Juni 25, 2012

Bolu Panggang

Bolu panggang, resep yang saya dapat dari blog sedapnikmat.com bahan-bahannya  cukup sederhana, jadi tertarik untuk mencobanya. silahkan bagi anda yang berminat, just try and taste;)
BAHAN :
2 butir telur
100 gr gula pasir
1/4 sdt soda kue
1/4 sdt vanili
100 gr tepung terigu
2 sdm mentega, cairkan
CARA MEMBUAT :
  • Kocok telur, gula dan vanili sampai kental
  • Masukkan soda kue, tepung terigu. Aduk rata.
  • Masukkan mentega cair. Aduk rata.
  • Masukkan ke dalam cetakan kue bolu.
  • Panggan dalam oven 180C, sekitar 10 menit atau sampai matang.
  • Angkat dan sajikan.

Mudik Aman dan Nyaman

MUDIK. Sebuah kata yang gaungnya luar biasa. Jika dilihat dari Panca Gatra, paling tidak ada 3 gatra yang akan berpengaruh terhadap ritual tahunan kita yaitu ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Ach, saya tak akan mengolah-yudhakan kegiatan mudik dengan 3 bidang tersebut.
Saya akan memfokuskan pembahasan mudik tahun ini dengan membagikan sedikit tip kepada para sahabat yang akan pulkam agar pelaksanaan mudik berjalan dengan nyaman dan menarik. Tip ini saya susun berdasarkan pengalaman saya mudik berkali-kali baik antar kota antar propinsi (ketika saya dinas di Palembang maupun Jakarta dan Cimahi) maupun antar kota dalam propinsi (sejak saya menetap di Surabaya). Agar lebih enak dibaca maka saya buat dalam bentuk point-point.
Silahkan mencermati point demi point.
.
Pertama-tama tentu meluruskan niat yaitu mudik untuk ibadah antara lain silaturahmi, bukan untuk unjuk gigi atas kesuksesan yang sudah dicapai apalagi jika untuk sekedar pamer diri tanpa ada keinginan untuk berbagi. Dengan niat yang lurus ini maka mudik akan bernilai ibadah sehingga barokah, membuat semuanya tersenyum cerah dan tertawa renyah.
.
Tahap Perencanaan.
1. Cek Keuangan. Cukupkah uang yang tersedia dipakai untuk mudik dengan segala tetek-bengeknya yang meliputi :
  • Biaya perjalanan, baik dengan pesawat udara, angkutan umum laut, angkutan umum darat maupun membawa kendaraan sendiri ( harus dihitung untuk biaya pulang -pergi)
  • Biaya ditempat tujuan : angpao untuk orangtua, sanak famili plus oleh-oleh untuk mereka, angkutan lokal.
2. Cek waktu. Berapa hari waktu yang tersedia untuk mudik, khususnya bagi pekerja, kuliah atau sekolah agar tidak sampai membolos.
3. Pengamanan rumah. Yakinkan bahwa sebelum mudik rumah beserta isinya sudah disiapkan pengamanannya misalnya kunci-mengunci, pengamanan listrik, kompor dan lain sebagainya. Hal ini penting agar selama mudik anda bisa tenang dan tak terlalu memikirkan rumah lagi. Bagi yang tinggal di suatu kompleks perumahan biasanya ada anjuran untuk melaporkan ke security guna didata sehingga bisa dilakukan patroli dan pengawasan.
4. Komunikasi. Beritahu rencana mudik anda ke orang-orang di tempat tujuan mudik. Jangan bilang : ” Kami akan memuat kejutan kok, jadi nggak perlu memberitahu “. Anda akan terkejut sendiri manakala orang yang akan diberi kejutan ternyata tidak berada dirumah karena sedang mudik atau bepergian ke tempat lain. Lebih mlongo lagi jika mereka justeru sedang dalam perjalanan kerumah anda.
5. Cek sarana. Lakukan pengecekan disertai penyiapan sarana yang akan digunakan untuk mudik, antara lain kendaraan, tiket, ID card (KTP/KTA, SIM) , surat-surat kendaraan ( STNK)  dan lain sebagainya.
.
Tahap Pelaksanaan.
1.     Pemudik yang menggunakan mobil pribadi (termasuk sewa dan pinjam).
  • Pastikan bahwa mobil sudah dalam kondisi siap jelajah, cek ban, olie, bensin, mur-baut kencang, ac, dan lain sebagainya.
  • Isi bensin penuh. Anggapan bahwa nanti akan mudah mengisi bensin dalam perjalanan hilangkan, karena tak ada seorangpun bisa menduga apa yang akan terjadi disepanjang perjalanan.
  • Bawa bekal makanan dan minuman yang cukup. Anggapan bahwa gampang mencari makanan dalam perjalanan hilangkan, tak seorangpun tahu apakah warung dan pedagang asongan mudah diketemukan jika kita terjebak kemacetan ditengah hutan.
  • Jika membawa bayi yang lahap susu non asi, pastikan bahwa persediaan susu cukup untuk sampai ditempat tujuan. Jangan lupa membawa bantal untuk si kecil agar dia tetap nyaman selama dalam perjalanan.
  • Bawa air radiator yang cukup, agar tak kehabisan dijalan manakala terjadi kemacetan luar biasa.
  • Ban cadangan harus siap operasional, jangan membawa ban cadangan yang kempes atau gundul.
  • Pastikan wiper berjalan dengan baik, siapa tahu hujan turun mendadak.
  • Lampu penerangan, rem, kopling berfungsi dengan baik.
  • Bawa obat-obatan yang lengkap dan cukup, termasuk minyak kayu putih, obat merah dan kain pembalut luka.
  • Pastikan co-driver (istilah Guskar) tak terlalu dominan ikut mengendalikan pengemudi. Yakinkan bahwa pengemudi dapat menjalankan tugasnya dengan baik, aman, tenteram dan tidak menggerutu akibat celotehan co-driver.
  • Jika perlu bawa tikar, ini akan berguna jika kita perlu istirahat sejenak atau beberapa jenak. Jangan lupa sajadah yaa.
  • Bawa uang yang cukup. Anggapan nanti ambil di ATM hilangkan karena belum tentu kita menemukan ATM dengan mudah.
  • Bawa juga uang kecil untuk biaya toilet, pengamen dan pengemis atau penjual jasa mengelap kaca mobil dan pengelap mobil yang banyak kita temui di perempatan jalan.
  • Pastikan bahwa pulsa hp anda dalam keadaan cukup dan baterey hp juga siap operasional. Ini diperlukan untuk terima dan kirim sms atau tilpun, khususnya dalam keadaan darurat.
  • Bawa tas plastik (tas kresek) untuk menampung hasil produksi penumpang yang hobi mabuk darat.
  • Jangan lupa membawa peta.
  • Berdoa sebelum melakukan kegiatan.
.
2      Pemudik pengendara sepeda motor.
  • Selain hal-hal diatas, perlu diingatkan agar memakai helm pengaman, jaket, sarung tangan dan kacamata.
  • Hindari menggunakan pakaian yang melambai-lambai agar tak masuk kedalam jeratan jeruji roda, yang bisa menyebabkan malapetaka.
  • Jangan membawa barang terlalu banyak sehingga mengganggu keseimbangan jalannya sepeda motor.
  • Istirahat yang cukup disepanjang jalan. Cari tempat istirahat yang aman dari incaran penjahat atau orang iseng. Manfaatkan posko mudik yang bertebaran disepanjang route perjalanan.
  • Yakinkan alat penunjuk BBM berjalan dengan baik guna mencegah kehabisan BBM.
3.     Penumpang angkutan umum.
  • Pertahankan kesabaran yang sudah dibangun selama Ramadhan saat menghadapi keterlambatan pemberangkatan pesawat,kapal, kereta api atau bus.
  • Saat menunggu di stasiun KA, pelabuhan, bandara dan terminal bus yakinkan anda mencari tempat yang aman dari incaran penjahat atau orang-orang iseng.
  • Tampakkan tampilan anda yang PeDE, jangan tampak kebingungan, lolak-lolok, plonga-plongo, panik, bloon, atau bingung. Wajah unik seperti itu akan merangsang penjahat untuk memanfaatkan kebingungan dan kepanikan anda.
  • Waspadai orang-orang yang berpura-pura baik dengan menawarkan makanan, minuman atau pura-pura mau membatu mengangkat barang bawaan anda. Porter atau kuli biasanya diberi pakaian seragam.
  • Bawa uang yang cukup termasuk uang kecil untuk para porter, pengemis atau biaya ke toilet.
  • Jangan menitipkan barang bawaan anda kepada orang tak dikenal.
  • Yakinkan bahwa anda memiliki tiket yang syah , tepat tanggal dan tepat  jam pemberangkatan.
  • Jangan pamer kekayaan dengan memakai perhiasan secara berlebihan.
  • Bagi -bagi uang anda dalam dompet, disaku, selipan kopiah, dibalik bravo hotel dan lain-lainnya agar jika anda kecopetan masih ada uang-uang cadangan.
.Tahap Akhir.Tahap akhir adalah mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan mudik. Dilakukan ditempat tujuan setelah istirahat, silaturahmi dan kangen-kangenan bersama orangtua dan para kerabat. Evaluasi hambatan dan cara mengatasi selama dalam perjalanan mudik guna bahan perencanaan untuk kegiatan balik-mudik kerumah anda masing-masing. Dengan perencanaan dan persiapan yang baik maka Insya Allah kegiatan balik mudik akan berjalan dengan lancar dan aman.
.
Tip diatas memuat garis besar saja. Mungkin sahabat yang lain masih punya tip cadangan yang belum termuat pada point-point diatas. Silahkan menambahkan agar sahabat-sahabar kita yang mudik tidak panik.
Selamat mudik, semoga Allah Swt senantiasa menyertai dan menjaga anda selama kegiatan mudik dan balik-mudik  sehingga tiba ditempat tujuan dalam keadaan aman dan nyaman.
Amin.

Source; abdulcholik.com
.

Karena Aku Percaya, Alloh Bersamaku

By  Ust Salim afillah
aku percaya
maka aku akan melihat keajaiban
iman adalah mata yang terbuka
mendahului datangnya cahaya

“Aku”.
Jawaban Musa itu terkesan tak tawadhu’. Ketika seorang di antara Bani Israil bertanya siapakah yang paling ‘alim di muka bumi, Musa menjawab, “Aku”. Tapi oleh sebab jawaban inilah di Surat Al Kahfi membentang 23 ayat, mengisahkan pelajaran yang harus dijalani Musa kemudian. Uniknya di dalam senarai ayat-ayat itu terselip satu lagi kalimat Musa yang tak tawadhu’. “Kau akan mendapatiku, insyaallah, sebagai seorang yang sabar.” Ini ada di ayat yang keenampuluh sembilan.

Di mana letak angkuhnya? Bandingkan struktur bahasa Musa, begitu para musfassir mencatat, dengan kalimat Isma’il putra Nabi Ibrahim. Saat mengungkapkan pendapatnya pada sang ayah jikakah dia akan disembelih, Isma’il berkata, “Engkau akan mendapatiku, insyaallah, termasuk orang-orang yang sabar.”

Tampak bahwa Isma’il memandang dirinya sebagai bagian kecil dari orang-orang yang dikarunia kesabaran. Tapi Musa, menjanjikan kesabaran atas nama pribadinya. Dan sayangnya lagi, dalam kisahnya di Surat Al Kahfi, ia tak sesabar itu. Musa kesulitan untuk bersabar seperti yang ia janjikan. Sekira duapuluh abad kemudian, dalam rekaman Al Bukhari dan Muslim, Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang kisah perjalanan itu, “Andai Musa lebih bersabar, mungkin kita akan mendapat lebih banyak pelajaran.”

​Wallaahu A’lam. Mungkin memang seharusnya begitulah karakter Musa, ‘Alaihis Salaam. Kurang tawadhu’ dan tak begitu penyabar. Sebab, yang dihadapinya adalah orang yang paling angkuh dan menindas di muka bumi. Bahkan mungkin sepanjang sejarah. Namanya Fir’aun. Sangat tidak sesuai menghadapi orang seperti Fir’aun dengan kerendahan hati dan kesabaran selautan. Maka Musa adalah Musa. Seorang yang Allah pilih untuk menjadi utusannya bagi Fir’aun yang sombong berlimpah justa. Dan sekaligus, memimpin Bani Israil yang keras kepala.

​Hari itu, setelah ucapannya yang jumawa, Musa menerima perintah untuk berjalan mencari titik pertemuan dua lautan. Musa berangkat dikawani Yusya ibn Nun yang kelak menggantikannya memimpin trah Ya’qub. Suatu waktu, Yusya melihat lauk ikan yang mereka kemas dalam bekal meloncat mencari jalan kembali ke lautan. Awalnya, Yusya lupa memberitahu Musa. Mereka baru kembali ke tempat itu setelah Musa menanyakan bekal akibat deraan letih dan lapar yang menggeliang dalam usus.

​Di sanalah mereka bertemu dengan seseorang yang Allah sebut sebagai, “Hamba di antara hamba-hamba Kami yang kamu anugerahi rahmat dari arsa Kami, dan Kami ajarkan padanya ilmu dari sisi Kami.” Padanyalah Musa berguru. Memohon diajar sebagian dari apa yang telah Allah fahamkan kepada Sang Guru. Nama Sang Guru tak pernah tersebut dalam Al Quran. Dari hadits dan tafsir lah kita berkenalan dengan Khidzir.

​Kita telah akrab dengan kisah ini. Ada kontrak belajar di antara keduanya. “Engkau akan mendapatiku sebagai seorang yang sabar. Dan aku takkan mendurhakaimu dalam perkara apapun!”, janji Musa. “Jangan kau bertanya sebelum dijelaskan kepadamu”, pesan Khidzir. Dan dalam perjalanan menyejarah itu, Musa tak mampu menahan derasnya tanya dan keberatan atas tiga perilaku Khidzir. Perusakan perahu, pembunuhan seorang pemuda, dan penolakan atas permohonan jamuan yang berakhir dengan kerja berat menegakkan dinding yang nyaris rubuh.

Tanpa minta imbalan

​Alhamdulillah, kita belajar banyak dari kisah-kisah itu. Kita belajar bahwa dalam hidup ini, pilihan-pilihan tak selalu mudah. Sementara kita harus tetap memilih. Seperti para nelayan pemilik kapal. Kapal yang bagus akan direbut raja zhalim. Tapi sedikit cacat justru menyelamatkannya. Sesuatu yang ‘sempurna’ terkadang mengundang bahaya. Justru saat tak utuh, suatu milik tetap bisa kita rengkuh. Ada tertulis dalam kaidah fiqh, “Maa laa tudraku kulluhu, fa laa tutraku kulluh.. Apa yang tak bisa didapatkan sepenuhnya, jangan ditinggalkan semuanya.”

Kita juga belajar bahwa ‘membunuh’ bibit kerusakan ketika dia baru berkecambah adalah pilihan bijaksana. Dalam beberapa hal seringkali ada manfaat diraih sekaligus kerusakan yang meniscaya. Padanya, sebuah tindakan didahulukan untuk mencegah bahaya. Ada tertulis dalam kaidah fiqh, “Dar’ul mafaasid muqaddamun ‘alaa jalbil mashaalih.. Mencegah kerusakan didahulukan atas meraih kemashlahatan.”

Dan dari Khidzir kita belajar untuk ikhlas. Untuk tak selalu menghubungkan kebaikan yang kita lakukan, dengan hajat-hajat diri yang sifatnya sesaat. Untuk selalu mengingat urusan kita dengan Allah, dan biarkanlah tiap diri bertanggungjawab padaNya. Selalu kita ingat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Sultan yang dimakan fitnah memenjarakan dan menyiksanya. Tapi ketika bayang-bayang kehancuran menderak dari Timur, justru Ibnu Taimiyah yang dipanggil Sultan untuk maju memimpin ke garis depan. Berdarah-darah ia hadapi air bah serbuan Tartar yang bagai awan gelap mendahului fajar hendak menyapu Damaskus.

Ketika musuh terhalau, penjara kota dan siksa menantinya kembali. Saat ditanya mengapa rela, ia berkata, “Adapun urusanku adalah berjihad untuk kehormatan agama Allah serta kaum muslimin. Dan kezhaliman Sultan adalah urusannya dengan Allah.”

Iman dan Keajaiban yang Mengejutkan

Subhanallah, alangkah lebih banyak lagi ‘ibrah yang bisa digali dari kisah Musa dan Khidzir. Berlapis-lapis. Ratusan. Lebih. Tapi mari sejenak berhenti di sini. Mari picingkan mata hati ke arah kisah. Mari seksamai cerita ini dari langkah tertatih kita di jalan cinta para pejuang. Mari bertanya pada jiwa, di jalan cinta para pejuang siapakah yang lebih dekat ke hati untuk diteladani?

Musa. Bukan gurunya.

Ya. Karena di akhir kisah Sang Guru mengaku, “Wa maa fa’altuhuu min amrii.. Apa yang aku lakukan bukanlah perkaraku, bukanlah keinginanku.” Khidzir ‘hanyalah’ guru yang dihadirkan Allah untuk Musa di penggal kecil kehidupannya. Kepada Khidzir, Allah berikan semua pemahaman secara utuh dan lengkap tentang jalinan pelajaran yang harus ia uraikan pada Rasul agung pilihanNya, Musa ‘Alaihis Salaam. Begitu lengkapnya petunjuk operasional dalam tiap tindakan Khidzir itu menjadikannya sekedar sebagai ‘operator lapangan’ yang mirip malaikat. Segala yang ia lakukan bukanlah perkaranya. Bukan keinginannya.

Beberapa orang yang menyebut diri Sufi mengklaim, inilah Khidzir yang lebih utama daripada Musa. Khidzir menguasai ilmu hakikat sedang Musa baru sampai di taraf syari’at. Maka seorang yang telah disingkapkan baginya hakikat, seperti Khidzir, terbebas dari aturan-aturan syari’at. Apa yang terlintas di hati menjadi sumber hukum yang dengannya mereka menghalalkan dan mengharamkan. Ia boleh merusak milik orang. Ia boleh membunuh. Ia melakukan hal-hal yang dalam tafsir orang awwam menyimpang, dan dalam pandangan syari’at merupakan sebuah pelanggaran berat.

Imam Al Qurthubi sebagaimana dikutip Ibnu Hajar Al ‘Asqalani dalam Fathul Barii, membantah tofsar-tafsir ini. Pertama, tidak ada tindakan Khidzir yang menyalahi syari’at. Telah kita baca awal-awal bahwa semua tindakannya pun kelak bersesuaian dengan kaidah fiqh. Bahkan dalam soal membunuh pun, Khidzir tidak melanggar syari’at karena ia diberi ilmu oleh Allah untuk mencegah kemunkaran dengan tangannya. Alangkah jauh tugas mulia Khidzir dengan apa yang dilakukan para Sufi nyleneh semisal meminum khamr, lalu pengikutnya berkata, “Begitu masuk mulut, khamr-nya berubah menjadi air!”

Tidak sama!

Kedua, setinggi-tinggi derajat Khidzir menurut jumhur ‘ulama adalah Nabi di antara Nabi-nabi Bani Israil. Sementara Musa adalah Naqib-nya para Naqib, Nabi terbesar yang ditunjuk memimpin Bani Israil, seorang Rasul yang berbicara langsung dengan Allah, mengemban risalah Taurat, dan bahkan masuk dalam jajaran istimewa Rasul Ulul ‘Azmi bersama Nuh, Ibrahim, ‘Isa, dan Muhammad.

Maka Musa jauh lebih utama daripada Khidzir

“Hai Musa, sesungguhnya Aku telah melebihkan engkau dari antara manusia, untuk membawa risalahKu dan untuk berbicara secara langsung denganKu.” (Al A’raaf 144)

Ketiga, Allah memerintahkan kita meneladani para Rasul yang kisah mereka dalam Al Quran ditujukan untuk menguatkan jiwa kita dalam meniti jalan cinta para pejuang. Para Rasul itu, utamanya Rasul-rasul Ulul ‘Azmi menjadi mungkin kita teladani karena mereka memiliki sifat-sifat manusiawi. Mereka tak seperti malaikat. Juga bukan manusia setengah dewa. Mereka bertindak melakukan tugas-tugas yang luar biasa beratnya dalam keterbatasannya sebagai seorang manusia.

