Delisa dia adalah satu dari sekian
anak yang tinggal dikomplek kami. Awal kami dateng umurnya baru 3 tahun.
Kemarin dia bilang, “Lisa dah 4 tahun dah sekarang, Lisa nak sekolah, di TK
Assalam” katanya dengan penuh percaya diri. Salah satu cara untuk membuatnya
bahagia sampai kelangit adalah dengan memberikan respon positif atau penghargaan.
“TK-nya kaka Dea khan De??” Delisa mengangguk.
Masih segar dalam ingatan saat dua
bocah kecil kakak beradik datang malu-malu dengan sangat pelan mengucapkan
salam kemudian bersalaman. Hari itu awal kami pindahan kekomplek perumahan ini.
Lama berselang Delisa-lah yang paling
konsisten. Delisa kekeh pergi mengaji, dia tidak bergantung pada kakak maupun
abangnya. Walau dia sangat bersuka cita
ketika kakaknya datang. Pernah suatu ketika dia berangkat seorang kemudian
menghampiri Ian yang ternyata tengah ke dokter, lama berdiri didepan rumah Ian
air matanya runtuh juga,mba lakha yang melihat kejadian itu kemudian menggendongnya sampai rumah kami. Jika kakak dan abangnya tidak berangkat dia biasa diantar mamanya atau
abangnya . Pokoknya delisa mau ngaji. Kami
jadi berfikir bagaimana cara dia minta
diantarkan,karna anak ini gengsinya cukup tinggi.
Suatu sore dia pernah berangkat sendirian dan
dikeluhkan kawannya "kau niiihh kami tunggu lama benar!!" jawabnya
" Lisa berani dah berangkat seorang" sambil tersenyum bangga kemudian mendekatiku
"assalamu'alaykum tante" sembari bersalaman. Tidak lama setelah itu
dia sudah berlarian kesana kemari, maen tapuk pipit lah(petak umpet), maen taba
(Sulamanda), atau mejikuhibiniu, kotak pos de el el. Yah ngaji sembari bermain,
ngajinya lepas maghrib biasa jam 5 sore dah dateng. sebenarnya diapun belum
terlalu mengerti, kakaknya pengen ngajinya runut dipelajari halaman demi
halaman jadi cepat jauh dan itu bisa meningkatkan reputasi kakanya. Tapi delisa
ngajinya masih suka-suka. dihalaman mana dia menemukan ketertarikan disitulah
ngajinya. Hal itu berlangsung cukup
lama. Satu bulan ini dia mulai ngaji
sungguhan, sepertinya dia telah menemukan cara untuk bisa membaca al qur'an
seperti kakak dan abangnya. yah urut dari jilid pertama. aku ingat ketika dia
tiba-tiba mau ngaji denganku" delisa ngaji dengan siape?" . Dia
bilang " tante" hari itu delisa ngaji jilid pertama "tunggu lo
ya tante, mane yeh semalem lisa ngaji dengan om??" tangannya sibuk
membolak-balikan iqronya. Tidak lama
kemudian dia menemukan halaman yang dia cari. Kemudian dia mengaji, selesai
mengaji dia lupa iqronya langsung ditutup begitu saja. Dengan ekspresi yang
sangat menyesal dia berkata “yaaah, lupa kasih tanda pula??!!”. Batinku “pentingkah
de...”hehe. Lucu sekali tengok wajahnya.
1 komentar:
Hana Makasih dah singgah^_^
Posting Komentar