Juni 22, 2012

Menyambut Idul Fitri, Mudik Mudik....

Taqobalaloohu Minna Waminkum
By Bimbo

Kumandangnya takbir mulai bergema
Selesailah sudah puasa kita
Wajah pun berseri penuh gembira
Esok lebaran tiba

Sholat ied bersama dipagi hari
Amatlah hikmatnya sepenuh hati
Bersatulah kami dalam doa
Tuhan ampuni kami

Taqobalaloohu minna waminkum
Washiyamana washiyamakum

Mudiknya lebaran dimana-mana
Pulang kekampung amatlah bermakna
Meskipun jauh ditempuhnya juga
Jangan paksakan diri

Makanlah ketupat rasanya nikmat
Bermaaf-maafkan bersihkan dosa
Jangan lupakan yang tidak mampu
Agar  semua gembira

Menjelang hari raya nasyid ini menjadi terasa semakin bermakna bagiku saat menjadi anak rantau bersama suami tersayang. Dari jawa ke borno. He..sebuah perjalanan panjang yang membuat lebih dekat dengan anak-anak ketimbang rumah sakit. Wajar saja karna setiap hari hampir selalu bersama mereka.

So what?! apa yang ada dikepala kalian saat mendengar kata borno?. Pada awalnya saat aku masih dirumah sakit hampir setiap hari aku membaca cerbung bang tere (Tereliye, Kau Aku dan Kota Kita, post di facebook) yang kemudian diterbikan oleh Gramedia dg judul Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah. Membaca membuat kepalaku menerjemahkan, menggambarkan apa yang telah dituliskan oleh bang tere. Eh, ga taunya ga lama setelah itu, aku terbang kesini, sebuah kota yang terbelah sungai kapuas, PONTIANAK.

Yeeah...aku lihat kapuas!!! Aku menginjakkan kaki pertama kali 20 juli 2011, walaupun sempat tertidur dari CGK(cengkareng) ternyata aku dikasih kesempatan untuk melihat indahnya malam hari dari balik jendela pesawat. Dua buah jembatan panjang dengan arus lintas lalu lintas  cukup padat, lampu-lampu yang gemerlapan, juga kapal-kapal kecil dimataku yang akan merapat kepelabuhan. Subhanalloh, ada keindahan lain. Yah dari dulu aku pengin lihat sunrise dari balik jendela pesawat, hari itu memang belum, tapi apa yang kulihat malam itu pun teramat indah, sunrise hanya tinggal menunggu waktu.

Anak-anak, hoho...sungguh sebuah dunia yang menyenangkan. Fitrahnya yang cenderung pada kebaikan, tingginya imajinasi kadang akupun belum sampai kesana, polosnya pemikiran mengukir senyum, ketulusannya menyentuh hati, senyum dari gigi tikusnya yang menawan hati, bandelnya yang bikin gemas,?! Aku masih belajar tentang mereka, anak-anak. Qaulan sadiida.

Anak-anak itulah yang dengan begitu antusiasnya mengenalkanku pada tanah ponti. “ Tente tau ini itu bla bla...”. awal mendengar percakapan mereka, rasanya aneh, mereka ngomongnya cepat dan sangat ekspresif. Contah gini “Papanya sony....dapat kalong, besaaaaaaaaaaaaaaa” sembari membentangkan kedua tangannya, konsonan diakhir kata tak terlalu nampak.

Dokter hewan (calon). Anak yang satu ini umurnya 5 lebih, tahun ini rencananya mulai masuk sekolah, MIN terpadu dikomplek Palestin Indah Pal V yang dia pilih. Dia paling tidak terima kalo dibilang masih kecil “Se*ma dah 6 tahun tante” begitu katanya. Kenapa disebut sang calon dokter hewan? Dia memang punya kecenderungan dengan binatang. Biasa kami jalan-jalan atau bersepeda untuk kasih makan sapi dan kambing, belum lagi koleksi boneka binatangnya yang sangat banyak, keluarga memang mengenalkannya, menjadikan dia dekat. Bungsu dari 4 bersaudara ini senang bermain-main dengan anak kecil. Sesekali ada kelahi, “ Bukan kak neneng, Kak Se*ma bah, sekali lagi bilang kak neneng qite ta jawab ye...”
Haha..ribut nama ga ada yang mau ngalah.

Tidak ada komentar: