Juli 28, 2012

DIENUL ISLAM , INILAH AKAR MASALAH KEHIDUPAN

Yusuf Mansur Network- Jamaah yang dirahmati Allah, ini sumber masalah mohon dibaca dengan seksama agar kita tidak celaka. Karena semua kehidupan itu berfinal di 3 pertanyaan Kubur yaitu, Siapa Robb-Mu, Apa Agama Dienmu, Dan siapakah Nabimu. Ketiga pertanyaan malaikat kubur dapat kita jawab bila kita komitmen dengan keimanan terhadap setiap pertanyaan. Dan ini bukanlah hafalan, karena iman dan amal yang bisa menjawab atas izin Allah SWT. Disana gak ada tipuan, gak ada alasan buat kita lari, karena inilah ujian sebenarnya dimana kita diuji oleh keimanan kita sendiri.

Ujian dari dahulu kala soal Agama, gigihnya bilal mempertahankan agamanya, teguhnya aisyiah walaupun direbus dikuali mendidih demi mempertahankan agamanya, dan kenapa kebanyakan pembesar dan penguasa menolak diajak masuk kepada agamanya Allah, dan apa arti sebenarnya agama, dimana agama disebut dalam bahasa Qur'an sebagai Dien.

Mulailah kita muhasabah, Kenapa bangsa indonesia yang notabene mayoritas beragama islam selalu ditimpa musibah bencana alam.?Aceh yang serambi Mekkah malah ditimpa tsunami. Padang yang bersandikan Kitabullah malah ditimpa gempa bumi? padahal Allah sudah berjanji dalam QS 7 : 96:” Jikalau sekiranya penduduk negri beriman dan bertaqwa pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”. Ada apa dengan Padang dan Aceh? Apakah itu azab atau cobaan dari Allah?

Sebagai seorang yang mengaku muslim dan mau berfikir tentunya akan mengambil pilihan terhadap pencarian informasi mengenai tujuan hidup ini kepada sumber informasi yang valid dan terpercaya tiada lain adalah Kitabullah Al Quran sebagai petunjuk yang jelas, Menurut Allah tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengabdi kepada Nya QS 51 : 56

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

( Agama Islam berbeda dengan Dienul Islam secara bahasa )

Akar masalah karena kebanyakan kita tidak memahami ayat-ayat Allah, tidak menjadikan Al Quran sebagai petunjuk. Al Quran hanya sekedar menjadi symbol-simbol agama yang secara prinsip dan nilainya jauh dari implementasi dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu perlu sekali bagi kita yang lahir dari AGAMA Islam Untuk memahami tentang DIENUL Islam agar kita tidak salah dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita.

Janganlah sampai kita salah memahami tentang Dien Islam. Padahal DIEN dalam bahasa Al Quran berbeda dengan artian Agama seperti umumnya, ada statement Allah menyatakan dalam Al Quran surat 3 : 19

“Sesungguhnya DIEN (agama) yang diridhoi Allah adalah Agama Islam” INNADIENA INDALLAAHIL ISLAM

Makna kata Dien yang dimaksud oleh Al Quran sangat berbeda dengan istilah agama yang sumbernya dari bahasa Sansekerta yaitu A: tidak dan Gama: kacau, jadi arti agama: tidak kacau. Istilah agama memiliki dua unsur yaitu credo (kepercayaan) dan Ritualism (Aktivitas Ritual). Dan istilah agama hanya berlaku pada alam manusia dan bukan alam materi,hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dien Islam menurut ajaran wahyu (Kitab-kitab Allah) tidak hanya terdiri dari credo (Kepercayaan), Ritualism (Aktifitas Ritual) tetapi juga mengandung Norm (Aturan / Hukum).Dien mengandung norma / hukum pandangan hidu[, the way of life, pedoman dikeseluruhan kehidupan, ini dapat kita lihat pada ayat-ayat Al Quran berikut ini:

QS Al Fatihah ayat 4: MALIKIYAUMID-DIEN

“Yang memliki hari tegaknya DIEN - Hukum (Hari Pembalasan)”

QS An Nuur ayat 2:

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka deralah tiap-tiap orang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan DIEN (Hukum Allah) jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman”

QS Yusuf ayat 76:

“Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut DIEN undang-undang raja”

Jadi Dien menurut Al Quran adalah suatu system atau Hukum yaitu aturan hidup dan kehidupan ciptaan Allah yang harus dipatuhi oleh seluruh makhlukNya demi terciptanya suatu tatanan kehidupan yang harmonis dan setimbang, damai dan sejahtera. Bila kita mencerna lebih dalam dari kata agama akan timbul pertanyaan tepatkah kata Dien diartikan agama?

Dengan Argumentasi tersebut cukup kiranya diambil kesimpulan bahwa arti Dien tidaklah sama dengan agama. Karena berbicara Dien tidak hanya sebatas berbicara kehidupan moral dan budi pekerti yang harus ditaati oleh manusia saja. Namun berbicara Dien ternyata menyangkut kehidupan alam semesta (langit dan bumi) termasuk didalamnya manusia bagian dari alam semesta.QS Ali Imran ayat 83:

“ Maka apakah mereka mencari Dien yang lain dari Dien Allah, padahal kepada-Nyalah menyerahkan diri (aslama) segala apa yang dilangit dan bumi baik secara sukarela maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”

Kata Islam berdasarkan Bahasa Arab dari akar kata aslama-yuslimu-islaman, yang artinya menyerahkan diri, tunduk dan patuh. Jadi kata Islam bermakna “kepatuhan” kepada Dien atau Hukum Allah. Dengan demikian makna Dien Al Islam adalah Sistem kepatuhan kepada Hukum Allah. Maka mengertilah kita mengapa Allah menyatakan bahwa segala apa yang ada di langit dan di bumi “aslama” kepada Nya berdasarkan QS 3: 83 bahwa setiap makhluk yang ada dialam semesta ini baik makhluk materi, nabati, hewani maupun insani telah diundangkan untuk hidup menurut hukum yang di maqodirkan atasnya baik secara sukarela maupun terpaksa semua makhluk aslama (tunduk dan patuh) kepada Dien atau Hukum Allah.

Dien Al Islam sudah sempurna sejak mula pertama diajarkan kepada umat manusia, QS 30 : 30

“ Maka hadapkanlah wajah (pandangan hidupmu) dengan lurus kepada Dien Allah; yaitu fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada Dien ciptaan Allah. Itulah Dien yang benar tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”

Sebagai seorang yang mengaku muslim dan mau berfikir tentunya akan mengambil pilihan terhadap pencarian informasi mengenai tujuan hidup ini kepada sumber informasi yang valid dan terpercaya tiada lain adalah Kitabullah Al Quran sebagai petunjuk yang jelas, Menurut Allah tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengabdi kepada Nya QS 51 : 56

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”

Suatu pengabdian sah menurut Allah manakala pengabdian tersebut harus berdasarkan ilmu QS 17 : 36

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya.”

Suatu pengabdian tanpa ilmu maka tidak sah dimata Allah, kenapa hal tersebut perlu kita kaji, hal ini tentunya untuk mengingatkan kita bahwa banyak diantara kita yang beragama islam karena faktor keturunan yang merasa cukup dan puas dengan perilaku ibadah yang telah diduplikasi secara turun temurun dari lingkungan tempat tinggal kita dan tempat pembelajaran, pengajian, pesantren dan lain-lain. Salah satu contoh Kita beragama islam karena kebetulan kita lahir dari orang tua yang beragama islam dan dalam lingkungan islam. Jikalau kita lahir dari orang tua yang beragama nasrani kemungkinan besar saat ini kita beragama nasrani, artinya bisa saja kita menganut dien islam bukan karena kita betul-betul memahami berdasarkan ilmu bahwa islam adalah Dien yang haq dan diridhoi Allah, tetapi karena faktor nenek moyang. Padahal Al Quran sudah mengingatkan kita dalam surat Al maidah ayat 104 :

” Apabila dikatakan kepada mereka: ” Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab:” Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami mengerjakannya”. dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak pula mendapat petunjuk?.”

Konsekuensi dari satu pola hidup yang tidak peduli terhadap pencarian tentang pola pengabdian yang haq menurut Al Quran yang menggunakan indra fital yang fitrah bagi manusia tertera didalam surat Al A’rof ayat 179

” Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahannam kebanyakan dari golongan jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dan mereka punya telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah, mereka itu seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang yang lalai.”

Dari ayat tersebut jelas sekali bagi orang yang mau mengabdi kepada Allah tanpa ilmu, tidak menjadikan Al Quran sebagai pedoman dalam kehidupan peribadi, keluarga maupun bangsa maka pengabdiannya sia-sia dan nilainya di mata Allah seperti binatang ternak bahkan lebih sesat dari binatang ternak. Melihat dari kondisi sekarang banyak sekali kita temukan di zaman ini manusia-manusia yang bersifat binatang, Fisiknya manusia tapi tidak bersifat manusiawi, tidak peduli dengan kondisi orang lain, yang di utamakan kepentingan pribadi, keluarga, bahkan kelompok atau partainya.

Hal ini terjadi karena mereka tidak memahami ayat-ayat Allah, tidak menjadikan Al Quran sebagai petunjuk. Al Quran hanya sekedar menjadi symbol-simbol agama yang secara prinsip dan nilainya jauh dari implementasi dalam kehidupannya sehari-hari. Oleh karena itu perlu sekali bagi kita yang lahir dari agama islam untuk memahami tentang Dienul Islam agar kita tidak salah dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita.

Tidak ada komentar: