“Orang seperti dia, tidak dapat tanpa diketahui dibiarkan begitu saja. Dia harus diincar sebagai calon pemimpin Islam. Jika dia menggabungkan diri dengan kaum Muslimin dalam peperangan melawan orang-orang kafir, kita harus mengangkatnya kedalam golongan pemimpin.” Demikian keterangan Nabi ketika berbicara tentang Khalid sebelum calon pahlawan ini masuk Islam.
Khalid dilahirkan kira-kira 17 tahun sebelum masa pembangunan Islam. Dia anggota suku Bani Makhzum, suatu cabang dari suku Quraisy. Ayahnya bernama Walid dan ibunya Lababah. Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi dari Khalid, adalah isteri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.
Ayah Khalid yang bernama Walid, adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia sangat kaya. Dia menghormati Ka’bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka’bah. Pada masa ibadah Haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.
Ketika orang Quraisy memperbaiki Ka’bah tidak seorang pun yang berani meruntuhkan dinding-dindingnya yang tua itu. Semua orang takut kalau-kalau jatuh dan mati. Melihat suasana begini Walid maju ke depan dengan bersenjatakan sekop sambil berteriak, “Oh, Tuhan jangan marah kepada kami. Kami berniat baik terhadap rumahMu”.
Nabi mengharap-harap dengan sepenuh hati, agar Walid masuk Islam. Harapan ini timbul karena Walid seorang kesatria yang berani di mata rakyat. Karena itu dia dikagumi dan dihormati oleh orang banyak. Jika dia telah masuk Islam ratusan orang akan mengikutinya.
Dalam hati kecilnya Walid merasa, bahwa Al Qur-’an itu adalah kalimat-kalimat Allah. Dia pernah mengatakan secara jujur dan terang-terangan, bahwa dia tidak bisa berpisah dari keindahan dan kekuatan ayat-ayat suci itu.
Ucapan yang terus terang ini memberikan harapan bagi Nabi, bahwa Walid akan segera masuk Islam. Tetapi impian dan harapan ini tak pernah menjadi kenyataan. Kebanggaan atas diri sendiri membendung bisikan-bisikan hati nuraninya. Dia takut kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin bangsa Quraisy. Kesangsian ini menghalanginya untuk menurutkan rayuan-rayuan hati nuraninya. Sayang sekali orang yang begini baik, akhirnya mati sebagai orang yang bukan Islam.
Suku Bani Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, Bani Muhzum lah yang mengurus gudang senjata dan gudang tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit.
Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang bisa lebih dibanggakan seperti Bani Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam di lembah Abu Thalib, orang-orang Bani Makhzum lah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.
Latihan Pertama
Kita tidak banyak mengetahui mengenai Khalid pada masa kanak-kanaknya. Tetapi satu hal kita tahu dengan pasti, ayah Khalid orang berada. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang membentang dari kota Mekah sampai ke Thaif. Kekayaan ayahnya ini membuat Khalid bebas dari kewajiban-kewajibannya.
Dia lebih leluasa dan tidak usah belajar berdagang. Dia tidak usah bekerja untuk menambah pencaharian orang tuanya. Kehidupan tanpa suatu ikatan memberi kesempatan kepada Khalid mengikuti kegemarannya. Kegemarannya ialah adu tinju dan berkelahi.
Saat itu pekerjaan dalam seni peperangan dianggap sebagai tanda seorang Satria. Panglima perang berarti pemimpin besar. Kepahlawanan adalah satu hal terhormat di mata rakyat.
Ayah Khalid dan beberapa orang pamannya adalah orang-orang yang terpandang di mata rakyat. Hal ini memberikan dorongan keras kepada Khalid untuk mendapatkan kedudukan terhormat, seperti ayah dan paman-pamanya. Satu-satunya permintaan Khalid ialah agar menjadi orang yang dapat mengatasi teman-temannya di dalam hal adu tenaga. Sebab itulah dia menceburkan dirinya kedalam seni peperangan dan seni bela diri. Malah mempelajari keahlian mengendarai kuda, memainkan pedang dan memanah. Dia juga mencurahkan perhatiannya ke dalam hal memimpin angkatan perang. Bakat-bakatnya yang asli, ditambah dengan latihan yang keras, telah membina Khalid menjadi seorang yang luar biasa. Kemahiran dan keberaniannya mengagumkan setiap orang.
Pandangan yang ditunjukkannya mengenai taktik perang menakjubkan setiap orang. Dengan gamblang orang dapat melihat, bahwa dia akan menjadi ahli dalam seni kemiliteran. Dari masa kanak-kanaknya dia memberikan harapan untuk menjadi ahli militer yang luar biasa senialnya.
Menentang Islam
Pada masa kanak-kanaknya Khalid telah kelihatan menonjol diantara teman-temannya. Dia telah sanggup merebut tempat istimewa dalam hati rakyat. Lama kelamaan Khalid menanjak menjadi pemimpin suku Quraisy. Pada waktu itu orang-orang Quraisy sedang memusuhi Islam. Mereka sangat anti dan memusuhi agama Islam dan penganut-penganut Islam. Kepercayaan baru itu menjadi bahaya bagi kepercayaan dan adat istiadat orang-orang Quraisy. Orang-orang Quraisy sangat mencintai adat kebiasaannya. Sebab itu mereka mengangkat senjata untuk menggempur orang-orang Islam. Tunas Islam harus dihancurkan sebelum tumbuh berurat berakar. Khalid sebagai pemuda Quraisy yang berani dan bersemangat berdiri digaris paling depan dalam penggempuran terhadap kepercayaan baru ini. Hal ini sudah wajar dan seirama dengan kehendak alam.
Sejak kecil pemuda Khalid bertekad menjadi pahlawan Quraisy. Kesempatan ini diperolehnya dalam pertentangan-pertentangan dengan orang-orang Islam. Untuk membuktikan bakat dan kecakapannya ini, dia harus menonjolkan dirinya dalam segala pertempuran. Dia harus memperlihatkan kepada sukunya kwalitasnya sebagai pekelahi.
Peristiwa Uhud
Kekalahan kaum Quraisy di dalam perang Badar membuat mereka jadi kegila-gilaan, karena penyesalan dan panas hati. Mereka merasa terhina. Rasa sombong dan kebanggaan mereka sebagai suku Quraisy telah meluncur masuk lumpur kehinaan Arang telah tercoreng di muka orang-orang Quraisy. Mereka seolah-olah tidak bisa lagi mengangkat dirinya dari lumpur kehinaan ini. Dengan segera mereka membuat persiapan-persiapan untuk membalas pengalaman pahit yang terjadi di Badar.
Sebagai pemuda Quraisy, Khalid bin Walid pun ikut merasakan pahit getirnya kekalahan itu. Sebab itu dia ingin membalas dendam sukunya dalam peperangan Uhud. Khalid dengan pasukannya bergerak ke Uhud dengan satu tekad menang atau mati. Orang-orang Islam dalam pertempuran Uhud ini mengambil posisi dengan membelakangi bukit Uhud.
Sungguhpun kedudukan pertahanan baik, masih terdapat suatu kekhawatiran. Di bukit Uhud masih ada suatu tanah genting, di mana tentara Quraisy dapat menyerbu masuk pertahanan Islam. Untuk menjaga tanah genting ini, Nabi menempatkan 50 orang pemanah terbaik. Nabi memerintahkan kepada mereka agar bertahan mati-matian. Dalam keadaan bagaimana jua pun jangan sampai meninggalkan pos masing-masing.
Khalid bin Walid memimpin sayap kanan tentara Quraisy empat kali lebih besar jumlahnya dari pasukan Islam. Tetapi mereka jadi ragu-ragu mengingat kekalahan-kekalahan yang telah mereka alami di Badar. Karena kekalahan ini hati mereka menjadi kecil menghadapi keberanian orang-orang Islam.
Sungguh pun begitu pasukan-pasukan Quraisy memulai pertempuran dengan baik. Tetapi setelah orang-orang Islam mulai mendobrak pertahanan mereka, mereka telah gagal untuk mempertahankan tanah yang mereka injak.
Kekuatannya menjadi terpecah-pecah. Mereka lari cerai-berai. Peristiwa Badar berulang kembali di Uhud. Saat-saat kritis sedang mengancam orang-orang Quraisy. Tetapi Khalid bin Walid tidak goncang dan sarafnya tetap membaja. Dia mengumpulkan kembali anak buahnya dan mencari kesempatan baik guna melakukan pukulan yang menentukan.
Melihat orang-orang Quraisy cerai-berai, pemanah-pemanah yang bertugas ditanah genting tidak tahan hati. Pasukan Islam tertarik oleh harta perang, harta yang ada pada mayat-mayat orang-orang Quraisy. Tanpa pikir panjang akan akibatnya, sebagian besar pemanah-pemanah, penjaga tanah genting meninggalkan posnya dan menyerbu kelapangan.
Pertahanan tanah genting menjadi kosong. Khalid bin Walid dengan segera melihat kesempatan baik ini. Dia menyerbu ketanah genting dan mendesak masuk. Beberapa orang pemanah yang masih tinggal dikeroyok bersama-sama. Tanah genting dikuasai oleh pasukan Khalid dan mereka menjadi leluasa untuk menggempur pasukan Islam dari belakang.
Dengan kecepatan yang tak ada taranya Khalid masuk dari garis belakang dan menggempur orang Islam di pusat pertahanannya. Melihat Khalid telah masuk melalui tanah genting, orang-orang Quraisy yang telah lari cerai-berai berkumpul kembali dan mengikuti jejak Khalid menyerbu dari belakang. Pemenang-pemenang antara beberapa menit yang lalu, sekarang telah terkepung lagi dari segenap penjuru, dan situasi mereka menjadi gawat.
Khalid bin Walid telah merobah kemenangan orang Islam di Uhud menjadi suatu kehancuran. Mestinya orang-orang Quraisylah yang kalah dan cerai-berai. Tetapi karena gemilangnya Khalid sebagai ahli siasat perang, kekalahan-kekalahan telah disunglapnya menjadi satu kemenangan. Dia menemukan lobang-lobang kelemahan pertahanan orang Islam.
Hanya pahlawan Khalid lah yang dapat mencari saat-saat kelemahan lawannya. Dan dia pula yang sanggup menarik kembali tentara yang telah cerai-berai dan memaksanya untuk bertempur lagi. Seni perangnya yang luar biasa inilah yang mengungkap kekalahan Uhud menjadi suatu kemenangan bagi orang Quraisy.
Ketika Khalid bin Walid memeluk Islam Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat digunakan untuk membela Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan peperangan Islam Khalid bin Walid diangkat menjadi komandan perang dan menunjukan hasil gemilang atas segala upaya jihadnya. Betapapun hebatnya Khalid bin Walid di dalam medan pertempuran, dengan berbagai luka yang menyayat badannya, namun ternyata kematianya di atas ranjang. Betapa menyesalnya Khalid harapan untuk mati sahid di medan perang ternyata tidak tercapai dan Allah menghendakinya mati di atas tempat tidur, sesudah perjuangan membela Islam yang luar biasa itu. Demikianlah kekuasaan Allah. Manusia berasal dari Allah dan akan kembali kepada-Nya sesuai dengan kemaua-Nya.
Mei 12, 2011
Mei 09, 2011
Tips Memulai Usaha Bisnis Warnet Agar Cepat Sukses
Bagi anda yang ingin mencoba peruntungan membuka bisnis warnet adakalanya anda mengikuti hal-hal berikut ini :
1. Sediakan teknisi untuk komputer sekaligus jaringan, sehingga 1 orang saja bisa menghandle 2 bidang sekaligus, ya komputer ya jaringan. Toh untuk masalah jaringan terkadang pekerjaannya tidak terlalu sering. Lebih baik anda sendiri yang menangani, kenapa ? agar anda bisa mengetahui dan mengukur berapa besar pengeluaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengupgrade hardware yang failure atau bermasalah.
2. Asah selalu ilmu anda tentang bisnis warnet, peluangnya, keuntungan dan kerugiannya dengan mengikuti forum-forum yang berhubungan dengan warnet, dan ISP. Karena terkadang komunitas warnet juga tidak jauh dari komunitas ISP. Seperti forum di telkom speedy. Namun yang paling bagus adalah dengan bersilaturahmi atau bertandang di warnet kompetitor anda atau saingan anda, apabila anda malu, anda bisa menyuruh orang lain untuk mengorek informasi warnet tersebut. Entah itu harga perjamnya, jenis printernya, ataupun spek komputernya.
3. Jika koneksi satu-satunya di kota anda adalah Speedy, maka buatlah perhitungan rinci karena meskipun speedy murah, namun terkadang suka trouble sehingga pemasukan anda akan berkurang barang 1 – 3 hari. Jadi sisakan uang untuk hal ini.
4. Gunakan software antivirus maupun program restore terkini, anda bisa menggunakan program rollback atau deepfrezz, sedangkan untuk billingnya, anda bisa menggunakan billing explorer.
5. Siapkan printer warna yang handal, dikarenakan terkadang user minta ngeprint, entah itu gambar atau teks biasa.
6. Siapkan scanner, karena terkadang user ingin mengupload foto dirinya di friendster atau di blognya.
7. Update antivirus di billing operator anda, karena flashdisk user banyak yang mengandung virus, trojan, malware, dll yang menyedihkan.
8. Sediakan dana minimal Rp. 15.000.000 untuk 5 CPU Pentium 4, itu sudah komplit dengan sket atau halangan antar client.
9. Siapkan parkir dan tempat yang nyaman, usahakan parkir gratis karena terkadang user akan malas berkunjung jika parkirnya mbayar.
10. Siapkan makanan dan minuman seperti coca cola, sprite, ale-ale, aqua dingin dll dan sediakan kulkas.
Demikian hal-hal yang sekiranya harus anda siapkan jika anda ingin membuka warnet.
1. Sediakan teknisi untuk komputer sekaligus jaringan, sehingga 1 orang saja bisa menghandle 2 bidang sekaligus, ya komputer ya jaringan. Toh untuk masalah jaringan terkadang pekerjaannya tidak terlalu sering. Lebih baik anda sendiri yang menangani, kenapa ? agar anda bisa mengetahui dan mengukur berapa besar pengeluaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki atau mengupgrade hardware yang failure atau bermasalah.
2. Asah selalu ilmu anda tentang bisnis warnet, peluangnya, keuntungan dan kerugiannya dengan mengikuti forum-forum yang berhubungan dengan warnet, dan ISP. Karena terkadang komunitas warnet juga tidak jauh dari komunitas ISP. Seperti forum di telkom speedy. Namun yang paling bagus adalah dengan bersilaturahmi atau bertandang di warnet kompetitor anda atau saingan anda, apabila anda malu, anda bisa menyuruh orang lain untuk mengorek informasi warnet tersebut. Entah itu harga perjamnya, jenis printernya, ataupun spek komputernya.
3. Jika koneksi satu-satunya di kota anda adalah Speedy, maka buatlah perhitungan rinci karena meskipun speedy murah, namun terkadang suka trouble sehingga pemasukan anda akan berkurang barang 1 – 3 hari. Jadi sisakan uang untuk hal ini.
4. Gunakan software antivirus maupun program restore terkini, anda bisa menggunakan program rollback atau deepfrezz, sedangkan untuk billingnya, anda bisa menggunakan billing explorer.
5. Siapkan printer warna yang handal, dikarenakan terkadang user minta ngeprint, entah itu gambar atau teks biasa.
6. Siapkan scanner, karena terkadang user ingin mengupload foto dirinya di friendster atau di blognya.
7. Update antivirus di billing operator anda, karena flashdisk user banyak yang mengandung virus, trojan, malware, dll yang menyedihkan.
8. Sediakan dana minimal Rp. 15.000.000 untuk 5 CPU Pentium 4, itu sudah komplit dengan sket atau halangan antar client.
9. Siapkan parkir dan tempat yang nyaman, usahakan parkir gratis karena terkadang user akan malas berkunjung jika parkirnya mbayar.
10. Siapkan makanan dan minuman seperti coca cola, sprite, ale-ale, aqua dingin dll dan sediakan kulkas.
Demikian hal-hal yang sekiranya harus anda siapkan jika anda ingin membuka warnet.
April 28, 2011
Knowledge, Knowledge, Knowledge
(vibizmanagement - Service) - Dalam tulisan kali ini saya ingin share tentang suatu hal yang sering menjadi kelemahan bagi seorang Customer Service atau petugas layanan garis depan dalam melayani pelanggan yaitu penguasaan product knowledge. Mungkin anda akan bertanya: “Ah…masak sih….bukannya itu sudah keharusan?” Ya, memang itu suatu keharusan tetapi tidak semua petugas menguasai dengan baik. Kerap ditemui seorang customer service hanya menguasai secara garis besar atau kulit luar saja dari produk atau jasa yang dijual, sehingga pada waktu terjadi pertanyaan yang lebih detil atau terjadi komplain dari pelanggan tidak mampu menangani dengan baik. Mengapa bisa terjadi?
Dimensi service excellence
Apakah yang disebut service excellence atau pelayanan prima? Secara sederhana service excellence dapat disebutkan dengan istilah easy to do business with, yaitu suatu organisasi atau perusahaan yang mudah diajak berinteraksi atau berbisnis oleh pelanggan.
Bagaimana seorang pelanggan atau pembeli atau nasabah bisa merasakan senang dan mudah dan diuntungkan ketika berbisnis dengan Anda? Ada 4 hal yang mempengaruhi yaitu:
1. Bahwa perusahaan tersebut delivering the promise, artinya memberikan produk atau jasa dan pelayanannya sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan. Sebagai contoh apabila bisnis anda adalah resort maka ketika pelanggan memesan kamar dengan fasilitas tertentu seperti yang tertera di brosur atau website, maka anda mendapatkan sesuai dengan yang dijanjikan.
2. Bagaimanapun juga orang atau pelanggan lebih suka apabila diperlakukan secara khusus oleh petugas. Jadi perusahaan harus providing a personal touch. Salah satu cara misalnya setiap tamu berkunjung ke resort anda, maka supervisor secara khusus menyambut dan menyampaikan selamat datang bahkan sekali-sekali mengantarkan tamu sampai pada kamar atau villa yang dipesan. Atau sekali-sekali menyajikan makanan di restaurant/café sambil menanyakan tanggapannya terhadap layanan resort.
3. Berikan kepada pelanggan sesuatu yang melebihi ekspektasinya atau going the extra mile. Apabila lokasi resort anda tidak berada di pinggir jalan utama, sebagai contoh tindakan extra mile maka anda melakukan penjemputan atau menyiapkan pemandu tamu dari jalan raya menuju lokasi. Atau menyediakan bingkisan surprise di setiap kamar yang dipesan.
4. Dealing well with problems/ queries artinya anda harus menangani keluhan pelanggan dengan baik dan selesai tuntas. Kalau tamu komplain karena water heater di kamar tidak berfungsi baik, maka petugas segera datang meminta maaf dan membantu agar water heater bisa segera berfungsi kembali.
Kaitan dengan product knowledge
Secara sederhana kita kembali lagi kepada keempat dimensi service excellence di atas :
1. Perusahaan harus delivering the promise. Bagaimanapun anda dapat menjamin bahwa pelanggan mendapatkan sesuai yang mereka butuhkan kalau tidak sejak awal anda menggali kebutuhan dan memberikan penawaran terbaik sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk contoh di atas maka petugas harus menguasai kamar atau vila apa saja yang available, view-nya, fasilitas-fasilitas yang tersedia, kelebihannya dibandingkan dengan resort lainnya, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan harga, discount, paket promo dan cara pembayaran. Jadi harus memiliki knowledge yang mantap mengenai resortnya dan pesaing di sekitarnya.
2. Agar dapat memberikan personal touch maka kebutuhan standar yang diminta pelanggan harus sudah diberikan terlebih dahulu, sesuai yang dijanjikan. Untuk dapat memberikan sentuhan pelayanan yang bersifat personal diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang selera konsumen, kebiasaan atau habit mereka dan apa yang yang biasanya diberikan oleh para pesaing. Studi tentang efektifitas personal touch terhadap kepuasan pelanggan, dll., adalah bagian yang memerlukan pengetahuan atau knowledge yang harus dimiliki oleh seorang petugas pelayanan.
3. Berikan kepada pelanggan sesuatu yang melebihi ekspektasinya atau going the extra mile. Ini juga memerlukan ide-ide cemerlang yang tidak akan diperoleh kalau tidak pernah memperluas wawasan dan knowledge seputar produk, jasa dan konsumen perusahaan anda dan competitor. Diperlukan bencmarking, survey dan banyak berkomunikasi dengan pelanggan agar menemukan ide hal-hal apa yang dapat membuat pelanggan merasa surprise dan senang dengan pelayanan anda. Tentu untuk ini diperlukan knowledge.
4. Apalagi untuk dealing well with problems/ queries , sangat diperlukan penguasaan akan produk dan jasa yang dijual, baik feature, benefit maupun kelemahannya termasuk proses delivery dan banyak hal menyangkut produk dan jasa yang dijual. Seseorang tidak akan mampu memberikan solusi yang baik bagi pelanggan kalau tidak memiliki product knowledge yang kuat, karena orang tersebut tidak akan mampu memberikan alternative solusi kalau penguasaannya terbatas.
Service excellence bukan terbatas pada keramahan dan kecepatan pelayanan tapi memang harus didukung dengan knowledge yang kuat seputar produk atau jasa yang ditawarkan. Ubah sikap mental dari “sekedar petugas lini depan” yang dapat mengoper pertanyaan-pertanyaan atau keluhan kepada marketing. Service bagian tak terpisahkan dengan marketing, tanpa service yang baik usaha marketingpun tidak akan maksimal.
Saya teringat pelajaran yang diberikan oleh “guru” manajemen di VBLC yaitu Bernhard Sumbayak dalam sebuah modul pelatihan 8 Steps Selling Skills, yang memberikan tips sederhana supaya penjualan berhasil, yaitu harus menguasai 3 hal : pertama knowledge, kedua knowledge dan ketiga knowledge. Artinya pengetahuan memang sangat penting, harus selalu di asah dan di up date tiap-tiap hari.
Salam sukses,
Dimensi service excellence
Apakah yang disebut service excellence atau pelayanan prima? Secara sederhana service excellence dapat disebutkan dengan istilah easy to do business with, yaitu suatu organisasi atau perusahaan yang mudah diajak berinteraksi atau berbisnis oleh pelanggan.
Bagaimana seorang pelanggan atau pembeli atau nasabah bisa merasakan senang dan mudah dan diuntungkan ketika berbisnis dengan Anda? Ada 4 hal yang mempengaruhi yaitu:
1. Bahwa perusahaan tersebut delivering the promise, artinya memberikan produk atau jasa dan pelayanannya sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan. Sebagai contoh apabila bisnis anda adalah resort maka ketika pelanggan memesan kamar dengan fasilitas tertentu seperti yang tertera di brosur atau website, maka anda mendapatkan sesuai dengan yang dijanjikan.
2. Bagaimanapun juga orang atau pelanggan lebih suka apabila diperlakukan secara khusus oleh petugas. Jadi perusahaan harus providing a personal touch. Salah satu cara misalnya setiap tamu berkunjung ke resort anda, maka supervisor secara khusus menyambut dan menyampaikan selamat datang bahkan sekali-sekali mengantarkan tamu sampai pada kamar atau villa yang dipesan. Atau sekali-sekali menyajikan makanan di restaurant/café sambil menanyakan tanggapannya terhadap layanan resort.
3. Berikan kepada pelanggan sesuatu yang melebihi ekspektasinya atau going the extra mile. Apabila lokasi resort anda tidak berada di pinggir jalan utama, sebagai contoh tindakan extra mile maka anda melakukan penjemputan atau menyiapkan pemandu tamu dari jalan raya menuju lokasi. Atau menyediakan bingkisan surprise di setiap kamar yang dipesan.
4. Dealing well with problems/ queries artinya anda harus menangani keluhan pelanggan dengan baik dan selesai tuntas. Kalau tamu komplain karena water heater di kamar tidak berfungsi baik, maka petugas segera datang meminta maaf dan membantu agar water heater bisa segera berfungsi kembali.
Kaitan dengan product knowledge
Secara sederhana kita kembali lagi kepada keempat dimensi service excellence di atas :
1. Perusahaan harus delivering the promise. Bagaimanapun anda dapat menjamin bahwa pelanggan mendapatkan sesuai yang mereka butuhkan kalau tidak sejak awal anda menggali kebutuhan dan memberikan penawaran terbaik sesuai dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Untuk contoh di atas maka petugas harus menguasai kamar atau vila apa saja yang available, view-nya, fasilitas-fasilitas yang tersedia, kelebihannya dibandingkan dengan resort lainnya, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan harga, discount, paket promo dan cara pembayaran. Jadi harus memiliki knowledge yang mantap mengenai resortnya dan pesaing di sekitarnya.
2. Agar dapat memberikan personal touch maka kebutuhan standar yang diminta pelanggan harus sudah diberikan terlebih dahulu, sesuai yang dijanjikan. Untuk dapat memberikan sentuhan pelayanan yang bersifat personal diperlukan pengetahuan yang mendalam tentang selera konsumen, kebiasaan atau habit mereka dan apa yang yang biasanya diberikan oleh para pesaing. Studi tentang efektifitas personal touch terhadap kepuasan pelanggan, dll., adalah bagian yang memerlukan pengetahuan atau knowledge yang harus dimiliki oleh seorang petugas pelayanan.
