Taqobalaloohu
Minna Waminkum
By Bimbo
Kumandangnya takbir mulai bergema
Selesailah sudah puasa kita
Wajah pun berseri penuh gembira
Esok lebaran tiba
Sholat ied bersama dipagi hari
Amatlah hikmatnya sepenuh hati
Bersatulah kami dalam doa
Tuhan ampuni kami
Taqobalaloohu minna waminkum
Washiyamana washiyamakum
Mudiknya lebaran dimana-mana
Pulang kekampung amatlah bermakna
Meskipun jauh ditempuhnya juga
Jangan paksakan diri
Makanlah ketupat rasanya nikmat
Bermaaf-maafkan bersihkan dosa
Jangan lupakan yang tidak mampu
Agar
semua gembira
Menjelang hari raya nasyid ini menjadi terasa
semakin bermakna bagiku saat menjadi anak rantau bersama suami tersayang. Dari
jawa ke borno. He..sebuah perjalanan panjang yang membuat lebih dekat dengan
anak-anak ketimbang rumah sakit. Wajar saja karna setiap hari hampir selalu
bersama mereka.
So what?! apa yang ada dikepala kalian saat
mendengar kata borno?. Pada awalnya saat aku masih dirumah sakit hampir setiap
hari aku membaca cerbung bang tere (Tereliye, Kau Aku dan Kota Kita, post di
facebook) yang kemudian diterbikan oleh Gramedia dg judul Kau, Aku dan Sepucuk
Angpau Merah. Membaca membuat kepalaku menerjemahkan, menggambarkan apa yang
telah dituliskan oleh bang tere. Eh, ga taunya ga lama setelah itu, aku terbang
kesini, sebuah kota yang terbelah sungai kapuas, PONTIANAK.
Yeeah...aku lihat kapuas!!! Aku menginjakkan
kaki pertama kali 20 juli 2011, walaupun sempat tertidur dari CGK(cengkareng)
ternyata aku dikasih kesempatan untuk melihat indahnya malam hari dari balik
jendela pesawat. Dua buah jembatan panjang dengan arus lintas lalu lintas cukup padat, lampu-lampu yang gemerlapan,
juga kapal-kapal kecil dimataku yang akan merapat kepelabuhan. Subhanalloh, ada
keindahan lain. Yah dari dulu aku pengin lihat sunrise dari balik jendela pesawat,
hari itu memang belum, tapi apa yang kulihat malam itu pun teramat indah,
sunrise hanya tinggal menunggu waktu.
Anak-anak, hoho...sungguh sebuah dunia yang
menyenangkan. Fitrahnya yang cenderung pada kebaikan, tingginya imajinasi
kadang akupun belum sampai kesana, polosnya pemikiran mengukir senyum,
ketulusannya menyentuh hati, senyum dari gigi tikusnya yang menawan hati,
bandelnya yang bikin gemas,?! Aku masih belajar tentang mereka, anak-anak.
Qaulan sadiida.
Anak-anak itulah yang dengan begitu
antusiasnya mengenalkanku pada tanah ponti. “ Tente tau ini itu bla bla...”.
awal mendengar percakapan mereka, rasanya aneh, mereka ngomongnya cepat dan
sangat ekspresif. Contah gini “Papanya sony....dapat kalong,
besaaaaaaaaaaaaaaa” sembari membentangkan kedua tangannya, konsonan diakhir
kata tak terlalu nampak.
Dokter hewan (calon). Anak yang satu ini
umurnya 5 lebih, tahun ini rencananya mulai masuk sekolah, MIN terpadu
dikomplek Palestin Indah Pal V yang dia pilih. Dia paling tidak terima kalo
dibilang masih kecil “Se*ma dah 6 tahun tante” begitu katanya. Kenapa disebut
sang calon dokter hewan? Dia memang punya kecenderungan dengan binatang. Biasa
kami jalan-jalan atau bersepeda untuk kasih makan sapi dan kambing, belum lagi
koleksi boneka binatangnya yang sangat banyak, keluarga memang mengenalkannya,
menjadikan dia dekat. Bungsu dari 4 bersaudara ini senang bermain-main dengan
anak kecil. Sesekali ada kelahi, “ Bukan kak neneng, Kak Se*ma bah, sekali lagi
bilang kak neneng qite ta jawab ye...”
Haha..ribut nama ga ada yang mau ngalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar