Juni 03, 2012

Delisa dg Semangat yang Membuncah

Delisa dia adalah satu dari sekian anak yang tinggal dikomplek kami. Awal kami dateng umurnya baru 3 tahun. Kemarin dia bilang, “Lisa dah 4 tahun dah sekarang, Lisa nak sekolah, di TK Assalam” katanya dengan penuh percaya diri. Salah satu cara untuk membuatnya bahagia sampai kelangit adalah dengan memberikan respon positif atau penghargaan. “TK-nya kaka  Dea khan De??”  Delisa mengangguk.
Masih segar dalam ingatan saat dua bocah kecil kakak beradik datang malu-malu dengan sangat pelan mengucapkan salam kemudian bersalaman. Hari itu awal kami pindahan kekomplek perumahan ini.
Lama berselang Delisa-lah yang paling konsisten. Delisa kekeh pergi mengaji, dia tidak bergantung pada kakak maupun abangnya. Walau  dia sangat bersuka cita ketika kakaknya datang. Pernah suatu ketika dia berangkat seorang kemudian menghampiri Ian yang ternyata tengah ke dokter, lama berdiri didepan rumah Ian air matanya runtuh juga,mba lakha yang melihat kejadian itu  kemudian menggendongnya   sampai rumah kami. Jika  kakak dan abangnya tidak  berangkat dia biasa diantar mamanya atau abangnya . Pokoknya  delisa mau ngaji. Kami  jadi berfikir bagaimana cara dia minta diantarkan,karna anak ini gengsinya cukup tinggi.
Suatu  sore dia pernah berangkat sendirian dan dikeluhkan kawannya "kau niiihh kami tunggu lama benar!!" jawabnya " Lisa berani dah berangkat seorang" sambil  tersenyum bangga kemudian mendekatiku "assalamu'alaykum tante" sembari bersalaman. Tidak lama setelah itu dia sudah berlarian kesana kemari, maen tapuk pipit lah(petak umpet), maen taba (Sulamanda), atau mejikuhibiniu, kotak pos de el el. Yah ngaji sembari bermain, ngajinya lepas maghrib biasa jam 5 sore dah dateng. sebenarnya diapun belum terlalu mengerti, kakaknya pengen ngajinya runut dipelajari halaman demi halaman jadi cepat jauh dan itu bisa meningkatkan reputasi kakanya. Tapi delisa ngajinya masih suka-suka. dihalaman mana dia menemukan ketertarikan disitulah ngajinya. Hal  itu berlangsung cukup lama. Satu  bulan ini dia mulai ngaji sungguhan, sepertinya dia telah menemukan cara untuk bisa membaca al qur'an seperti kakak dan abangnya. yah urut dari jilid pertama. aku ingat ketika dia tiba-tiba mau ngaji denganku" delisa ngaji dengan siape?" . Dia bilang " tante" hari itu delisa ngaji jilid pertama "tunggu lo ya tante, mane yeh semalem lisa ngaji dengan om??" tangannya sibuk membolak-balikan iqronya. Tidak  lama kemudian dia menemukan halaman yang dia cari. Kemudian dia mengaji, selesai mengaji dia lupa iqronya langsung ditutup begitu saja. Dengan ekspresi yang sangat menyesal dia berkata “yaaah, lupa kasih tanda pula??!!”. Batinku “pentingkah de...”hehe. Lucu sekali tengok wajahnya.

1 komentar:

sHafuraLaya mengatakan...

Hana Makasih dah singgah^_^