3. Berikan kepada pelanggan sesuatu yang melebihi ekspektasinya atau going the extra mile. Ini juga memerlukan ide-ide cemerlang yang tidak akan diperoleh kalau tidak pernah memperluas wawasan dan knowledge seputar produk, jasa dan konsumen perusahaan anda dan competitor. Diperlukan bencmarking, survey dan banyak berkomunikasi dengan pelanggan agar menemukan ide hal-hal apa yang dapat membuat pelanggan merasa surprise dan senang dengan pelayanan anda. Tentu untuk ini diperlukan knowledge.
4. Apalagi untuk dealing well with problems/ queries , sangat diperlukan penguasaan akan produk dan jasa yang dijual, baik feature, benefit maupun kelemahannya termasuk proses delivery dan banyak hal menyangkut produk dan jasa yang dijual. Seseorang tidak akan mampu memberikan solusi yang baik bagi pelanggan kalau tidak memiliki product knowledge yang kuat, karena orang tersebut tidak akan mampu memberikan alternative solusi kalau penguasaannya terbatas.
Service excellence bukan terbatas pada keramahan dan kecepatan pelayanan tapi memang harus didukung dengan knowledge yang kuat seputar produk atau jasa yang ditawarkan. Ubah sikap mental dari “sekedar petugas lini depan” yang dapat mengoper pertanyaan-pertanyaan atau keluhan kepada marketing. Service bagian tak terpisahkan dengan marketing, tanpa service yang baik usaha marketingpun tidak akan maksimal.
Saya teringat pelajaran yang diberikan oleh “guru” manajemen di VBLC yaitu Bernhard Sumbayak dalam sebuah modul pelatihan 8 Steps Selling Skills, yang memberikan tips sederhana supaya penjualan berhasil, yaitu harus menguasai 3 hal : pertama knowledge, kedua knowledge dan ketiga knowledge. Artinya pengetahuan memang sangat penting, harus selalu di asah dan di up date tiap-tiap hari.
Salam sukses,
Kepuasan Pelanggan, Faktor Apakah yang Jadi Acuan?
(vibizmanagement - Service) - Mari kita memperhatikan hal-hal yang bermanfaat bagi kita sebagai Produsen yang memiliki pelanggan,dimana kita dapat memiliki konsep dasar dalam memuaskan pelanggan, minimal beberapa hal yang mengacu pada contoh-contoh berikut :
(1) Produk atau jasa : yang ditawarkan memiliki keistimewaan yang terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang dapat memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian dapat memberikan kepuasan dalam penggunaan produk atau jasa itu.
(2) Kualitas : terdiri dari segala sesuatu yang minimal bebas dari kekurangan atau kerusakan.
Acuan dari kualitas seperti dijelaskan diatas menunjukan bahwa kualitas selalu berfokus pada kepentingan/kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality), sehingga dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Oleh karena itu, maka kualitas mengacu pada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik serta diproduksi dengan cara yang baik dan benar.
Sejalan dengan hal terdebut diatas, maka untuk memenuhi keinginan masyarakat (pelanggan), Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) dalam keputusannya Nomor : 81/1995 menegaskan bahwa pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai dengan sendi-sendi sebagai berikut :
(1) Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat dan tidak berbelit-belit serta mudah difahami dan dilaksanakan.
(2) Kejelasan dan kepastian, menyangkut :
1. Prosedur/tata cara pelayanan umum
2. Persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun administratif
3. Unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan umum
4. Rincian biaya/tarif pelayanan umum dan tata cara pembayarannya
5. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum
6. Hak dan kewajiban baik dari pemberi maupun penerima pelayanan umum berdasarkan bukti- - bukti penerimaan permohonan/ kelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemrosesan - pelayanan umum
7. Pejabat yang menerima keluhan pelanggan (masyarakat)
(3) Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.
(4) Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara, persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan difahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
(5) Efisien, meliputi :
1. Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang diberikan
2. Dicegah adanya pengulangan pemenuihan kelengkapan persyaratan, dalam hal proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
(6) Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan :
1. Nilai barang atau jasa pelayanan umum dengan tidak menuntut biaya yang tinggi
2. Kondisi dan kemampuan pelanggan (masyarakat) untuk membayar secara umum
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(7) Keadilan yang merata dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan umum harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil.
(8) Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Kompetensi pelayanan prima yang diberikan oleh aparatur pemerintahan kepada masyarakat, selain dapat dilihat dalam keputusan Menpan nomor 81/1993, juga dipertegas dalam instruksi Presiden nomor 1/1995 tentang peningkatan kualitas aparatur pemerintah kepada masyarakat. Oleh karena itu, kualitas pelayanan masyarakat dewasa ini tidak dapat diabaikan lagi, bahkan hendaknya sedapat mungkin disesuaikan dengan tuntutan era globalisasi.
Kehidupan berbangsa dan bermasyarakat dalam era globalisasi tidak akan terhindarkan, dimana kehidupan dalam era ini ditandai dengan ketatnya persaingan disegala bidang kehidupan, baik kehidupan berbangsa maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, maka kualitas pelayanan merupakan salah satu jawaban dalam menghadapi kehidupan tersebut.
Paradigma Pelayanan Prima :
Selama ini, umumnya masyarakat mengkonotasikan pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat cenderung kurang dan bahkan tidak berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya keluhan yang disampaikan masyarakat kepada aparatur pemerintah yang memberikan layanan kepada masyarakat.
Salah satu keluhan yang sering terdengar dari masyarakat yang berhubungan dengan aparatur pemerintah karena sesuatu urusan adalah selain berbelit-belit akibat birokrasi yang kaku, juga perilaku oknum aparatur yang memberikan layanan kepada masyarakat kadang kala kurang bersahabat sehingga tidak kurang terjadi perang mulut dan bahkan kadang kala hingga ke fisik tidak dapat terhindarkan antara oknum aparat dengan oknum masyarakat yang merasa dirugikan. Realita yang demikian ini, memerlukan kepedulian dari kalangan aparatur, sehingga dalam memberikan layanan kepada masyarakat benar-benar prima.
Keprimaan ini pada gilirannya akan mendapatkan pengakuan atas kualitas pelayanan yang datang dari masyarakat itu sendiri. Untuk itu perlu dikaji secara mendalam tentang kategori pelayanan yang memuaskan masyarakat pelanggan agar sesuai dengan perubahan masyarakat yang cenderung tak terhindarkan.
Perubahan masyarakat bisa terjadi entah secara revolusioner atau evolusioner. Pada umumnya, perubahan revolusioner adalah sesuatu yang dicapai dalam rentang waktu yang pendek, dan kerap kali politis sifatnya.
Larry Spears berpendapat bahwa perubahan evolusioner biasanya terjadi dalam jangka waktu lama dan sering melibatkan pertumbuhan dan perubahan pribadi oleh individu.
Orang dengan rasio dapat menyatakan bahwa perubahan evolusioner lebih memungkinkan untuk bertahan lama dibandingkan dengan perubahan revolusioner. Untuk itu, kepemimpinan pelayanan menurut Spears sudah mencapai dasawarsa ketiga sebagai cara pendekatan kepemimpinan dan manajemen spesifik. Hal ini dapat dilihat dari kategori perubahan evolusioner yang bersifat organik dan pribadi.
Dengan mengetahui akan hal-hal yang menjadi acuan dalam memberikan pelayanan prima, mari kita tingkatkan pelayanan kita kepada setiap pelanggan dengan tulus dan ramah, dan juga dengan memperhatikan pada point-point penting yang telah diuraikan seperti contoh-contoh diatas.
Salam sukses,
(1) Produk atau jasa : yang ditawarkan memiliki keistimewaan yang terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang dapat memenuhi keinginan pelanggan dan dengan demikian dapat memberikan kepuasan dalam penggunaan produk atau jasa itu.
(2) Kualitas : terdiri dari segala sesuatu yang minimal bebas dari kekurangan atau kerusakan.
Acuan dari kualitas seperti dijelaskan diatas menunjukan bahwa kualitas selalu berfokus pada kepentingan/kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality), sehingga dengan demikian produk-produk didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Oleh karena itu, maka kualitas mengacu pada segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik serta diproduksi dengan cara yang baik dan benar.
Sejalan dengan hal terdebut diatas, maka untuk memenuhi keinginan masyarakat (pelanggan), Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) dalam keputusannya Nomor : 81/1995 menegaskan bahwa pelayanan yang berkualitas hendaknya sesuai dengan sendi-sendi sebagai berikut :
(1) Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat dan tidak berbelit-belit serta mudah difahami dan dilaksanakan.
(2) Kejelasan dan kepastian, menyangkut :
1. Prosedur/tata cara pelayanan umum
2. Persyaratan pelayanan umum, baik teknis maupun administratif
3. Unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan umum
4. Rincian biaya/tarif pelayanan umum dan tata cara pembayarannya
5. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan umum
6. Hak dan kewajiban baik dari pemberi maupun penerima pelayanan umum berdasarkan bukti- - bukti penerimaan permohonan/ kelengkapannya, sebagai alat untuk memastikan pemrosesan - pelayanan umum
7. Pejabat yang menerima keluhan pelanggan (masyarakat)
(3) Keamanan, dalam arti bahwa proses serta hasil pelayanan umum dapat memberikan keamanan dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum.
(4) Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur/tata cara, persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan umum, waktu penyelesaian dan rincian biaya/tarif dan hal-hal lain yang yang berkaitan dengan proses pelayanan umum wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan difahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
(5) Efisien, meliputi :
1. Persyaratan pelayanan umum hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan umum yang diberikan
2. Dicegah adanya pengulangan pemenuihan kelengkapan persyaratan, dalam hal proses pelayanannya mempersyaratkan kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
(6) Ekonomis, dalam arti pengenaan biaya pelayanan umum harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan :
1. Nilai barang atau jasa pelayanan umum dengan tidak menuntut biaya yang tinggi
2. Kondisi dan kemampuan pelanggan (masyarakat) untuk membayar secara umum
3. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(7) Keadilan yang merata dalam arti cakupan atau jangkauan pelayanan umum harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diperlakukan secara adil.
(8) Ketepatan waktu, dalam arti pelaksanaan pelayanan umum dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Kompetensi pelayanan prima yang diberikan oleh aparatur pemerintahan kepada masyarakat, selain dapat dilihat dalam keputusan Menpan nomor 81/1993, juga dipertegas dalam instruksi Presiden nomor 1/1995 tentang peningkatan kualitas aparatur pemerintah kepada masyarakat. Oleh karena itu, kualitas pelayanan masyarakat dewasa ini tidak dapat diabaikan lagi, bahkan hendaknya sedapat mungkin disesuaikan dengan tuntutan era globalisasi.
Kehidupan berbangsa dan bermasyarakat dalam era globalisasi tidak akan terhindarkan, dimana kehidupan dalam era ini ditandai dengan ketatnya persaingan disegala bidang kehidupan, baik kehidupan berbangsa maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, maka kualitas pelayanan merupakan salah satu jawaban dalam menghadapi kehidupan tersebut.
Paradigma Pelayanan Prima :
Selama ini, umumnya masyarakat mengkonotasikan pelayanan yang diberikan oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat cenderung kurang dan bahkan tidak berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya keluhan yang disampaikan masyarakat kepada aparatur pemerintah yang memberikan layanan kepada masyarakat.
Salah satu keluhan yang sering terdengar dari masyarakat yang berhubungan dengan aparatur pemerintah karena sesuatu urusan adalah selain berbelit-belit akibat birokrasi yang kaku, juga perilaku oknum aparatur yang memberikan layanan kepada masyarakat kadang kala kurang bersahabat sehingga tidak kurang terjadi perang mulut dan bahkan kadang kala hingga ke fisik tidak dapat terhindarkan antara oknum aparat dengan oknum masyarakat yang merasa dirugikan. Realita yang demikian ini, memerlukan kepedulian dari kalangan aparatur, sehingga dalam memberikan layanan kepada masyarakat benar-benar prima.
Keprimaan ini pada gilirannya akan mendapatkan pengakuan atas kualitas pelayanan yang datang dari masyarakat itu sendiri. Untuk itu perlu dikaji secara mendalam tentang kategori pelayanan yang memuaskan masyarakat pelanggan agar sesuai dengan perubahan masyarakat yang cenderung tak terhindarkan.
Perubahan masyarakat bisa terjadi entah secara revolusioner atau evolusioner. Pada umumnya, perubahan revolusioner adalah sesuatu yang dicapai dalam rentang waktu yang pendek, dan kerap kali politis sifatnya.
Larry Spears berpendapat bahwa perubahan evolusioner biasanya terjadi dalam jangka waktu lama dan sering melibatkan pertumbuhan dan perubahan pribadi oleh individu.
Orang dengan rasio dapat menyatakan bahwa perubahan evolusioner lebih memungkinkan untuk bertahan lama dibandingkan dengan perubahan revolusioner. Untuk itu, kepemimpinan pelayanan menurut Spears sudah mencapai dasawarsa ketiga sebagai cara pendekatan kepemimpinan dan manajemen spesifik. Hal ini dapat dilihat dari kategori perubahan evolusioner yang bersifat organik dan pribadi.
Dengan mengetahui akan hal-hal yang menjadi acuan dalam memberikan pelayanan prima, mari kita tingkatkan pelayanan kita kepada setiap pelanggan dengan tulus dan ramah, dan juga dengan memperhatikan pada point-point penting yang telah diuraikan seperti contoh-contoh diatas.
Salam sukses,
Berkomunikasi - Hal Utama yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin
(Vibizmanagement – Leadership) - Dalam kehidupan seorang pemimpin, keberhasilannya ditentukan dari cara bagaimana dia dapat berkomunikasi dengan anak buahnya atau pekerjanya. Dan keberhasilannya dalam berkomunikasi itu dapat menjadi indikator bagi keberhasilan /kemajuan perusahaan yang dipimpinnya. Lingkaran pusat kepemimpinan adalah komunikasi. Komunikasi merupakan seni atau cara untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain dapat memahami kita.
Didalam salah buku Stephen R. Covey ; The 7 Habits of Highly Effective People, mengatakan ; ”Komunikasi merupakan keterampilan paling penting dalam hidup. Kita menghabiskan sebagian besar jam bangun kita untuk berkomunikasi.”
Dalam memecahkan masalah bawahan, kita cenderung langsung untuk menyerbu masuk, dengan tujuan untuk memperbaiki segala sesuatu yang ada dalam masalah itu dengan nasihat yang baik, tetapi seringkali justru disitulah kita mengalami kegagalan. Mengapa kita mengalami kegagalan? Karena kita tidak meluangkan waktu terlebih dahulu untuk mendiagnosis masalah dan untuk benar-benar terlebih dahulu mengerti secara mendalam tentang masalah itu. Untuk itulah kita sebagai pemimpin memerlukan kecakapan untuk mencermati dan mempelajari masalah – masalah yang ada ketika kita mulai berkomunikasi untuk mencoba memahami problem/masalah yang ada. Dengan bertanya terlebih dahulu apa dan bagaimana masalah itu terjadi sama saja dengan kita mengumpulkan terlebih dahulu fakta-fakta atau keterangan-keterangan yang ada untuk kita dapat kemudian mengambil sebuah keputusan yang tepat.
Mari kita melihat sekilas contoh seorang pemimpin yang berhasil menurut pandangan dunia yaitu seorang Abraham Lincoln. Abraham Lincoln merupakan salah satu contoh pemimpin dunia yang sangat peka dan cermat dalam mempelajari masalah sebelum mengambil sebuah keputusan. Menurut Donald Phillips ( seorang penulis dan pembicara berkewarga negaran Amerika Serikat , dalam sebuah studinya mengenai kepemimpinan sosok Lincoln) menjabarkan, selama empat tahun menjabat presiden, seorang Abraham Lincoln telah menghabiskan sebagian besar waktunya di tengah-tengah prajurit dalam masa peperangan saat itu. Hampir setiap hari Presiden Amerika ini, lebih memilih untuk berjalan kaki dari Gedung Putih ke Kantor Menteri Pertahanan, Edwin M. Stanton, hanya untuk mendapatkan informasi lebih cepat dari medan peperangan. Padahal, sebagai presiden, Lincoln bisa saja duduk manis di kantornya menunggu kurir datang membawakan berita terbaru. Tapi hal tersebut bukanlah pilihan seorang Lincoln, karena ia lebih suka berada di dekat mesin telegram untuk mendapatkan informasi secepat mungkin tanpa menunggu lagi dari seorang kurir. Menurut Lincoln, dengan cara tersebut memungkinkan ia untuk mengetahui informasi terbaru yang ada dan mempelajarinya secepat mungkin untuk kemudian mengambil keputusan dengan tepat. Bagaimanapun pengalaman Lincoln berkomunikasi dalam masa berperang di tengah-tengah prajurit membuatnya sadar akan arti penting dari kecepatan dan ketepatan sebuah keputusan untuk para prajuritnya di medan perang, maupun untuk negaranya.
Abraham Lincoln telah memberikan kepada kita suatu contoh pengalaman pribadinya menjadi seorang pemimpin dalam membuat suatu keputusan yang sangat penting. Mencari dahulu keseluruhan informasi/data sampai mengetahui informasi mana saja yang relevan dengan permasalahan yang ada dan mengambil sebuah langkah penting dalam pengambilan keputusan.
Sebagian besar orang sering kali telah terpola untuk mengabaikan fakta yang ada dalam mengambil keputusan. Umumnya orang lebih cenderung untuk bergantung pada penilaian pribadinya atau penilaian orang yang dipercayainya daripada fakta yang ada, didalam dia mengambil sebuah keputusan. Sedangkan orang yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, umumnya telah terjebak dalam kebiasaan membuat penilaian-penilaian tak berdasar atau bertindak menurut informasi yang tidak akurat, sehingga membuat keputusan yang mereka ambil jauh dari yang diharapkan.
Menilai suatu hal memang bukan suatu hal yang salah, yang salah adalah jika penilaian tersebut sudah tidak lagi bersifat objektif dan didasarkan atas prasangka tertentu. Berkomunikasi dengan cara mendengarkan pendapat atau penilaian orang lain sangat diperlukan, tetapi bukan menjadikannya dasar dari keputusan yang akan diambil.
Jadi, jika tidak ingin selalu terjebak dalam pola pikir yang mengandalkan penilaian yang mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah, tidak ada salahnya mulai sekarang kita cermat dalam mempelajari setiap informasi/fakta yang ada terkait suatu masalah dengan cara berkomunikasi.
Didalam salah buku Stephen R. Covey ; The 7 Habits of Highly Effective People, mengatakan ; ”Komunikasi merupakan keterampilan paling penting dalam hidup. Kita menghabiskan sebagian besar jam bangun kita untuk berkomunikasi.”
Dalam memecahkan masalah bawahan, kita cenderung langsung untuk menyerbu masuk, dengan tujuan untuk memperbaiki segala sesuatu yang ada dalam masalah itu dengan nasihat yang baik, tetapi seringkali justru disitulah kita mengalami kegagalan. Mengapa kita mengalami kegagalan? Karena kita tidak meluangkan waktu terlebih dahulu untuk mendiagnosis masalah dan untuk benar-benar terlebih dahulu mengerti secara mendalam tentang masalah itu. Untuk itulah kita sebagai pemimpin memerlukan kecakapan untuk mencermati dan mempelajari masalah – masalah yang ada ketika kita mulai berkomunikasi untuk mencoba memahami problem/masalah yang ada. Dengan bertanya terlebih dahulu apa dan bagaimana masalah itu terjadi sama saja dengan kita mengumpulkan terlebih dahulu fakta-fakta atau keterangan-keterangan yang ada untuk kita dapat kemudian mengambil sebuah keputusan yang tepat.
Mari kita melihat sekilas contoh seorang pemimpin yang berhasil menurut pandangan dunia yaitu seorang Abraham Lincoln. Abraham Lincoln merupakan salah satu contoh pemimpin dunia yang sangat peka dan cermat dalam mempelajari masalah sebelum mengambil sebuah keputusan. Menurut Donald Phillips ( seorang penulis dan pembicara berkewarga negaran Amerika Serikat , dalam sebuah studinya mengenai kepemimpinan sosok Lincoln) menjabarkan, selama empat tahun menjabat presiden, seorang Abraham Lincoln telah menghabiskan sebagian besar waktunya di tengah-tengah prajurit dalam masa peperangan saat itu. Hampir setiap hari Presiden Amerika ini, lebih memilih untuk berjalan kaki dari Gedung Putih ke Kantor Menteri Pertahanan, Edwin M. Stanton, hanya untuk mendapatkan informasi lebih cepat dari medan peperangan. Padahal, sebagai presiden, Lincoln bisa saja duduk manis di kantornya menunggu kurir datang membawakan berita terbaru. Tapi hal tersebut bukanlah pilihan seorang Lincoln, karena ia lebih suka berada di dekat mesin telegram untuk mendapatkan informasi secepat mungkin tanpa menunggu lagi dari seorang kurir. Menurut Lincoln, dengan cara tersebut memungkinkan ia untuk mengetahui informasi terbaru yang ada dan mempelajarinya secepat mungkin untuk kemudian mengambil keputusan dengan tepat. Bagaimanapun pengalaman Lincoln berkomunikasi dalam masa berperang di tengah-tengah prajurit membuatnya sadar akan arti penting dari kecepatan dan ketepatan sebuah keputusan untuk para prajuritnya di medan perang, maupun untuk negaranya.
Abraham Lincoln telah memberikan kepada kita suatu contoh pengalaman pribadinya menjadi seorang pemimpin dalam membuat suatu keputusan yang sangat penting. Mencari dahulu keseluruhan informasi/data sampai mengetahui informasi mana saja yang relevan dengan permasalahan yang ada dan mengambil sebuah langkah penting dalam pengambilan keputusan.
Sebagian besar orang sering kali telah terpola untuk mengabaikan fakta yang ada dalam mengambil keputusan. Umumnya orang lebih cenderung untuk bergantung pada penilaian pribadinya atau penilaian orang yang dipercayainya daripada fakta yang ada, didalam dia mengambil sebuah keputusan. Sedangkan orang yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, umumnya telah terjebak dalam kebiasaan membuat penilaian-penilaian tak berdasar atau bertindak menurut informasi yang tidak akurat, sehingga membuat keputusan yang mereka ambil jauh dari yang diharapkan.
Menilai suatu hal memang bukan suatu hal yang salah, yang salah adalah jika penilaian tersebut sudah tidak lagi bersifat objektif dan didasarkan atas prasangka tertentu. Berkomunikasi dengan cara mendengarkan pendapat atau penilaian orang lain sangat diperlukan, tetapi bukan menjadikannya dasar dari keputusan yang akan diambil.
Jadi, jika tidak ingin selalu terjebak dalam pola pikir yang mengandalkan penilaian yang mengakibatkan pengambilan keputusan yang salah, tidak ada salahnya mulai sekarang kita cermat dalam mempelajari setiap informasi/fakta yang ada terkait suatu masalah dengan cara berkomunikasi.
April 21, 2011
Dilema Perempuan Pengguna Bis Kota
Sore itu seperti sore-sore biasanya di akhir pekan, berada di dalam bis kuning 510 yang akan membawa saya pulang ke rumah tercinta. Ya, rutinitas yang sungguh menyebalkan dan memprihatinkan bukan? Bagaimana tidak, saya harus berdesak-desakan berada dalam kendaraan umum yang sangat tidak manusiawi.
Dengan cuaca panas, pengap di dalam bis yang penuh sesak, penuh berisi beragam orang dari beragam aktivitas. Menghadapi pak kenek bis yang seolah tak punya hati terus saja memasukkan penumpang pada bis yang nyatanya sudah overload ini. Rasanya ingin sekali teriak, ”don’t push me!!!”, lalu terpikir andaikan saya menjadi bunga mawar, pastinya akan baik sekali. Tidak akan ada yang berani mendorong saya, karena pasti akan terkena duri-duri saya yang tajam, Hehehe … khayalan tingkat tinggi nih.
Sejak awal menjadi pengguna bis umum ini, saya sudah punya trik-trik aman agar tidak harus berdesak-desakan dengan penumpang lain, laki-laki khususnya. Namun terkadang trik-trik ini pun bisa meleset, sehingga kadang tetap saja harus berpasrah dengan kondisi yang ada. Yang sangat disayangkan, tidak semua perempuan dapat memosisikan dirinya dengan aman ketika berada dalam bis yang tak berperi-kewanitaan ini. Sungguh miris rasanya jika harus melihat sesama perempuan mengalami pelecehan-pelecehan di dalam bis ini, apalagi perempuan tersebut adalah akhwat yang saya kenal. Harus bagaimanakah kami sebagai perempuan?
Ya. Perempuan. Betapa menjadi seorang perempuan itu penuh fitnah dan ujian bukan?
Teringat ketika membaca shiroh Nabawi, bahwasanya disana jelas, ketika masa jahiliah dulu dimana Nabi Muhammad belum diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak, perempuan berada pada titik terendah. Bayi-bayi perempuan yang lahir merupakan aib bagi keluarga, maka harus dibunuh, dikubur hidup-hidup. Laki-laki berhak menikah dengan berapapun banyaknya perempuan dan dengan siapapun yang dia inginkan, bahkan dengan ibunya atau saudara perempuannya sekalipun. Sungguh perempuan pada masa itu tidak ada nilainya sama sekali.
Lantas hadirlah Rasulullah. Sang rembulan penerang kegelapan. Beliau mengangkat tinggi derajat para perempuan. Maka inilah penyetaraan gender yang sesungguhnya. Dari kerendahan yang sangat, Rasulullah membawa kaum perempuan ke derajat tertinggi. Perempuan kini berhak atas hidupnya sendiri.
Perempuan pun semakin ditinggikan derajatnya dengan turunnya perintah menutup aurat atau berhijab.
"Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (QS Al.Ahzab; 59)
Betapa indah dan menyeluruhnya agama Islam ini bukan?
Kembali ke kasus yang saya hadirkan di awal, betapa saat ini perempuan seolah kembali ketitik nol nilainya. Penggunaan kendaraan umum khususnya bis kota yang menyebabkan bercampur baurnya antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim menunjukan kemerosotan nilai tersebut. Perempuan seolah tak diberi pilihan lain dalam masalah ini. Kebutuhan akan berkendara mengharuskan kami wara-wiri pulang pergi dengan kendaraan umum. Terutama bagi para perempuan yang belum bersuami, tidak ada yang siap sedia untuk selalu mengantar-jemputnya ke berbagai tempat. Maka bis kota sebagai sarana transportasi yang tergolong murah meriah selalu menjadi pilihan utama para perempuan.
Yang sangat disayangkan pula adalah kurang pedulinya kaum perempuan terhadap dirinya sendiri. Dengan tidak menjaga auratnya, menggunakan pakaian-pakaian tak layak yang tentu saja akan menggoda para lelaki hidung belang untuk melakuka pelecehan. Sungguh ironis sekali bukan?
Untuk memperbaiki itu semua adalah merupakan PR kita bersama. Masyarakat, aktivis dakwah dan tentu saja pemerintah setempat yang memiliki kewenangan atas segala kebijakan-kebijakan terkait masalah transportasi di negara kita ini.
Dengan menyeimbangan antara usaha memperbaiki akhlak atau moral masyarakat setempat serta didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah terkait hal-hal tersebut, maka sedikit demi sedikit tindak kriminal dan pelecehan seksual yang ada terhadap perempuan akan dapat dikurangi.
Berkaca dari negara-negara lain, betapa pemerintah kita sudah cukup tertinggal untuk masalah yang satu ini. Pemerintah Malaysia sejak April 2010 sudah menyediakan gerbong khusus perempuan di jalur Kuala Lumpur-Port Klang. Pemberlakuan itu untuk menghormati perempuan muslim. Itu pula yang terjadi di Mumbai, India. Pemerintah kota itu mengadakan bis dan gerbong khusus perempuan sejak tahun 2007. Bahkan di Bangkok, Thailand, pun demikian. Bis khusus perempuan tak hanya melayani rute dalam kota, tetapi juga luar kota. Sedangkan di Jepang, Nepal dan Filipina, pengadaan angkutan khusus perempuan sudah ada sejak lama.
Di Indonesia pun pada awal 2007 silam sudah diadakan launching bis khusus perempuan di Pekanbaru. Namun ini belum berdampak banyak bagi para perempuan, di kota- kota besar khususnya seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, yang angka pelecehannya agak tinggi.
So, kami kaum perempuan menanti kebijakan para pemerintah terkait permasalah transportasi ini. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan petunjukNya. Wallahu’alam.
Penulis: Rizki Adawiyah, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (ismikiki. http://punyaadawiyah.blogspot.com)
Dengan cuaca panas, pengap di dalam bis yang penuh sesak, penuh berisi beragam orang dari beragam aktivitas. Menghadapi pak kenek bis yang seolah tak punya hati terus saja memasukkan penumpang pada bis yang nyatanya sudah overload ini. Rasanya ingin sekali teriak, ”don’t push me!!!”, lalu terpikir andaikan saya menjadi bunga mawar, pastinya akan baik sekali. Tidak akan ada yang berani mendorong saya, karena pasti akan terkena duri-duri saya yang tajam, Hehehe … khayalan tingkat tinggi nih.
Sejak awal menjadi pengguna bis umum ini, saya sudah punya trik-trik aman agar tidak harus berdesak-desakan dengan penumpang lain, laki-laki khususnya. Namun terkadang trik-trik ini pun bisa meleset, sehingga kadang tetap saja harus berpasrah dengan kondisi yang ada. Yang sangat disayangkan, tidak semua perempuan dapat memosisikan dirinya dengan aman ketika berada dalam bis yang tak berperi-kewanitaan ini. Sungguh miris rasanya jika harus melihat sesama perempuan mengalami pelecehan-pelecehan di dalam bis ini, apalagi perempuan tersebut adalah akhwat yang saya kenal. Harus bagaimanakah kami sebagai perempuan?
Ya. Perempuan. Betapa menjadi seorang perempuan itu penuh fitnah dan ujian bukan?
Teringat ketika membaca shiroh Nabawi, bahwasanya disana jelas, ketika masa jahiliah dulu dimana Nabi Muhammad belum diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak, perempuan berada pada titik terendah. Bayi-bayi perempuan yang lahir merupakan aib bagi keluarga, maka harus dibunuh, dikubur hidup-hidup. Laki-laki berhak menikah dengan berapapun banyaknya perempuan dan dengan siapapun yang dia inginkan, bahkan dengan ibunya atau saudara perempuannya sekalipun. Sungguh perempuan pada masa itu tidak ada nilainya sama sekali.
Lantas hadirlah Rasulullah. Sang rembulan penerang kegelapan. Beliau mengangkat tinggi derajat para perempuan. Maka inilah penyetaraan gender yang sesungguhnya. Dari kerendahan yang sangat, Rasulullah membawa kaum perempuan ke derajat tertinggi. Perempuan kini berhak atas hidupnya sendiri.
Perempuan pun semakin ditinggikan derajatnya dengan turunnya perintah menutup aurat atau berhijab.
"Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (QS Al.Ahzab; 59)
Betapa indah dan menyeluruhnya agama Islam ini bukan?
Kembali ke kasus yang saya hadirkan di awal, betapa saat ini perempuan seolah kembali ketitik nol nilainya. Penggunaan kendaraan umum khususnya bis kota yang menyebabkan bercampur baurnya antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim menunjukan kemerosotan nilai tersebut. Perempuan seolah tak diberi pilihan lain dalam masalah ini. Kebutuhan akan berkendara mengharuskan kami wara-wiri pulang pergi dengan kendaraan umum. Terutama bagi para perempuan yang belum bersuami, tidak ada yang siap sedia untuk selalu mengantar-jemputnya ke berbagai tempat. Maka bis kota sebagai sarana transportasi yang tergolong murah meriah selalu menjadi pilihan utama para perempuan.
Yang sangat disayangkan pula adalah kurang pedulinya kaum perempuan terhadap dirinya sendiri. Dengan tidak menjaga auratnya, menggunakan pakaian-pakaian tak layak yang tentu saja akan menggoda para lelaki hidung belang untuk melakuka pelecehan. Sungguh ironis sekali bukan?
Untuk memperbaiki itu semua adalah merupakan PR kita bersama. Masyarakat, aktivis dakwah dan tentu saja pemerintah setempat yang memiliki kewenangan atas segala kebijakan-kebijakan terkait masalah transportasi di negara kita ini.
Dengan menyeimbangan antara usaha memperbaiki akhlak atau moral masyarakat setempat serta didukung oleh kebijakan-kebijakan pemerintah terkait hal-hal tersebut, maka sedikit demi sedikit tindak kriminal dan pelecehan seksual yang ada terhadap perempuan akan dapat dikurangi.
Berkaca dari negara-negara lain, betapa pemerintah kita sudah cukup tertinggal untuk masalah yang satu ini. Pemerintah Malaysia sejak April 2010 sudah menyediakan gerbong khusus perempuan di jalur Kuala Lumpur-Port Klang. Pemberlakuan itu untuk menghormati perempuan muslim. Itu pula yang terjadi di Mumbai, India. Pemerintah kota itu mengadakan bis dan gerbong khusus perempuan sejak tahun 2007. Bahkan di Bangkok, Thailand, pun demikian. Bis khusus perempuan tak hanya melayani rute dalam kota, tetapi juga luar kota. Sedangkan di Jepang, Nepal dan Filipina, pengadaan angkutan khusus perempuan sudah ada sejak lama.
Di Indonesia pun pada awal 2007 silam sudah diadakan launching bis khusus perempuan di Pekanbaru. Namun ini belum berdampak banyak bagi para perempuan, di kota- kota besar khususnya seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, yang angka pelecehannya agak tinggi.
So, kami kaum perempuan menanti kebijakan para pemerintah terkait permasalah transportasi ini. Semoga kita semua selalu dalam lindungan dan petunjukNya. Wallahu’alam.