Justru keagungan para Rasul itu terletak pada kemampuan mereka menyikapi perintah yang belum tersingkap hikmahnya dengan iman. Dengan iman. Dengan iman. Berbeda dengan Khidzir yang diberitahu skenario dari awal hingga akhir atas apa yang harus dia lakukan –ketika mengajar Musa-, para Rasul seringkali tak tahu apa yang akan mereka hadapi atau terima sesudah perintah dijalani. Mereka tak pernah tahu apa yang menanti di hadapan.

Yang mereka tahu hanyalah, bahwa Allah bersama mereka

Nuh yang bersipayah membuat kapal di puncak bukit tentu saja harus menahan geram ketika dia ditertawai, diganggu, dan dirusuh oleh kaumnya. Tetapi, sesudah hampir 500 tahun mengemban risalah dengan pengikut yang nyaris tak bertambah, Nuh berkata dengan bijak, dengan cinta, “Kelak kami akan menertawai kalian sebagaimana kalian kini menertawai kami.”

Ya. Nuh belum tahu bahwa kemudian banjir akan tumpah. Tercurah dari celah langit, terpancar dari rekah bumi. Air meluap dari tungkunya orang membuat roti dan mengepung setinggi gunung. Nuh belum tahu. Yang ia tahu adalah ia diperintahkan membina kapalnya. Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah bersamanya. Dan alangkah cukup itu baginya. ‘Alaihis Salaam..

Ibrahim yang bermimpi, dia juga tak pernah tahu apa yang akan terjadi saat ia benar-benar menyembelih putera tercinta. Anak itu, yang lama dirindukannya, yang dia nanti dengan harap dan mata gerimis di tiap doa, tiba-tiba dititahkan untuk dipisahkan dari dirinya. Dulu ketika lahir dia dipisah dengan ditinggal di lembah Bakkah yang tak bertanaman, tak berhewan, tak bertuan. Kini Isma’il harus dibunuh. Bukan oleh orang lain. Tapi oleh tangannya sendiri.

Dibaringkanlah sang putera yang pasrah dalam taqwa. Dan ayah mana yang sanggup membuka mata ketika harus mengayau leher sang putera dengan pisau? Ayah mana yang sanggup mengalirkan darah di bawah kepala yang biasa dibelainya sambil tetap menatap wajah? Tidak. Ibrahim terpejam. Dan ia melakukannya! Ia melakukannya meski belum tahu bahwa seekor domba besar akan menggantikan sang korban. Yang diketahuinya saat itu bahwa dia diperintah Tuhannya. Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah bersamanya. Dan alangkah cukup itu baginya. ‘Alaihis Salaam..

Musa juga menemui jalan buntu, terantuk Laut Merah dalam kejaran Fir’aun. Bani Israil yang dipimpinnya sudah riuh tercekam panik. “Kita pasti tersusul! Kita pasti tersusul!”, kata mereka. “Tidak!”, seru Musa. “Sekali-kali tidak akan tersusul! Sesungguhnya Rabbku bersamaku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Petunjuk itupun datang. Musa diperintahkan memukulkan tongkatnya ke laut. Nalar tanpa iman berkata, “Apa gunanya? Lebih baik dipukulkan ke kepala Fir’aun!” Ya, bahkan Musa pun belum tahu bahwa lautan akan terbelah kemudian. Yang dia tahu Allah bersamanya. Dan itu cukup baginya. ‘Alaihis Salaam..

Merekalah para guru sejati. Yang kisahnya membuat punggung kita tegak, dada kita lapang, dan hati berseri-seri. Yang keteguhannya memancar menerangi. Yang keagungannya lahir dari iman yang kukuh, bergerun mengatasi gejolak hati dan nafsu diri. Di jalan cinta para pejuang, iman melahirkan keajaiban. Lalu keajaiban menguatkan iman. Semua itu terasa lebih indah karena terjadi dalam kejutan-kejutan. Yang kita tahu hanyalah, “Allah bersamaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.”

Nuh belum tahu bahwa banjir nantinya tumpah
ketika di gunung ia menggalang kapal dan ditertawai
Ibrahim belum tahu bahwa akan tercawis domba
ketika pisau nyaris memapas buah hatinya

Musa belum tahu bahwa lautan kan terbelah
saat ia diperintah memukulkan tongkat
di Badar Muhammad berdoa, bahunya terguncang isak
“Andai pasukan ini kalah, Kau takkan lagi disembah!”
dan kitapun belajar, alangkah agungnya iman


*http://salimafillah.com/yang-aku-tahu-allah-bersamaku/

Juni 22, 2012

Menyambut Idul Fitri, Mudik Mudik....

Taqobalaloohu Minna Waminkum
By Bimbo

Kumandangnya takbir mulai bergema
Selesailah sudah puasa kita
Wajah pun berseri penuh gembira
Esok lebaran tiba

Sholat ied bersama dipagi hari
Amatlah hikmatnya sepenuh hati
Bersatulah kami dalam doa
Tuhan ampuni kami

Taqobalaloohu minna waminkum
Washiyamana washiyamakum

Mudiknya lebaran dimana-mana
Pulang kekampung amatlah bermakna
Meskipun jauh ditempuhnya juga
Jangan paksakan diri

Makanlah ketupat rasanya nikmat
Bermaaf-maafkan bersihkan dosa
Jangan lupakan yang tidak mampu
Agar  semua gembira

Menjelang hari raya nasyid ini menjadi terasa semakin bermakna bagiku saat menjadi anak rantau bersama suami tersayang. Dari jawa ke borno. He..sebuah perjalanan panjang yang membuat lebih dekat dengan anak-anak ketimbang rumah sakit. Wajar saja karna setiap hari hampir selalu bersama mereka.

So what?! apa yang ada dikepala kalian saat mendengar kata borno?. Pada awalnya saat aku masih dirumah sakit hampir setiap hari aku membaca cerbung bang tere (Tereliye, Kau Aku dan Kota Kita, post di facebook) yang kemudian diterbikan oleh Gramedia dg judul Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah. Membaca membuat kepalaku menerjemahkan, menggambarkan apa yang telah dituliskan oleh bang tere. Eh, ga taunya ga lama setelah itu, aku terbang kesini, sebuah kota yang terbelah sungai kapuas, PONTIANAK.

Yeeah...aku lihat kapuas!!! Aku menginjakkan kaki pertama kali 20 juli 2011, walaupun sempat tertidur dari CGK(cengkareng) ternyata aku dikasih kesempatan untuk melihat indahnya malam hari dari balik jendela pesawat. Dua buah jembatan panjang dengan arus lintas lalu lintas  cukup padat, lampu-lampu yang gemerlapan, juga kapal-kapal kecil dimataku yang akan merapat kepelabuhan. Subhanalloh, ada keindahan lain. Yah dari dulu aku pengin lihat sunrise dari balik jendela pesawat, hari itu memang belum, tapi apa yang kulihat malam itu pun teramat indah, sunrise hanya tinggal menunggu waktu.

Anak-anak, hoho...sungguh sebuah dunia yang menyenangkan. Fitrahnya yang cenderung pada kebaikan, tingginya imajinasi kadang akupun belum sampai kesana, polosnya pemikiran mengukir senyum, ketulusannya menyentuh hati, senyum dari gigi tikusnya yang menawan hati, bandelnya yang bikin gemas,?! Aku masih belajar tentang mereka, anak-anak. Qaulan sadiida.

Anak-anak itulah yang dengan begitu antusiasnya mengenalkanku pada tanah ponti. “ Tente tau ini itu bla bla...”. awal mendengar percakapan mereka, rasanya aneh, mereka ngomongnya cepat dan sangat ekspresif. Contah gini “Papanya sony....dapat kalong, besaaaaaaaaaaaaaaa” sembari membentangkan kedua tangannya, konsonan diakhir kata tak terlalu nampak.

