suami dalam rentang sejadah indah,di jalan dakwah!!
Malam demi malam saya bermunajat pada Allah,sekiranya sudi mentakdirkan harapan2 menjadi satu kenyataan,Puasa senin kamis,puasa daud untuk membersihkan basirah mata hati dari kilauan dunia dan bujuk rayunya.Semoga Allah mengabulkan kemantapan hati pada saat bersua dengan org yg tepat bagi saya.Alhamdulillah,jawabanya itu datang juga,sehingga tidak percaya mengiyakan seorang pemuda yang sederhana dengan impian2 besarnya buat ummah.
Sungguh ketika pemuda itu datang ke rumah orang tua saya untuk melamar saya pada awal 1991,beliau hanyalah seorang pemuda bertubuh kurus yang belum menyelesaikan kuliah.Beliau hanay mengenakan kaus T shirt dan bersandal jepit,seorang diri datang menemui orang tua saya dan sangat percaya diri meminang saya.Beliau tampak polos sekali.yang kelihatan darinya hanyalah semangat juang yang tinggi,keikhlasan untuk melakukan kebaikan dan kesederhanaan dalam penampilan.
Saya bisa memberikan kepercayaan kpd beliau untuk menjadi pemimpin dalam hidup saya,kerana saya meyakini keikhlasan dan kesungguhannya.Bukan kerana kekayaan,harta atau kedudukan duniawi yang beliau bawa,Tetapi semangat memperbaiki diri dan ummat,keyakinan diri yang terpancar kuat dari kegiatan yang dia lakukan,dan saya merasa tenang dengan kebaikan dirinya.
Pernikahan adalah sebuah fase dalam kehidupan manusia,pernikahan bukanlah terminal terakhir,bahkan menjadi awal bagi sebuah proses perubahan.Artinya anda janganlah berharap akan menemukan seseorang dengan segala sifat kesmpurnaan sesuai idealitas yang anda bangun.bahkan jika anda agak lambat mendapat proses pencerahan,proses perobahan menuju kebaikan.Bisa sahaja dimulai setelah beberapa waktu pernikahan berjalan.tak da kata terlambat..hanya bila salah pilih prose situ akan berjalan lambat,bahkan bergeser dari arah kebaikan.
Saya ingin menegaskan disini untuk anda yang bersikap perfect dan menginginkan kesempurnaan calon pasangan.Seorang gadis muslimah datang berkonsultasi dgn saya,setelah berbelasan lelaki melamarnya,tiada satu pun criteria harapannya.saya berikan nasihat cerita masa lalu saya
“jangan bayangkan pak cah (cahyadi takriawan : aktivis PKS) tahun 1991 ketika datang melamar saya,adalah pak cah yang anda lihat sekarang,dengan segala kelebihab dan kematangannya.Dulu beliau hanyalah seorang pemuda yang bersemangat untuk membuat kebaikan dengansegala kesederhanaan dan keluguannya.Kemudian kami sama2 membangun dan mengisi,membentuk sifat kesuamian atau keisterian,kebapakan atau keibuan.mematangkan konsep dan pemikiran,mengasah pemikiran dan cuba mengaplikasikannya.bereksperimen tentang pola yang tepat dalam memotivasi dan seterusnya saling melengkapi dan menyempurnakan.”
Anda jangan hanya ingin terima jadi,bahawa seorang ikhwan yg ideal dan seorang akhwat yg sempurna,datang kepada anda dan memenuhi segala criteria yg anda harapkan.Tetapi anda harus rela dan berani membangun peribadi yg diharapkan.Menerima tidak hanya kelebihannya tetapi juga kekurangan yang ada pada dirinya sebagaimana juga ada pada anda.Yang pnting anda mantap bhwa dia yang terpilih adalah seseorang yang memiliki visi dan misi yang sama.Kalau belum…cukuplah memiliki iktikad yang baik untuk membangun misi tersebut.
Ummu salamah adalah contoh muslimah unggul yang membuka ruang pencerahan kepada calon suaminya,Abu thalha.dan sejarah membuktikan Abu thalha yang tadinya belum Islam telah menjadi Mujahid Dakwah.
Modal utama untuk dinamisator perubahan dalah keyakinan diri,kesiapan untuk berubah,karakter yang kuat dan keteladanan.ditambah dgn keterampilan yg kuat untuk mengkomunikasikan idea.Apabila ada kesiapan diri untuk member dan menerima,saling berlomba untuk menuju kebaikan,
Siap berobah untuk menuju tuntunan ideal,maka anda telah memenuhi semua persyaratan untuk membangun rumah tangga yang harmoni.