Penulis: Rizki Adawiyah, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (ismikiki. http://punyaadawiyah.blogspot.com)
"Facebook" Kamu, "Harimau" Kamu
Curhat, curhat, share, share lalu tunggu komentar teman, begitulah aktivitas akhwat dan ummahat yang sadar IT. Yap, bagi yang banyak waktu luang, banyak masalah dan pastinya banyak uang amat rentan kecanduan share di jejaring sosial. Tapi, ada aturan main di dunia maya yang sebenarnya mirip aturan di dunia sebenarnya, kenapa saya bilang mirip?
Semua berawal dari fenomena (kegelisahan saya sebenarnya), bahwa ada yang membedakan gaya bersosialisasi di dunia maya dan dunia riil. Paling gampang adalah, ada akhwat atau ummahat yang di dunia riil sangat menjaga pergaulan dengan nonmahrom tapi sayangnya di dunia maya dia punya banyak teman laki-laki nonmahrom yang akan dengan mudahnya nimbrung komentar di tiap statusnya.
Well, kita berjuang ghadul bashor di lingkungan sekitar atau kampus tapi bebas ber “hai” ria di jejaring sosial, buat apa kita diam membisu saat bertemu tapi di jejaring social kita saling curhat, Masya Alloh. Bukankah aturan menjaga muru’ah (kehormatan diri) juga berlaku dimanapun kita berada, termasuk di dunia maya sekalipun. Jika kita bisa mengaplikasikan aturan main menjaga pergaulan dan menjaga izzah di dunia riil, mestinya kita juga bisa dan mau menerapkannya di dunia maya. Bahkan dalam mendakwahi lawan jenispun ada SOP-nya, tidak dengan dalih berdakwah lantas kita terima ikhwan-ikhwan jadi teman “maya” kita.
Saya merasa cemburu saat ada ummahat yang notabene mengerti ajaran menjaga izzah tapi teman nonmahrom di akunnya banyak banget. Tiap update status ikhwan-ikhwan juga ikutan komentar, waduh suaminya apa tidak cemburu ya?. Mengapa aturan menjaga pandangan dan menjaga izzah seolah memudar hanya karena kita tidak ketemu langsung face to face, padahal kalau dipikir, komentar di tiap status kan sama saja dengan kirim SMS, berarti sama saja kita sedang SMS-an dengan nonmahrom, curhat-curhatan dan cekakak cekikik bukan dengan suami kita?. Termasuk memajang foto tercantik kita yang dapat dilihat dengan mudahnya oleh ikhwan nonmahrom, sebaiknya dihindari, hatta dalam foto itu kita memakai cadar.
Semua itu untuk menjaga agar kita tidak menjadi fitnah (ujian dan cobaan) bagi orang lain, tidakkah terpikir oleh kita, bisa jadi foto kita tengah dikagumi oleh laki-laki bukan mahrom kita atau suami wanita lain. Ahsan, foto cantik kita digantikan simbol seperti bunga dan pemandangan untuk menjaga hati siapapun yang melihatnya. Bukankah syariat kita menjaga dan menutup celah bagi timbulnya kerusakan, sekecil apapun.
Poin penting dalam berjejaring sosial adalah kita harus merasa bahwa Alloh pasti sedang mengawasi tiap gerak-gerik kita, jadi mari kita terapkan sikap cerdas dalam memilah dan memilih teman. Jika ia bukan mahrommu, sebaiknya tidak berteman dengannya karena manusia adalah tempatnya khilaf dan kita tahu betul bahwa hati wanita mudah goyah (paling terasa saat haid, jadi gampang moody). Apalagi kembali merajut pertemananan dengan mantan atau seseorang yang pernah kita suka, ini big NO, NO deh! Hindari sekuat mungkin meng-add-nya. Insya Alloh, berteman dengan wanita saja atau mahrom kita, pasti jauh lebih menenangkan jiwa dan tentunya jika dibarengi niat untuk saling amar ma’ruf nahi munkar akan mendapat pahala, Insya Alloh.
Marilah akhwat dan ummahat yang baik nan salihah, tetap jaga kehormatan kita dimanapun dan kapanpun plus berhati-hati dalam bersikap maupun bertutur. Seperti yang pernah dilansir sebuah situs ternama bahwa penyebab tertinggi perceraian di Jawa Barat adalah akibat Facebook.
Jejaring sosial merk apapun tergantung pemakainya, jika pemakainya cerdas maka ia sukses memiliki jaringan (terutama bagi yang berjualan via OS), tapi jika memperturutkan hawa nafsu dan tak berilmu maka jejaring sosial hanya akan menjadi jurang gelap berbuah sesal dan dosa, Naudzubillahi min Dzalik. Wallahu a’lam.
(Penulis: Dian, ibu rumah tangga tinggal di Ambon)
Semua berawal dari fenomena (kegelisahan saya sebenarnya), bahwa ada yang membedakan gaya bersosialisasi di dunia maya dan dunia riil. Paling gampang adalah, ada akhwat atau ummahat yang di dunia riil sangat menjaga pergaulan dengan nonmahrom tapi sayangnya di dunia maya dia punya banyak teman laki-laki nonmahrom yang akan dengan mudahnya nimbrung komentar di tiap statusnya.
Well, kita berjuang ghadul bashor di lingkungan sekitar atau kampus tapi bebas ber “hai” ria di jejaring sosial, buat apa kita diam membisu saat bertemu tapi di jejaring social kita saling curhat, Masya Alloh. Bukankah aturan menjaga muru’ah (kehormatan diri) juga berlaku dimanapun kita berada, termasuk di dunia maya sekalipun. Jika kita bisa mengaplikasikan aturan main menjaga pergaulan dan menjaga izzah di dunia riil, mestinya kita juga bisa dan mau menerapkannya di dunia maya. Bahkan dalam mendakwahi lawan jenispun ada SOP-nya, tidak dengan dalih berdakwah lantas kita terima ikhwan-ikhwan jadi teman “maya” kita.
Saya merasa cemburu saat ada ummahat yang notabene mengerti ajaran menjaga izzah tapi teman nonmahrom di akunnya banyak banget. Tiap update status ikhwan-ikhwan juga ikutan komentar, waduh suaminya apa tidak cemburu ya?. Mengapa aturan menjaga pandangan dan menjaga izzah seolah memudar hanya karena kita tidak ketemu langsung face to face, padahal kalau dipikir, komentar di tiap status kan sama saja dengan kirim SMS, berarti sama saja kita sedang SMS-an dengan nonmahrom, curhat-curhatan dan cekakak cekikik bukan dengan suami kita?. Termasuk memajang foto tercantik kita yang dapat dilihat dengan mudahnya oleh ikhwan nonmahrom, sebaiknya dihindari, hatta dalam foto itu kita memakai cadar.
Semua itu untuk menjaga agar kita tidak menjadi fitnah (ujian dan cobaan) bagi orang lain, tidakkah terpikir oleh kita, bisa jadi foto kita tengah dikagumi oleh laki-laki bukan mahrom kita atau suami wanita lain. Ahsan, foto cantik kita digantikan simbol seperti bunga dan pemandangan untuk menjaga hati siapapun yang melihatnya. Bukankah syariat kita menjaga dan menutup celah bagi timbulnya kerusakan, sekecil apapun.
Poin penting dalam berjejaring sosial adalah kita harus merasa bahwa Alloh pasti sedang mengawasi tiap gerak-gerik kita, jadi mari kita terapkan sikap cerdas dalam memilah dan memilih teman. Jika ia bukan mahrommu, sebaiknya tidak berteman dengannya karena manusia adalah tempatnya khilaf dan kita tahu betul bahwa hati wanita mudah goyah (paling terasa saat haid, jadi gampang moody). Apalagi kembali merajut pertemananan dengan mantan atau seseorang yang pernah kita suka, ini big NO, NO deh! Hindari sekuat mungkin meng-add-nya. Insya Alloh, berteman dengan wanita saja atau mahrom kita, pasti jauh lebih menenangkan jiwa dan tentunya jika dibarengi niat untuk saling amar ma’ruf nahi munkar akan mendapat pahala, Insya Alloh.
Marilah akhwat dan ummahat yang baik nan salihah, tetap jaga kehormatan kita dimanapun dan kapanpun plus berhati-hati dalam bersikap maupun bertutur. Seperti yang pernah dilansir sebuah situs ternama bahwa penyebab tertinggi perceraian di Jawa Barat adalah akibat Facebook.
Jejaring sosial merk apapun tergantung pemakainya, jika pemakainya cerdas maka ia sukses memiliki jaringan (terutama bagi yang berjualan via OS), tapi jika memperturutkan hawa nafsu dan tak berilmu maka jejaring sosial hanya akan menjadi jurang gelap berbuah sesal dan dosa, Naudzubillahi min Dzalik. Wallahu a’lam.
(Penulis: Dian, ibu rumah tangga tinggal di Ambon)
Langganan:
Postingan (Atom)