Dokter hewan (calon). Anak yang satu ini umurnya 5 lebih, tahun ini rencananya mulai masuk sekolah, MIN terpadu dikomplek Palestin Indah Pal V yang dia pilih. Dia paling tidak terima kalo dibilang masih kecil “Se*ma dah 6 tahun tante” begitu katanya. Kenapa disebut sang calon dokter hewan? Dia memang punya kecenderungan dengan binatang. Biasa kami jalan-jalan atau bersepeda untuk kasih makan sapi dan kambing, belum lagi koleksi boneka binatangnya yang sangat banyak, keluarga memang mengenalkannya, menjadikan dia dekat. Bungsu dari 4 bersaudara ini senang bermain-main dengan anak kecil. Sesekali ada kelahi, “ Bukan kak neneng, Kak Se*ma bah, sekali lagi bilang kak neneng qite ta jawab ye...”
Haha..ribut nama ga ada yang mau ngalah.

Juni 03, 2012

Delisa dg Semangat yang Membuncah

Delisa dia adalah satu dari sekian anak yang tinggal dikomplek kami. Awal kami dateng umurnya baru 3 tahun. Kemarin dia bilang, “Lisa dah 4 tahun dah sekarang, Lisa nak sekolah, di TK Assalam” katanya dengan penuh percaya diri. Salah satu cara untuk membuatnya bahagia sampai kelangit adalah dengan memberikan respon positif atau penghargaan. “TK-nya kaka  Dea khan De??”  Delisa mengangguk.
Masih segar dalam ingatan saat dua bocah kecil kakak beradik datang malu-malu dengan sangat pelan mengucapkan salam kemudian bersalaman. Hari itu awal kami pindahan kekomplek perumahan ini.
Lama berselang Delisa-lah yang paling konsisten. Delisa kekeh pergi mengaji, dia tidak bergantung pada kakak maupun abangnya. Walau  dia sangat bersuka cita ketika kakaknya datang. Pernah suatu ketika dia berangkat seorang kemudian menghampiri Ian yang ternyata tengah ke dokter, lama berdiri didepan rumah Ian air matanya runtuh juga,mba lakha yang melihat kejadian itu  kemudian menggendongnya   sampai rumah kami. Jika  kakak dan abangnya tidak  berangkat dia biasa diantar mamanya atau abangnya . Pokoknya  delisa mau ngaji. Kami  jadi berfikir bagaimana cara dia minta diantarkan,karna anak ini gengsinya cukup tinggi.
Suatu  sore dia pernah berangkat sendirian dan dikeluhkan kawannya "kau niiihh kami tunggu lama benar!!" jawabnya " Lisa berani dah berangkat seorang" sambil  tersenyum bangga kemudian mendekatiku "assalamu'alaykum tante" sembari bersalaman. Tidak lama setelah itu dia sudah berlarian kesana kemari, maen tapuk pipit lah(petak umpet), maen taba (Sulamanda), atau mejikuhibiniu, kotak pos de el el. Yah ngaji sembari bermain, ngajinya lepas maghrib biasa jam 5 sore dah dateng. sebenarnya diapun belum terlalu mengerti, kakaknya pengen ngajinya runut dipelajari halaman demi halaman jadi cepat jauh dan itu bisa meningkatkan reputasi kakanya. Tapi delisa ngajinya masih suka-suka. dihalaman mana dia menemukan ketertarikan disitulah ngajinya. Hal  itu berlangsung cukup lama. Satu  bulan ini dia mulai ngaji sungguhan, sepertinya dia telah menemukan cara untuk bisa membaca al qur'an seperti kakak dan abangnya. yah urut dari jilid pertama. aku ingat ketika dia tiba-tiba mau ngaji denganku" delisa ngaji dengan siape?" . Dia bilang " tante" hari itu delisa ngaji jilid pertama "tunggu lo ya tante, mane yeh semalem lisa ngaji dengan om??" tangannya sibuk membolak-balikan iqronya. Tidak  lama kemudian dia menemukan halaman yang dia cari. Kemudian dia mengaji, selesai mengaji dia lupa iqronya langsung ditutup begitu saja. Dengan ekspresi yang sangat menyesal dia berkata “yaaah, lupa kasih tanda pula??!!”. Batinku “pentingkah de...”hehe. Lucu sekali tengok wajahnya.